[TAJUK RENCANA] Perjuangan Tolak UKT Unmul Bermuara Jua

[TAJUK RENCANA] Perjuangan Tolak UKT Unmul Bermuara Jua

SKETSA - Buah upaya dalam perjuangan, tak selalu manis. Layaknya cokelat, ia tak instan enak. Cemilan manis, digandrungi banyak orang itu, pembuatannya tak selalu berjalan mulus. Apalagi jika bicara perjuangan yang diusung oleh mahasiswa. Julukan agent of change menggema, di setiap benak yang paham arti kata 'mahasiswa'.

Perjuangan BEM KM dan Timsus UKT 2013, akhirnya bermuara jua. Warga Unmul pun sudah mendengar semua, bahwa Rektor Masjaya, tetap pada keputusannya. Tiga tuntutan yang disuarakan mahasiswa, dijawab dengan pilihan keringanan atau penundaan.

Tak salah, semua perjuangan patut diapresiasi. Namun, jangan lupa ada kritik yang mestinya jadi cermin diri. Pergerakan dianggap monoton dan terlalu banyak kompromi. Jika menengok, di pulau sebelah, ribuan mahasiswa beralmamater kuning juga memperjuangkan polemik yang sama. Hingga kini, tak gentar melawan represifitas rektorat serta aparat.

Pilihan pun kembali pada setiap mahasiswa, berjuang di setiap fakultasnya. Tak lagi bertumpu pada advokasi BEM KM Unmul. Sebab keluarnya imbauan agar mahasiswa membayar UKT secara normal.

Data yang dihimpun Sketsa dari BEM fakultas, ada ratusan mahasiswa 2013 yang mengajukan keringanan UKT. Namun, yang diterima tak sebanding dengan yang mengajukan. Tertinggi ditempati oleh FKIP: 71 berkas, FPIK: 68 berkas, FEB: 40 berkas, Farmasi: 19 berkas, Hukum: 18, FISIP: 8 berkas, FKTI: 3 berkas.

Sisanya, seperti FKM, FIB tak terdapat pengajuan keringanan. FMIPA hanya 10 orang mengajukan penundaan, sedang Fahutan, Teknik, dan Faperta hingga kini tak berhasil diperoleh datanya.

Sepertinya, lebih banyak mahasiswa memilih nurut pada aturan, demi sandang gelar kelulusan.

Apapun putusannya, ini adalah pilihan. Agent of change mahasiswa, sepertinya telah berganti jadi agent of obedient. Selamat menyambut semester ganjil!

LPM Sketsa Unmul
Jumat 4 Agustus 2017