Kabar Deforestasi pada Hari Pohon Sedunia 2019

Kabar Deforestasi pada Hari Pohon Sedunia 2019

Sumber: Christnina

SKETSA - Tepat hari ini, 21 November 2019 merupakan perayaan Hari Pohon Sedunia. Dengan memperingati keberadaan pohon sebagai makhluk yang hidup berdampingan dengan manusia, sudah sepatutnya kita menjaga setiap pohon yang ada di sekitar. Selain membantu manusia dalam berbagai hal, pohon juga menjaga sebuah lahan agar tetap subur.

Namun, kini pepohonan telah berganti menjadi tiang-tiang beton yang kokoh. Berbagai lahan hijau kini tandas dihabisi para kontraktor. Tak jarang, beberapa peristiwa kebakaran hutan yang pernah terjadi merupakan hal yang disengaja oleh manusia, yang ingin memiliki "masa depan" dengan lahan-lahan yang luas. Hal ini dikenal dengan istilah deforestasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deforestasi diartikan sebagai penebangan hutan. Deforestasi terjadi saat area hutan ditebang habis dan diganti dengan bentuk penggunaan lahan lainnya. Istilah lainnya adalah penggundulan hutan yang biasanya dilakukan untuk mengubah fungsi lahan menjadi fungsi lain, seperti pertanian, peternakan, atau permukiman.

Dilansir dari foresteract.com, deforestasi dapat terjadi baik di hutan temperate maupun di hutan hujan tropis. Negara-negara yang memiliki hutan tropis tercatat mengalami deforestasi signifikan. Hal ini didukung dengan deforestasi yang terjadi di hutan hujan tropis.

Hutan hujan tropis memiliki fungsi penting sebagai penyangga kehidupan di bumi yang kaya akan keanekaragaman hayati serta menjadi penyimpan cadangan biomassa karbon. Namun hutan hujan tropis tidak dapat menjalankan fungsinya jika luasannya semakin menyempit.

Untuk mencegah laju deforestasi yang kian mengkhawatirkan, maka munculah sebuah sistem yang bernama penurunan emisi dari deforestasi dan pengrusakan hutan, atau Reduction of Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD). REDD adalah sebuah mekanisme pengurangan deforestasi dan pengrusakan hutan dengan maksud mengurangi emisi dari deforestasi dan kerusakan hutan tersebut.

Saat ini, emisi tataguna lahan menyumbang hampir seperlima (sekitar 6 gt) total emisi dunia, dan hampir seluruhnya terjadi karena deforestasi dan pengrusakan hutan. Sayangnya, meskipun REDD ada pada skala negara, yang seharusnya dapat memonitor bahkan mencegah perpindahan tempat deforestasi (leakage), sistem ini masih belum begitu disoroti.

Setengah dari emisi ini dihasilkan hanya oleh dua negara, yaitu Indonesia dan Brazil. Indonesia menghasilkan emisi dari deforestasi dan perusakan hutan dua kali lipat dari brazil, sehingga deforestasi di Indonesia menyumbang sekitar sepertiga total emisi dari deforestasi dan perusakan hutan.

Yang buat prihatin, Indonesia sebagai penyumbang tujuh persen total emisi dunia marak dengan kebakaran hutan dan lahan serta pembukaan lahan secara besar-besaran. Tahun ini, beberapa provinsi di Indonesia seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua terlalap api dengan sebaran panas sebesar 4.012 titik.

Salah satu yang terbesar terjadi di Riau. Dikutip dari kompas.com, Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur mengatakan, luas hutan dan lahan yang terbakar di Riau sejak 1 Januari hingga 9 September 2019 sebanyak total 6.464 ha. Dampaknya, timbul kabut asap yang mengganggu aktivitas manusia.

Dari setiap peristiwa di atas, dapat dilihat bahwa kerusakan hutan dan hilangnya pepohonan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem pada kehidupan. Meskipun keuntungan dari pembukaan lahan atau pembangunan baru sebagai alih guna fungsi meningkat dan dianggap penting, hal ini tetap tidak sebanding dengan efek yang ditimbulkan.

Bayangkan, apabila 10 hingga 20 tahun ke depan populasi pohon dan keberadaan hutan semakin menipis dan berujung dengan kelangkaan, bagaimana manusia dan makhluk lainnya dapat mempertahankan eksistensinya?

Oleh karena itu, mari kita mulai berbagai langkah kecil sejak dini untuk terus melestarikan pohon-pohon. Kita dapat memulainya dengan menanam pohon di sekitar rumah, membuat kampanye kecil untuk penanaman bibit pohon. Serta mendukung atau mendonasikan sedikit uang untuk membantu berbagai program penghijauan hutan. Selamat hari pohon sedunia! (len/wil)