Perihal Distribusi Vaksin, Dosen AKK Unmul: Diprediksi Rampung Dalam Setahun

Perihal Distribusi Vaksin, Dosen AKK Unmul: Diprediksi Rampung Dalam Setahun

Sumber Gambar : CNN Indonesia

SKETSA - Berdasarkan keterangan dari World Health Organization (WHO), sebanyak enam negara diketahui masih tidak memiliki akses vaksin yang cukup untuk memulai vaksinasi Covid-19. Secara global, ini menandakan bahwa pendistribusian vaksin memang belum sepenuhnya berjalan dengan baik.

Di tanah air, dosis pertama vaksin Covid-19 pertama kali diterima oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo. Sejak pertengahan Januari 2021, Indonesia diketahui telah memulai pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

Dilansir dari laman cnnindonesia.com, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi memastikan bahwa program vaksinasi virus corona nasional telah sesuai. Meski pendistribusiannya terkesan ‘jomplang’ atau tidak merata, ternyata hal ini telah melalui kajian dari pihak Kemenkes.

Lantas, seperti apa tanggapan dari civitas academica Unmul?

Dihubungi Sketsa melalui panggilan WhatsApp pada Kamis (8/7) lalu, Ratno Adrianto yang merupakan dosen Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) menilai bahwa program vaksinasi di Indonesia sudah cukup merata.

“Jadi secara proses sudah berjalan secara merata. Kalaupun ada yang belum dapat, tinggal menunggu giliran,” ungkap Ratno.

Terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlangsung 3 hingga 20 Juli 2021 mendatang, Ratno beranggapan bahwa hal tersebut disebabkan oleh membludaknya antrean vaksin yang sempat terjadi beberapa hari terakhir. Pasalnya, dalam aturan tersebut diwajibkan untuk memiliki kartu vaksin Covid-19 bagi mereka yang akan melakukan perjalanan domestik.

Dirinya berharap, jangan sampai ada klaster baru pada saat menunggu giliran vaksin. Selain itu, ia juga berpesan kepada instansi kesehatan terkait agar memperketat protokol kesehatan. Ratno beranggapan bahwa perlu adanya penataan ulang sistem antrean agar tidak menimbulkan kerumunan.

Sejauh ini, setidaknya sudah tiga negara yang telah memberikan bantuan Covid-19 kepada Indonesia. Di antaranya Jepang dengan 2,1 juta dosis vaksin AstraZeneca. Australia sendiri memberikan dana sebesar 77 juta dolar yang rencananya akan dialokasikan menjadi 10 juta dosis vaksin. Selain itu, bantuan 4 juta dosis vaksin Moderna juga datang dari Amerika Serikat.

“Jika pemerintah konsisten untuk membeli dan mendapatkan hibah dari beberapa negara sahabat, saya optimis dalam satu tahun ini distribusi vaksin sudah bisa mencakup seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya. (vyn/nkh/fzn)