SKETSA - Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang gerbang Unmul, Jalan Perjuangan dan sejumlah fakultas dinilai pihak rektorat memberikan kesan kumuh. Sebab itu, beberapa waktu lalu, kerumahtanggaan rektorat mengeluarkan surat edaran larangan berjualan bagi PKL. Adapun solusinya ialah pemindahan PKL ke beberapa titik yang diperbolehkan, yakni di samping Indomaret dan di belakang Gedung Student Center (SC). Hal tersebut juga turut dikawal oleh Kementerian Adkesma BEM KM Unmul.
Selama beberapa minggu, larangan tersebut terbukti manjur. Bahkan, PKL yang tetap berjualan pun pindah ke tempat lebih tersembunyi. Seperti mundur beberapa langkah dari tempat semula, hingga ke belakang gedung.
Meski begitu, baru-baru ini PKL terlihat kembali berjualan seperti biasa. Muhammad Hirjan, Ketua Tim Bina PKL yang berada di bawah naungan Adkesma BEM KM Unmul, menyebut, PKL sulit diajak bekerja sama. “PKL itu banyak yang bandel. Kemarin sempat ditegur satpam. Tapi, besoknya nekat jualan lagi.”
Dikatakan, PKL tetap berjualan karena sudah mengantongi surat izin dari fakultas terkait. Bahkan, karena punya kenalan orang dalam. Hirjan juga menuturkan, dirinya sempat mendatangi para PKL, menyampaikan peringatan dan secara persuasif meminta PKL berjualan di tempat yang legal. “Kalau nanti ada penertiban dari pihak keamanan kampus dan aparat, itu sudah bukan tanggung jawab kami lagi,” ujar mahasiswa Faperta itu.
PKL yang berjualan di samping Indomaret pun nyatanya bukan tak memiliki masalah. PKL mengeluhkan kurangnya minat mahasiswa untuk membeli jajanan di sana. Akibatnya, keuntungan yang mereka peroleh menjadi tidak maksimal. “Nanti akan digelar agenda paguyuban PKL yang berisi penyampaian regulasi berjualan dan hal lainnya,” ucap Hirjan.
Ditemui di sudut parkiran kampus Fisip, Ikhsan, salah satu PKL mengaku telah dua kali mendapatkan teguran dari pihak rektorat. Dikatakan, hal tersebut untuk menghemat air dan listrik.
Meski telah mendapat peringatan, dukungan mahasiswa khususnya Fisip menguatkan tekad Ikhsan tetap berjualan. Ikhsan yang hanya mengandalkan mata pencahariannya sebagai PKL itu, tidak ingin pindah ke tempat lain. “Dari dulu jualan di sini, enggak pengin pindah lagi,” ujarnya.
Terpisah, Dede Farida, mahasiswa Fisip menuturkan, keberadaan pedagang tersebut memudahkan mahasiswa. “Enggak perlu jauh-jauh mencari makan atau camilan saat menunggu dosen. Kalau ke Indomaret lagi kan jauh,” pungkasnya. (aml/adl)