SKETSA - Berangkat dari pernyataan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM), Dwi Luthfi mengenai ketidakjelasan struktur DPM beberapa fakultas di Unmul. Berangsur-angsur telah menemukan kejelasan perihal pengisi jabatan ketua DPM fakultas tersebut.
(Baca, https://sketsaunmul.co/berita-kampus/kursi-dpm-4-fakultas-kosong-ini-rupa-rupa-alasannya/baca)
Sebelumnya Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA, Donny Damara menyatakan bahwa Ketua DPM FMIPA telah berganti dan telah dilantik pula.
Mengenai Ketua DPM FMIPA yang baru memang benar adanya setelah Wakil Dekan bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, Sri Wahyuningsih, mengonfirmasikan kepada Sketsa. Wakil Dekan I FMIPA menyatakan bahwa Adi Buchori Ramadhan memang Ketua DPM FMIPA yang baru dan telah dilantik saat pelantikan tingkat universitas.
"Sudah, ketuanya Adi Bochari," jelasnya.
Lebih lanjut, Sri mengatakan bahwa di FMIPA sendiri nantinya akan ada pelantikan kembali yang akan langsung dilantik oleh Dekan FMIPA, Eng. Idris Mandang. Pelantikan dilakukan pada Sabtu (10/2) pagi. Seharusnya pelantikan dilakukan seminggu sebelumnya, namun keberadaan dekan FMIPA di luar kota terpaksa pelantikan harus diundur.
"Kemarin mereka minta saya aja yang melantik. Cuma saya nggak enak, kan ada pak dekan," katanya.
Bukan tanpa alasan BEM FMIPA minta untuk dipercepat soal pelantikan ini. Karena pada hari Sabtu tersebut mereka telah memiliki agenda dan bertabrakan dengan agenda pelantikan. Oleh Sri, BEM diminta untuk memundurkan waktu kegiatan agar bisa dilaksanakan setelah pelantikan yang akan dipimpin langsung oleh dekan.
Saat ditanya mengenai sistem pemilihan DPM di FMIPA, Sri mengatakan dirinya tidak ikut campur dalam hal tersebut. Sepenuhnya mahasiswa yang memilih. Dia sebagai dosen dan pembina kemahasiswaan tidak ikut campur siapa ketua DPM, BEM, dan HMJ.
“Saya nggak pernah ikut campur bahwa yang ketuanya harus si A, si B, nggak peduli saya itu," ucap Sri.
Tak berbeda jauh dengan FMIPA, rupanya Farmasi telah punya ketua DPM baru. Meskipun sebelumnya Yusri Miftahul Rizki yang merupakan Ketua HimapS1, menyebutkan bahwa belum ada pergantian ketua, Yusri kemudian meralat pernyataannya dengan mengirim pesan singkat.
“Akhmad Fahri itu yang baru ketua DPM-nya. Nanti setelah pelantikan sama dekan, baru berjalan seperti biasa,” tulisnya pada Senin (5/2).
Sketsa kemudian menemui Adam M. Ramadhan Wakil Dekan I Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Farmasi. Saat ditemui di ruangannya, Adam menjelaskan alasan di balik lambatnya proses pergantian kepengurusan di Farmasi.
Menurutnya memasuki peralihan semester setelah habis ujian hingga Januari yang merupakan masa-masa pengisian Kartu Rencana Studi (KRS). Banyak mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 yang akan mengisi bangku kepengurusan DPM teralihkan waktunya untuk urusan akademik.
Namun, perihal pergantian ketua DPM Farmasi, Adam membenarkan sudah terpilih ketua baru. Untuk pelantikan di fakultas belum dilaksanakan karena terkendala waktu. Target awalnya pada Desember 2017 atau Januari 2018 tapi urung dijalankan hingga sekarang.
“Sejauh ini untuk DPM-nya sudah terpilih, pada waktu sebelum pelantikan di universitas. Tepatnya di Januari di minggu pertama,” terang Adam saat ditemui Sketsa pada Selasa (6/2) lalu.
Karena sebelum pelantikan yang dilakukan rektor, dua hari sebelumnya pihak DPM Farmasi baru melakukan suksesi sehingga belum ada SK-nya.
Akhirnya Adam melakukan komunikasi dengan beberapa pihak di rektorat. Hasilnya untuk pelantikan di rektorat diperbolehkan tidak ada SK asalkan ada legalitas yang menjamin dari pihak fakultas, sehingga pelantikan dapat berjalan dengan baik.
“Tidak apa-apa, yang penting ada legalitas dari fakultas bahwasannya beliau ini adalah yang benar sebagai ketua, wakil atau bendahara dan sekretaris di DPM,” bebernya.
Mulai beberapa minggu yang lalu Adam meminta agar DPM Farmasi segera melakukan finalisasi terhadap bidang maupun komisi di internal DPM Farmasi. Untuk pelantikan sendiri rencananya akan dilakukan pada Sabtu (10/2) mendatang.
Saat ini DPM Farmasi sudah dijalankan oleh pengurus yang baru sambil menunggu waktu pelantikan. Selain itu DPM Farmasi juga melakukan finalisasi pengurus berupa open recruitment anggota.
Selanjutnya, Sketsa bertandang ke fakultas Hukum untuk menemui Dekan FH, Mahendra, guna mengonfirmasi DPM Fakultas Hukum yang diketahui sudah melakukan periodisasi sejak November 2017 lalu nyatanya tidak membuahkan hasil.
Sekretaris Dekan Fakultas Hukum, Alif Utomo yang menerima kedatangan Sketsa mengatakan, "Mohon maaf, Bapak belum bisa memberikan statement tentang DPM ataupun Pemira," terang Alif.
Alif menjelaskan bahwa para pimpinan di Fakultas Hukum sedang mengurus persiapan akreditasi fakultas sehingga Dekan sulit ditemui untuk sementara waktu.
Lalu bagaimana dengan Fahutan? Sempat dikabarkan menghilang oleh Syahrir selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kehutanan, Suharno Ketua Dewan Perwakilan Slyva Mulawarman (DPSM) Fahutan angkat bicara.
Suharno mengatakan ia sering berkomunikasi dengan Syahrir terkait Pemira di Fahutan. Rabu lalu, ia telah menemui Syahrir untuk mengklarifikasi dirinya yang sulit ditemui.
“Masalah Pemira, sebetulnya kita sama WD III itu sering konfirmasi, kalau setiap WD III manggil, saya selalu datang gitu, cuman saya sudah klarifikasi juga ke dia kenapa hilang seperti ini kemarin. Artinya ada kesalahan gitu, dia juga minta maaf ke saya gitu,” ucapnya.
Sistem Pemira di Fahutan berbeda dengan Pemira di fakultas lain, Suharno mengatakan di Fahutan, sebelum mengadakan Pemira harus mengadakan Sidang Umum untuk menentukan Ketua DPSM yang baru, setelah itu baru bisa melaksanakan Pemira.
Suharno berkata, lambatnya turun Surat Keputusan (SK) di Fahutan menjadi penghambat untuk melanggengkan Pemira. Seharusnya SK sudah dapat diberikan pada Maret atau April, namun SK tersebut baru diterima pada September.
“Jadi saya berpikir bulan sembilan dikasih SK, tiga bulan masa mau mengadakan Pemira, sedangkan Pemira diadakan harus ada sidang dulu. Jadi Pemira Fahutan diselenggarakan oleh terpilihnya Ketua DPSM baru,” ujarnya.
Suharno mengatakan untuk perihal waktu mengadakan Sidang Umum masih dalam tahap komunikasi dengan Syahrir, namun seluruh UKM di Fahutan meminta untuk menyelenggarakan Sidang Umum pada pertengahan Februari.
“Bulan Januari bulan libur sama ujian, kan kalau kita mengadakan Pemira pada bulan itu gak bisa juga, harus ada sidang dulu. Sedangkan sidang gak cukup kalau mahasiswanya ujian dan sebagainya pasti tidak ada yang datang, pada langsung pulangan mereka,” kata Suharno.
Minim Anggota
Saat ini DPSM beranggotakan 5 orang, minimnya anggota disebabkan tidak terselenggara kegiatan Inisiai sejak tahun 2016. Dalam peraturan AD/ART menjelaskan syarat bergabung menjadi anggota DPSM adalah harus mengikuti kegiatan bernama Inisiasi, tidak terselenggaranya Inisiasi disebabkan tidak mendapatkan izin oleh Dekan Fahutan.
“Jadinya yang boleh ikut DPSM tahun kemarin itu hanya angkatan 2012, 2013 dan 2014 saja,” ucap Suharno.
“Kalau kedepannya pasti berubah yang ada di AD/ART, mungkin ada, cuma sifatnya (berubah) bukan seperti Inisiasi sebelumnya,” tambah Suharno.
Suharno tidak membenarkan pernyataan Wakil Dekan III Fahutan, Syahrir, terkait lambatnya pergantian struktur LEM Slyva Fahutan akan menghambat UKM untuk melakukan kegiatan. Ia berkata, selama LEM Slyva masih ada tetap disahkan.
“Kegiatan teman-teman UKM tetap jalan, tetap disahkan, asalkan ada wakil dekan III, mungkin anggaran dari kemahasiswaan masih ada, ya masih disah kan,” tutupnya. (nhh/erp/wil/arr/els)