Menuju Pimnas 2024, Sebanyak 16 Tim PKM Unmul Lolos Seleksi Pendanaan

Menuju Pimnas 2024, Sebanyak 16 Tim PKM Unmul Lolos Seleksi Pendanaan

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA - Tahun ini mahasiswa Unmul kembali diberikan kesempatan untuk berinovasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Program tahunan tersebut meloloskan setidaknya 16 tim Unmul pada tahap seleksi pendanaan.

Kepada Sketsa, Jefri Firnando selaku ketua tim bidang Riset Sosial dan Humaniora (PKM-RSH) menyatakan rasa syukurnya setelah mengetahui timnya menjadi salah satu tim yang lolos tahap pendanaan tersebut. 

Ketua tim dengan judul proposal “Financial Quotient: Analisis Lifestyle Exposure dan Risk Management pada Generasi Z Pengguna Pinjaman Online” tersebut juga turut membeberkan rencana tim selanjutnya. 

Mereka akan segera melaksanakan riset penelitian terkait fenomena pinjaman online (Pinjol) ini. Menurutnya, fenomena pinjol merupakan suatu hal menarik yang terjadi di kalangan mahasiswa belakangan ini.

“Mungkin kalau akhir-akhir ini tuh bahkan (pinjol) itu marak sekali kita temuin, salah satunya mungkin di mahasiswa pakai pinjol,” terang Jefri ketika diwawancarai Sketsa pada Selasa (30/4).

“Kalau di ITB itu malahan kampus menganjurkan mahasiswa untuk pinjol biar bisa bayar UKT gitu. Nah itu kayak, oh baru banget fenomenanya gitu dan kalau Riset Sosial Humaniora itu dia fenomenanya baru dan kita ingin lihat itu dari sudut pandang keilmuan, khususnya saat ini tuh ilmu psikologi dan ilmu hukum,” tambahnya ketika ditemui langsung di Perpustakaan Unmul.

Selain pernyataan syukurnya, Jefri juga menceritakan lika liku dibalik persiapan PKM. Dimulai dari pembentukan tim hingga mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) yang diadakan oleh Unmul. Ia menegaskan bahwa PKM merupakan kegiatan yang tidak mudah.

Adapun kendala yang dirasakan tim PKM-RSH ini dimulai dari ide yang sempat buntu, sampai pada perubahan keputusan yang diambil pada saat persiapan proposal. 

“Misalnya awalnya kita mau PKM-PM, mau bikin teknologi gitu untuk output-nya. Tapi karena kita gak ketemu orang yang bisa bikin aplikasi tersebut, oh sehingga kita bikin keputusan kayaknya kita bakal fokus ke riset sosial humaniora aja,” tuturnya.

Di samping kendala yang ada, Ia turut menceritakan dukungan-dukungan untuk para peserta PKM yang diberikan oleh fakultas khususnya FISIP selaku tempatnya menimba ilmu.

“Misalnya sebulan sebelum kita pengumpulan proposal tuh kita ada Bimtek gitu. Bimtek itu sebenarnya sebelumnya udah ada juga Bimtek dari Universitas. Kemarin itu ada didatangkan Dosen dari UGM yang isi materinya gitu. Nah kalau fakultas lain mungkin dia bakal langsung, direct bikin proposal, tapi kita ada lagi bimteknya,” bebernya.

Jefri menambahkan bahwa timnya akan menerbitkan jurnal, artikel sampai Instagram untuk promosi jika mereka lolos ke Pimnas. Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa telah memiliki target untuk promosi ke Universitas lain yang ada di Samarinda seperti Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, Universitas 17 Agustus (Untag), serta Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT). Hal tersebut diperkirakan akan terealisasikan paling lambat di bulan Agustus.

Kesempatan yang sama didapatkan oleh Misbah Nur Aulia selaku mahasiswi Statistika dari FMIPA yang turut berpartisipasi dalam PKM Riset Eksakta (PKM-RE).

Misbah bersama timnya lolos dengan mengusung judul “Identifikasi Desa Tertinggal di Kalimantan Timur Guna Memantapkan Kesiapan Masyarakat Ibu Kota Nusantara Menggunakan Time Series Clustering”.

Persiapan yang ia lakukan pun sama seperti yang lainnya, dimulai dari pembentukan sampai diskusi tim, penentuan judul, bimbingan hingga pada tahap proposal disepakati.

“Kalau dari prodi kami itu lumayan juga ya yang ikut 20-an lebih hampir 30 kalau nggak salah. Alhamdulillah menyediakan fasilitas, pertama kami dibentuk timnya, dan dosen pembimbingnya itu juga dari prodi jadi kami gak cari sendiri,” ujar Misbah saat ditemui oleh awak Sketsa pada Selasa (30/4) lalu. 

“Jadi sudah difasilitasi kemudian dibuatkan grup untuk memberikan informasi-informasi tentang lomba ini. Terus juga diingatkan terus deadline-nya setiap tim untuk mengumpul ini, mengumpul ini. Itu dukungan sih bagi kami,” lanjutnya.

Mahasiswi Statistika itu juga tidak segan membeberkan kendala yang ia dan timnya alami. Waktu pengerjaan yang sempit menjadi salah satu hal yang cukup mendebarkan bagi mereka.

“Jadi kami baru ikut meskipun semesternya tua, tapi kami baru mencoba proposal di tahun ini. Jadi masih banyak menggali informasi sedangkan waktunya terbatas. itu sih kendalanya, di keterbatasan waktu,” ucapnya.

Tidak hanya itu, Misbah juga turut menyampaikan persiapan yang akan timnya lakukan setelah pengumuman. Sesuai dengan syarat dan ketentuan, tahap selanjutnya mereka akan mengikuti buku panduan, promosi di Instagram sampai mengumpulkan data-data terkait topik yang mereka tetapkan. (fiy/mou/mlt/ali)