SKETSA - Suasana mencekam tiba-tiba menyelimuti pagi ketika PKKMB Fakultas Hukum (FH) yang terselenggara pada Kamis, (16/8) bahkan belum habis setengah jalan. Suara orang berteriak-teriak hingga asap dari ban yang dibakar seketika membuat ngeri para maba.
Maya adalah salah satu saksi hidup peristiwa hari itu. Kepada Sketsa, ia mengurai kronologi kejadian. Menurut imbauan yang didapat Maya, PKKMB FH dimulai pukul 8 pagi di FH. Ia sendiri sudah tiba di jalan masuk menuju FH sejak pukul 7.36. Waktu itu jalan sudah diblokir. Maya bersama maba lainnya lantas diarahkan menuju halaman gedung MPK.
Di MPK, acara berjalan baik. Para maba diminta memperkenalkan diri, mendengarkan cerita dari sejumlah kakak tingkat, kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok. PKKMB FH masih aman-aman saja sebelum akhirnya ricuh ketika memasuki sesi perkenalan kelompok.
Sirine meraung-raung dari kejauhan. Tiba-tiba ada sekelompok orang yang datang merisak, meminta maba untuk bubar. Belakangan diketahui, mereka adalah DPM FH dan alumni FH yang tadi memblokade jalan.
"Kalian akan bertemu dengan kami nanti!" kata Maya menirukan suara itu.
Suasana kian memanas. Petugas keamanan turun menindak. Sementara para dosen berupaya menenangkan maba sekaligus meredam keributan.
"Kami diminta berkumpul jadi satu terus menyanyi lagu Indonesia Pusaka tiga kali, Hari Merdeka satu kali," ujar Maya.
Keadaan nyatanya tak kunjung membaik. Para maba akhirnya dipindahkan ke rektorat lantai 1. Kemudian, karena sebuah alasan yang tidak diketahui Maya, mereka dipindahkan lagi menuju lantai dua. Acara pun berlanjut meski masih menyisakan takut.
Ribut-Ribut Jilid 2
Ketika maba mulai merasa tenang, keributan datang lagi. Kali ini terjadi saat jam makan siang. Seseorang menerobos masuk sambil berteriak.
"Saya ini alumnimu, dek!" Maya menirukan lagi.
"Di sana terlihat beberapa teman menangis. Kami ketakutan setakut-takutnya. Apa yang akan terjadi pada kami setelah ini? Bagaimana kehidupan kuliah kami setelah ini?" kata Maya resah.
Beruntung, ribut-ribut jilid 2 ini berhasil ditangani cepat petugas keamanan. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing dan motivasi oleh dosen FH. Meski begitu, acara berakhir lebih cepat.
Maba dipulangkan. Mereka lalu menuju parkiran motor di belakang gedung MPK. Tak disangka, DPM FH dan alumni masih berada di sana. Mereka duduk-duduk di sekitar pintu keluar gedung MPK.
"Itu membuat saya dan teman-teman merasa takut dan akhirnya motor kami harus diangkat oleh beberapa kakak-kakak untuk melewati depan Fakultas Farmasi yang menemani kami sampai benar-benar jalan," ungkapnya.
Di mata Maya, tindakan yang dilakukan oleh DPM FH dan alumni layaknya orang yang tidak memiliki adab. Bahkan, meski tujuannya baik yakni ingin memperjuangkan hak maba berorganisasi, ia tidak merasa sedikitpun terwakili. Karena bagi Maya, orang yang berilmu itu terlihat dari seberapa besar adabnya kepada orang lain.
"Kecewa aja sama sikap mereka yang bahkan membentak dosen hingga menangis," katanya.
Maya berharap, kejadian itu tak membuat nama FH tercoreng. Ia tak ingin kampusnya dicap sebagai pencetak mahasiswa tak beradab.
"Saya berharap FH menjadi kampus yang nyaman untuk semua orang," tandasnya. (wil/aml)
*Oleh Sketsa, Maya dibuat sebagai nama rekaan, guna melindungi serta menghindari adanya buntut lebih dari keterangan yang diberikan narasumber asli ini.