Sumber Gambar: Unmul
SKETSA – Kabar baik datang dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan bagi mahasiswa yang ingin menantang diri dalam pengembangan perekonomian desa melalui program wirausaha. Kali ini, Wira Desa hadir sebagai wadah untuk menumbuhkan potensi ekonomi desa melalui penguatan karakter dan budaya wirausaha sumber daya manusia (human capital) menuju desa wirausaha secara berkesinambungan dan terukur.
Melalui implementasi kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) menyasar calon peserta yang tergabung dalam unit kegiatan atau lembaga kemahasiswaan guna berpartisipasi dalam Wira Desa.
Berdasarkan surat yang diedarkan oleh kementerian, mahasiswa yang telah menempuh kuliah minimal semester 4 dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2,75 dapat mengikuti kegiatan ini. Selanjutnya, calon peserta dapat mendaftar pada program tersebut hingga 17 Juni 2021 melalui laman dikti.kemendikbud.go.id atau php2d.kemendikbud.go.id. Adapun tema yang diusung kali ini bertajuk “Terwujudnya mahasiswa Indonesia yang memiliki empati tinggi terhadap pembangunan desa melalui transmisi pola pikir dan perilaku wirausaha sebagai implementasi Merdeka Belajar – Kampus Merdeka”
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Encik Akhmad Syaifudin mengaku bahagia dengan pelaksanaan program tersebut. Ia membagikan antusiasmenya kepada Sketsa pada Rabu (2/6) melalui sambungan WhatsApp. Dirinya mengatakan jika Unmul telah menawarkan Wira Desa kepada 14 fakultas di kampus hijau ini.
“Unmul sudah menerima pengumuman PHP2D tahap I. Di mana sekitar 15 lembaga kemahasiswaan baik pada tingkat fakultas maupun universitas telah lolos administrasi,” papar Encik.
Sebelumnya, Unmul telah melakukan tindak lanjut pada program canangan kementerian yang serupa yakni Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). Rangkaian kegiatan tersebut setara dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan memuat nilai 3 SKS selama 6 bulan pelaksanaan.
“Wira Desa merupakan program pelurusan pasca PHP2D. Waktu pemasukan proposal bersamaaan dengan persiapan tahap II PHP2D. Kegiatan hampir bersamaan di desa, dan pelaksananya juga lembaga kemahasiswaan,” jelasnya.
Kendati merasa program tersebut baik bagi mahasiswa, Encik mengaku tidak memaksa mereka dalam mengikuti Wira Desa. Namun, pihak kampus akan selalu membagikan informasi terkait kegiatan yang mampu mengaktualisasi kinerja mahasiswa.
Turut menanggapi perihal tersebut, Ketua Student Enterpeneur Community (SEC), Bella Robhiatul Adawiyah ikut merasakan antusias atas hadirnya Wira Desa bagi mahaiswa. SEC sendiri merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) yang bergerak pada bidang kewirausahaan.
“Tentunya kami menyambut baik program ini. SEC juga memiliki tujuan yang selaras dengan Wira Desa. Yakni untuk membentuk karakter dan mencetak insan kampus yang berkualitas, berjiwa wirausaha, memiliki tanggung jawab dan peduli terhadap kemajuan wirausaha,” kata Bella kepada Sketsa, Sabtu (5/6).
Mengenai pengiriman delegasi SEC pada Wira Desa, ia mengungkapkan jika anggotanya belum ada yang terlibat dalam agenda kerja tersebut. “Sudah banyak teman-teman yang mungkin berminat mengikuti program ini, tapi merasa disulitkan dengan jarak dan beberapa prosedur pencegahan Covid-19,” ucapnya.
Meskipun belum dapat berpartisipasi, dirinya yakin jika program tersebut dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi krisis ekonomi yang melanda akibat pandemi. Khususnya meningkatkan perhatian dalam menanggulangi pengangguran.
“Banyak sekali masyarakat yang terdampak pengurangan karyawan oleh perusahaan, Sehingga, program kewirausahaan mungkin jadi salah satu cara untuk membantu pemulihan ekonomi masyarakat di tengah pandemi,” tutupnya. (syl/rid/len)