Desak Rektorat, Mahasiswa Unsri Dihajar Aparat

Desak Rektorat, Mahasiswa Unsri Dihajar Aparat

SKETSA - "Ini namanya persekusi bukan woi @divisihumaspolri," sebut akun @lawan.media.pencitraan di Instagram kepada akun Divisi Humas Polri, atas video tindakan represif yang dilakukan aparat kepada mahasiswa Universitas Sriwijiaya (Unsri), siang (3/8) tadi. Video dan foto yang memperlihatkan perlakuan aparat tersebut viral dan dikecam netizen.

Bermula, dari mahasiswa Unsri yang melakukan demo sejak pagi tadi. Mereka unjuk rasa soal UKT dan memprotes terkait laporan rektorat ke polisi. Awalnya, aksi tersebut damai, namun berujung ricuh, lantaran massa tak diperkenankan masuk ke dalam gedung rektorat.

Menurut keterangan Tri Lisa Utami, salah satu massa aksi, saat itu massa akan dibawa masuk, namun semua pintu terkunci, kecuali pintu samping kiri dan kanan rektorat.

"Ada beberapa massa digiring untuk bisa masuk ke dalam melewati pintu sebelah kanan. Saat massa ingin masuk, jadi Dedi (salah satu dari kami) bergegas membuka pintu samping rektorat. Dilihat beberapa satpam dan polisi di dalam," terangnya melalui WhatsApp kepada awak Sketsa (3/8).

"Kemudian sedikit tergesa-gesa Dedi menarik grendel (kunci pintu). Lanjut massa dari luar dan satpam di dalam ketemu bareng di depan pintu. Terjadi aksi dorong-dorongan. Karena pintu berbahan kaca, akhirnya pecah, ditambah satpam Unsri yang memukul pintu menggunakan alat pemukulnya sejenis pentongan," lanjutnya lagi.

Akibatnya, ada dua mahasiswa diamankan. Mereka pun mendapat pukulan berkali-kali dari aparat, namun dua mahasiswa ini tak bisa berbuat banyak. Bahkan, salah satu baju yang dikenakan mahasiswa terlihat sobek, karena ditarik paksa aparat. Sesuai yang ada di video, lalu mereka di bawa ke dalam ruangan.

"Akhirnya massa perlahan kondusif, dan kembali ke barisan di pintu depan rektorat. Setelah itu hanya Dedi dan Agus yang tinggal di dalam. Sedangkan massa masih berada di luar rektorat," terang mahasiswi Agroekoteknologi 2013 ini.

Tri pun tidak membenarkan kabar yang beredar bahwa mahasiswa lah perusak fasilitas kampus. "Bahkan massa aksi sangat menjaga kebersihan kampus dari sampah-sampah, selama dan setelah aksi berlangsung. Lingkungan kampus bersih," katanya.

Sebelumnya, mahasiswa Unsri telah melakukan demo terkait kebijakan UKT Semester 9, yang dirasa membebani mahasiswa 2013. Aksi yang dipelopori BEM KM Unsri tersebut berujung pada keputusan rektorat yang menonaktifkan 3 mahasiswa. Yakni, Rahmat Fahrizal selaku Presiden Mahasiswa Unsri, Ones Sinus Pangaribuan, angkatan 2013, dan Aditia Arief Laksana, angkatan 2014.

Dikutip dari sumsel.tribunews.com Ones mengaku dirinya baru mengetahui status penonaktifannya, saat ia hendak mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) melalui website resmi Sistem Informasi Akademik Unsri, Rabu malam (27/7) pukul 19.00. Sedang Rahmat tak hanya dinonaktifkan, ia juga dilaporkan ke polisi karena diduga mengancam akan membakar rektorat.

Menyikapi hal ini, BEM KM Unmul pun telah keluarkan pennyataan sikapnya kemarin, (2/8). Mereka mengecam tindakan represif dan kriminalisasi pihak birokat kepada mahasiswa, serta mengajak seluruh elemen mahasiswa juga masyarakat menolak tindakan tersebut.

Dikonfirmasi mengenai langkah selanjutnya, Norman mengatakan, "Kita bantu support moral dengan jalin komunikasi intens kepada Presma UNSRI saudara Rahmat. Dari awal hingga sampai aksi berlangsung hari ini." (krv/jdj)