Sumber Gambar: Istimewa
SKETSA - Setelah terlaksana kurang lebih selama dua bulan lamanya sejak April lalu, pelaksanaan Program Kegiatan Penyetaraan-Kuliah Kerja Nyata (PKP-KKN) kini akan mencapai puncaknya. Saat ini beberapa agenda wajib telah selesai dilaksanakan, seperti pembuatan jamu immune booster yang menjadi salah satu kegiatan wajib.
Sebelumnya, berembus kabar jika pembuatan jamu tiba-tiba dihentikan. Nyatanya, target dari produksi jamu tersebut memang sudah tercapai dan lebih cepat dari jadwal yang sudah ditentukan. Seperti yang dikonfirmasi oleh Koordinator PKP-KKN 2020, Esti Handayani.
Ia menuturkan, awalnya pembuatan jamu ini mandiri dengan menggalang dana bersama anggota Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 dan masyarakat. Setelah donasi tersebut digunakan, mereka mendapatkan bantuan dana dari pihak Unmul dan mengemasnya dalam bentuk KKN walaupun tidak hanya sebatas membuat jamu. Adapun dana yang didapat sebesar Rp100 juta.
"Kami membuat 10.000 botol yang dibuat dosen dan mahasiswa KKN. Untuk yang 5000 botol, kami bekerja sama dengan PT. Air Mancur," ungkapnya kepada Sketsa, Sabtu (13/6).
Mengenai jadwal pembuatan jamu, Esti menyebutkan bahwa mereka menargetkan untuk membuat 400-500 botol per harinya.
"Tapi mengingat kebutuhannya banyak, masyarakat dan tenaga kesehatan juga membutuhkan, jadi 700 botol per produksi. Anggaran sudah habis dan target 10.000 botol itu sudah tercapai."
Kegiatan PKP-KKN yang bekerja sama dengan Satgas Covid-19 ini juga dimaksimalkan dengan melakukan sosialisasi, upaya pengendalian dan upaya pencegahan. Seperti kegiatan publikasi dan komunikasi yang dilakukan melalui akun Instagram masing-masing kelompok KKN.
Sebagai sarana informasi dan wadah pencegahan pandemi, Satgas Covid-19 Unmul telah menjalankan tugas dengan bekerja sama dengan mahasiswa. Peserta yang terlibat dalam PKP-KKN ini telah memberikan dukungan dan bersinergi bersama dosen pembimbing dan Satgas. Bagi Esti, ini adalah kegiatan yang bisa dilakukan selama masa pandemi untuk mencegah transmisi dan memiliki nilai tersendiri.
Di sisi lain, panitia pelaksana menawarkan kegiatan lain dipenghujung berakhirnya program PKP-KKN. Penawaran ini berasal dari CV. Bio Perkasa yang berinisiasi untuk membuat buku saku terkait dengan pemanfaatan tanaman lokal yang berpotensi, khususnya di Kaltim sebagai immunomodulator--zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi) sistem imun tubuh menjadi ke arah normal.
Dijelaskan Esti, bentuk insentif yang ditawarkan kepada mahasiswa apabila menjadi pemenang pertama dan kedua adalah pencetakan buku saku. Sebelum dicetak, buku saku tersebut nantinya akan diperbaiki sebelum diedarkan ke masyarakat. Tawaran ini pun tidak bersifat wajib, yakni sesuai dengan keinginan setiap kelompok peserta PKP-KKN.
"Ada 9 buku saku kemarin, tidak semua kelompok memasukan. Semua diberi insentif, Rp250 ribu. Yang tidak memasukan ya tidak masalah karena bentuknya tawaran," papar Esti.
Diakui Esti, program ini telah selesai berdasarkan persetujuan serta keputusan dari tim Satgas. Mereka telah menyelesaikan kegiatan dan fokus untuk menyiapkan protokol kesehatan bagi tenaga kerja Unmul yang datang dari luar daerah hingga calon mahasiswa yang telah menyelesaikan Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK).
Selain itu Ia menilai, untuk skala kegiatan PKP-KKN dari Maret hingga Juni telah cukup dan sudah memberikan edukasi serta informasi yang berarti kepada masyarakat. Karenanya Esti menganggap bahwa program ini dapat dikatakan selesai dilaksanakan. "Di minggu kedua ini harusnya sudah upload ke sistem KKN Unmul. Sekarang masih ada beberapa kegiatan."
Meski telah selesai, beberapa peserta masih ada yang masih mencemaskan nasib mereka lolos atau tidak dalam program penyetaraan ini. Namun, menurut Esti, kemungkinan untuk tidak lolos program ini tidak ada. Sebab kegiatan ini merupakan rancangan Unmul bersama Satgas Covid-19 untuk melibatkan mahasiswa.
"Karena yang mendesain kegiatan itu kami, pelaksanaannya atas rekomendasi kami, pemantauan serta evaluasi itu kami. Jadi pasti lolos, hanya nilainya tergantung," tutupnya. (len/rst/sii/zar/stn/wil)