Menuju Desa Wisata, FISIP Bangun Kolaborasi Bersama Desa Kerta Buana

Menuju Desa Wisata, FISIP Bangun Kolaborasi Bersama Desa Kerta Buana

Ilustrasi: Pexels

SKETSA – FISIP Unmul bersama Desa Kerta Buana, resmi menjalin kerja sama terkait pengembangan menuju desa wisata Kaltim dengan menandatangani memorandum of understanding (MoU) pada Kamis (16/12).

Selain agenda penandatanganan MoU, kedatangan akademisi Unmul hari itu juga disambut dengan tarian tradisional khas Bali sebagai pembuka acara. Usai sambutan dan beberapa rangkaian acara terlaksana, focus group discussion (FGD) dilaksanakan untuk mengetahui pandangan ke depan terhadap pariwisata apa yang akan dibawa, sehingga dapat menarik perhatian lebih banyak orang berkunjung ke desa wisata nantinya.

Secara administratif, Desa Kerta Buana terletak di Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kaltim. Kerja sama ini dilatar belakangi dari dipilihnya keragaman budaya di desa tersebut.

Untuk mendapat informasi lebih lanjut, Sketsa menghubungi Hairunnisa, dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Sabtu (25/12) via telepon WhatsappWanita yang akrab disapa Nisa menjadi ketua tim pengembangan Desa Kerta Buana.

Dirinya mengungkap bahwa Desa Kerta Buana memiliki latar belakang budaya Bali yang sangat kuat dengan adanya miniatur pura di setiap rumah. Meski mayoritas masyarakatnya beretnis Bali, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi masyarakat yang tinggal di desa untuk tetap hidup rukun dalam keberagaman budaya.

Selain faktor budaya, adanya pendampingan pengembangan yang dilakukan oleh FISIP Unmul kepada Desa Kerta Buana adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sisi ekonomi. Hingga diperlukan adanya pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

“Disitu kami gali, mereka belum ada BUMDes dan Pokdarwis. Padahal untuk menjadi desa wisata, dia (lokasi yang dicanangkan) harus punya BUMDESnya dulu kan Badan Usaha Milik Desa. Harus ada Pokdarwis, Kelompok Kerja Sadar Wisata. Harus ada itu dulu kalau enggak, tidak akan jadi desa wisata."

Kemudian melalui focus group discussion (FGD) yang telah dilakukan, dibuatlsebuah pemetaan kebutuhan dari Desa Kerta Buana untuk menjadi sebuah desa wisata. Lalu program dan pelatihan-pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat agar dapat mencapai tujuan, yakni desa wisata.

Diperkirakan pula pada Januari mendatang, akan dilaksanakan FGD kembali untuk menggali hal-hal apa saja yang dapat dilakukan atau dibutuhkan. Khususnya yang dapat dilakukan oleh BUMDES.

“Januari sih rencananya, kemungkinan di tanggal 4 atau 5. Pokoknya masuk ke tahun 2022 dulu dan kemungkinan mulai kegiatan lagi di tanggal 5 Januari menunggu mereka siap, barulah kami kesana lagi dan itu bentuknya kontinu,” ujar akademisi Ilkom itu.

Adanya kerja sama ini juga membawa harapan agar Desa Kerta Buana dapat mencapai tujuan awalnya, yaitu menjadi desa wisata dengan peningkatan ekonomi yang akan memberi kesejahteraan pada masyarakat setempat. (vyl/khn)