Peran Penting Gerakan Mahasiswa dalam Perjuangan Kaum Buruh

Peran Penting Gerakan Mahasiswa dalam Perjuangan Kaum Buruh

Dalam sistem kapitalisme, kebijakan yang kapitalistik masuk ke segala aspek. Bukan hanya pada kaum buruh melainkan juga pada mahasiswa serta sistem pendidikan pada umumnya. Dapat kita lihat kebijakan disektor pendidikan pada hari ini biaya kuliah yang mahal, penerapan Uang Kuliah Tunggal (UKT), fasilitas yang tidak memadai, kebijakan yang mendesak mahasiswa untuk lulus dengan cepat tetapi tidak diiringi dengan kualitas, dan lain sebagainya. Kondisi demikian menyebabkan mahasiswa menjadi teralienasi dari masyarakat.

Dampak dari kapitalisasi pendidikan, banyak dari mahasiswa yang menganggap remeh kaum buruh karena status sosialnya. Mahasiswa menganggap diri mereka sebagai begawan, dewa, super hero sehingga tidak mau memikirkan masalah kaum buruh apalagi bergerak bersama. Mahasiswa menjadi sibuk dengan dunianya. Orientasi mahasiswa adalah berlomba-lomba untuk lulus dengan cepat serta mendapatkan nilai yang bagus. Walhasil, nilai tadi tidak berguna di lingkungan kesehariannya pada masyarakat sekitar. Padahal dengan sistem pendidikan hari ini, mahasiswa akan bernasib sama dengan kaum buruh. Mahasiswa akan menjadi sebuah komoditas bagi pasar tenaga kerja murah ke depan. 

Lantas sampai kapan mahasiswa terus menyibukkan diri pada dunianya, mengurung dirinya di kelas atau di dalam kampus. Sedangkan di luar sana kaum buruh sedang mati-matian memperjuangkan haknya untuk mendapatkan upah yang layak, sementara anak dari kaum buruh tidak dapat mengenyam pendidikan  karena membantu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Mahasiswa dibandingkan sektor rakyat yang lain (buruh, petani, nelayan, dll) memiliki banyak waktu untuk belajar serta melihat situasi perkembangan masyarakat tertindas.

Ernest Mandel dalam pidatonya pada “Majelis Internasional Gerakan Mahasiswa Revolusioner” memberikan pelajaran bagi kita akan pentingnya gerakan mahasiswa untuk tidak memisahkan diri terhadap perjuangan rakyat lainnya. Ia berbicara mengenai konsepsi Marxis tentang integrasi yang tidak terpisahkan antara teori dan praktek.  ”Makin terasingnya tenaga kerja intelektual ini sedikit banyak menggerakkan perlawanan mahasiswa yang walaupun tidak menduduki posisi sebagai pelopor kelas buruh, dapat menjadi picu peledak di dalam masyarakat luas.”

Menurutnya, mahasiswa memiliki kewajiban menerjemahkan pengetahuan teoretis, yang mereka peroleh di universitas, ke dalam kritik-kritik yang radikal terhadap keadaan masyarakat sekarang dan tentunya relevan dengan mayoritas penduduk. Mahasiswa harus berjuang di dalam universitas dan lebih luas untuk masyarakat. Gerakan mahasiswa harus menghapuskan sekat-sekat sempit ruang kelas yang selama ini mengurung pengetahuannya terhadap situasi perkembangan masyarakat tertindas.

Bung Karno lebih lanjut mempertegas kewajiban mahasiswa untuk berjuang bersama rakyat lainnya, pada pidatonya yang berjudul “Hilangkan Steriliteit Dalam Gerakan Mahasiswa”. Pidato tersebut memberikan pelajaran mendalam bagi gerakan mahasiswa agar tidak mensterilkan diri dari gerakan rakyat lainnya. “Camkan benar-benar: setiap kaum Marhaenis berjuang untuk kepentingan kaum Marhaen dan bersama-sama kaum Marhaen (rakyat tertindas)” (pidato tersebut disampaikan dalam kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia). Kalimat tersebut berati bahwa kaum marhaenis (mahasiswa, dan elemen rakyat lainnya yang berkesadaran revolusioner) harus berjuang bersama, terlibat dalam setiap gerakan rakyat. Itulah alasan mengapa mahasiswa harus ikut serta dalam setiap perjuangan rakyat di luar mereka.

Sejarah pun sudah membuktikan bahwa peran mahasiswa bagi perjuangan rakyat  sangat besar. Misalnya peran mahasiswa dalam perjuangan menghancurkan kediktatoran pemerintahan Soeharto pada tahun 1998, dan peristiwa perjuangan lain pasti ada peran dari mahasiswa di dalamnya. Tentu mahasiswa yang tercatat dalam sejarah bukannya mahasiswa apatis yang hanya sibuk memikirkan diri sendiri. Melainkan mahasiswa yang menurut Antonio Gramsci dikatakan sebagai “Intelektual Organik” artinya sosok intelektual yang tidak netral dan bebas nilai tetapi berpihak kepada masyarakat lemah dan tertindas serta mengerti akar permasalahan yang dihadapi bersama yakni sistem kapitalisme. Mahasiswa juga berkewajiban mengorganisir dirinya berjuang bersama rakyat dan membantu mereka membentuk organisasi perjuangan serta terlibat dalam masalah keseharian masyarakat tertindas.

Bersatunya mahasiswa dengan elemen masyarakat miskin lainnya terutama kaum buruh akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Tentunya dengan disertai perspektif dan teori yang tepat terhadap situasi masyarakat dan perkembangannya, perjuangan dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat dapat tercapai.

Selamat memperingati Hari Buruh Internasional untuk Kaum Buruh di seluruh dunia. Selamat memperingati Hari Kekuatan dan Perlawanan Kaum Buruh. Merdeka!


Ditulis oleh: Angga Kusuma Wijaya, mahasiswa Fisip Unmul