Wacana Peleburan UKM Olahraga di Unmul, Bahzar: Upaya Efisiensi Administrasi dan Penyaluran Dana
Sumber Gambar: Instagram @unmulfc.id
SKETSA — Unmul memiliki beragam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), salah satunya adalah UKM Olahraga yang terdiri dari berbagai macam cabang. Banyaknya bidang dari UKM Olahraga yang ada ini kemudian memunculkan inisiatif peleburan oleh pihak universitas.
Pertemuan pun sudah sempat diadakan sebanyak dua kali untuk membahas rencana peleburan UKM Olahraga tersebut. Bertempat di ruang rapat rektorat beberapa waktu lalu, pertemuan pertama dihadiri oleh para ketua dan bendahara UKM. Lalu untuk pertemuan kedua dihadiri oleh ketua dan pembina dari masing-masing UKM Olahraga.
Adapun Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni yakni Mohammad Bahzar beserta jajarannya juga menyertai pertemuan tersebut.
Namun, peleburan UKM Olahraga ini menuai kontra dari para ketua UKM Olahraga. Awak Sketsa berkesempatan menghubungi tiga ketua dari masing-masing UKM olahraga yang ada di Unmul melalui pesan WhatsApp.
Lintang Nurul yang merupakan ketua UKM Bulutangkis menuturkan penyatuan berbagai UKM sebaiknya tidak dilakukan. Pasalnya, setiap UKM olahraga memiliki tujuan yang berbeda.
“Jika dijadikan satu pasti beberapa cabang olahraga yang ada tidak akan berjalan atau tidak akan terlihat. Dikarenakan hanya satu pemimpin yang memimpin jalannya organisasi sedangkan cabang olahraga yang ada di dalamnya bisa dibilang sangat banyak,” ujar Lintang saat diwawancarai oleh Sketsa pada Selasa (21/2).
Lintang berharap apabila semua UKM Olahraga akan digabung, tanggung jawab setiap UKM tetap dikembalikan kepada setiap cabang olahraga itu sendiri.
“Ya harapan saya, walaupun digabung seperti itu tapi setiap cabang olahraga penanggung jawabnya masing-masing. Jangan juga digabung jadi satu,” tutur Lintang.
Penolakan juga datang dari dua ketua UKM lain yaitu Kharis dan Fauzan. Kharis, ketua UKM Sepak Bola dan Futsal yang Sketsa hubungi pada hari yang sama yaitu Selasa (21/2) lalu, menyebutkan dampak dari adanya penggabungan ini akan menjurus terhadap adanya tumpang tindih di antara kepengurusan UKM yang memiliki rumah tangganya masing-masing.
Ia juga menuturkan adanya kekhawatiran menyoal penyaluran dana UKM. Menurutnya, rencana ini akan menimbulkan penyamarataan dana untuk setiap UKM olahraga, sehingga hampir mustahil untuk menyatukan seluruh UKM karena kebutuhan yang berbeda tiap cabangnya.
“Ketakutan saya jika UKM Olahraga dijadikan satu, maka dana-dana yang setiap UKM Olahraga butuhkan disamaratakan. Contoh UKM Bola dan UKM Tapak Suci. tidak mungkin kebutuhannya sama, pasti berbeda-beda. Maka dari itu saya sebagai ketua UKM Sepak Bola menolak digabungnya UKM olahraga menjadi satu,” tegasnya.
Kharis berharap walaupun nantinya para UKM olahraga digabung menjadi satu, pendanaan akan disesuaikan dengan kebutuhan setiap UKM dan tidak adanya penyamarataan.
“Jika ini tetap terlaksana secara paksa maka akan timbulnya pro dan kontra antar UKM Olahraga. Harapan UKM Sepak Bola dan Futsal jika digabungkan adalah dari pihak birokrat tidak menyamaratakan dana-dana setiap UKM Olahraga.”
Satu suara dengan Kharis, Fauzan selaku ketua dari UKM Tapak Suci juga menyinggung soal kepengurusan rumah tangga masing-masing UKM. Menurutnya, peleburan ini berpotensi menimbulkan kendala yang menghambat jalannya roda organisasi. Sebab setiap cabang olahraga memiliki karakteristik dan keautentikan yang berbeda sehingga kepengurusannya hanya bisa dilakukan di pusat cabang olahraga itu sendiri.
Fauzan di sisi lain juga mengkhawatirkan masalah pendanaan UKM. Ia mempertanyakan bagaimana sistem penyaluran dana nantinya jika para UKM olahraga tersebut digabungkan.
“Belum ada transparansi tentang alur penyaluran dananya seperti apa, distribusi dananya seperti apa nanti? Kita di UKM sekarang saja belum terintegrasi, kita masih belum tahu setiap UKM itu dapat berapa untuk penyaluran dana. Kenapa langsung tiba-tiba dijadikan satu kesatuan UKM olahraga?” sebut Fauzan.
Fauzan pun membeberkan hasil dari kedua pertemuan yang telah berlangsung. Terangnya, apabila seluruh UKM Olahraga digabung, maka setiap cabang olahraga akan dilebur dan dibagi menjadi beberapa divisi.
“Setau saya hasil pertemuan pertama dan kedua seluruh UKM olahraga itu dijadikan satu. Jadi tidak ada lagi UKM, misalnya bela diri. Tidak ada UKM Tarung Derajat, UKM Tapak Suci, PSHT, hanya ada satu yaitu divisi bela diri, gitu.” terangnya yang dihubungi pada Rabu (22/2) lalu.
Ihwal wacana peleburan UKM Olahraga, ketiganya kompak mengaku belum pernah berdiskusi secara mendalam. Wacana tersebut muncul tepat seusai audiensi bersama wakil rektor beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan lain pun awak Sketsa mewawancarai Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Mohammad Bahzar secara langsung untuk meminta keterangan lebih lanjut mengenai rencana penggabungan UKM Olahraga tersebut pada Selasa (28/2).
Bahzar menerangkan wacana peleburan ini bertujuan untuk mempermudah administrasi dan penyaluran dana UKM. Sebagai langkah efisiensi pendanaan pada banyaknya UKM Olahraga, peleburan ini dipilih sebagai jalan keluar. Meskipun akan digabung, Bahzar menjanjikan agar setiap cabang olahraga bisa tetap memiliki hak mengatur dan bertanggung jawab atas cabangnya masing-masing.
“Akan ada penanggung jawabnya. Nanti siapa yang ketua, misalnya ketuanya diangkat oleh kalian (para anggota UKM Olahraga), intinya menyederhanakan saja. Sehingga untuk kebaikan bukan untuk mengurangi hak mahasiswa, tapi menyederhanakan sistem administrasinya karena masalah uang. Laporannya sering tidak akurat,” bebernya.
Ia juga berkaca dari UKM yang ada di kampus lain, Universitas Negeri Surabaya misalnya. Sebutnya, UKM di universitas tersebut tidak terbagi menjadi banyak cabang seperti di Unmul. Ihwal tersebut kemudian mendorong dirinya meleburkan seluruh UKM Olahraga yang ada di Unmul menjadi sebuah satu kesatuan.
Lebih lanjut, untuk memudahkan para anggota dalam mengatur administrasi dan keuangan, dirinya menyebut akan diadakan pelatihan mengenai laporan keuangan bagi para anggota UKM.
“Nanti akan dibuat pelatihan tentang pelaporan keuangan, sehingga tidak lagi masing-masing, tapi akan ada formatnya. Akan diundang terkait pelatihan tentang pelaporan UKM. Untuk membentuk keseragaman, agar terjadi perubahan yang baik,” pungkas Bahzar. (alg/snr/tha/ems).