Sumber Gambar: Unmul.ac.id
SKETSA — Gelanggang olahraga (GOR) 27 September kerap dijadikan prasarana oleh civitas academica Unmul dalam melangsungkan berbagai kegiatan. Mulai dari perayaan dies natalis hingga perhelatan wisuda. Lantas, bagaimanakah pemeliharaan fasilitas GOR 27 September dalam menunjang keberlangsungan aktivitas tersebut?
Sketsa menemui Syarif Anwar selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Unmul pada Senin (17/10) lalu. Menanggapi kondisi GOR yang panas, ia menuturkan bahwa Unmul telah memperbaiki dan memfasilitasi air conditioner (AC) serta kipas angin. Selain itu, Syarif turut mengungkap bahwa konstruksi gedung GOR yang besar tidak bisa membuat suhu menjadi dingin sepenuhnya.
“Menyalakan AC dan kipas angin, itu saja masih enggak cukup, sih. Memang seharusnya AC-nya ditambah,” ucapnya.
Terkait keluhan terhadap eksterior GOR, ia menuturkan bahwa hal tersebut masih dalam tahap pemeliharaan. Syarif juga menyebut saat ini GOR dalam tahap pemeliharaan. Di antaranya pengecatan dan perbaikan lubang-lubang jalan.
Ihwal kebersihan GOR, meski terdapat petugas kebersihan, tetapi dirinya mengaku bahwa hal tersebut belum berjalan maksimal. Pasalnya hanya terdapat satu orang untuk satu gedung dikarenakan anggaran yang terbatas.
“Karena, kan, GOR itu juga enggak dipakai setiap hari. Jadi, kami pikir enggak terlalu (perlu) juga, kan. Yang penting kita tempatkan (petugas kebersihan) di situ, yang penting dibersihkan. Namun, kalau ada acara, petugas kebersihan di rektorat akan dikerahkan ke GOR,” jelasnya.
Anggaran yang terbatas menjadi kendala utama dalam perawatan fasilitas GOR 27. Seperti perawatan terhadap atap yang bocor, ia menyebutkan bahwa dengan penambalan saja tidak menjamin dapat mengatasi permasalahan tersebut.
“Atap itu harus dibongkar, tapi anggarannya besar. Anggaran perawatan tidak terlalu banyak, jadi enggak bisa menjangkau semua. Makanya, tergantung pimpinan (rektor) baru nanti, lah,” tutupnya.
Sketsa turut mewawancarai Isa Maulana Malik, mahasiswa FISIP 2021 pada Kamis, (13/10) melalui Whatsapp. Menurutnya, kelengkapan fasilitas interior GOR 27 hanya terdiri dari barang-barang yang bersifat primer seperti meja, kursi, dan sofa.
“Jadi, kalau kita mau mengadakan kegiatan indoor itu barang-barang dekorasinya harus dicari lagi di luar, karena enggak tersedia di dalam GOR,” pungkas Isa.
Dirinya turut mengomentari soal kebersihan dan keamanan di area GOR 27. Ia menganggap bahwa seharusnya terdapat petugas kebersihan yang dapat membersihkan GOR secara rutin, karena selalu banyak dedaunan yang jatuh. Selain itu, ia juga menyayangkan jalanan yang berlubang dan tidak rata di area GOR, sebab banyak teman-temannya yang terjatuh di sana.
“Lalu, soal parkiran. Menurutku harus ada tempat yang dikhususkan untuk parkir dan ada pihak keamanan yang menjaganya. Soalnya, seringkali kendaraan di GOR ini parkirnya tidak beraturan, dan banyak yang kehilangan helm juga,” tutup Isa.
Beralih ke Jihan Safitri, wisudawati Gelombang III Unmul yang diwawancarai Sketsa pada Rabu, (26/10). Ketika menghadiri wisuda di GOR 27 pada September lalu, dirinya menyebut fasilitas di gedung tersebut sudah lumayan baik, sebab di setiap tempat telah difasilitasi AC dan kipas angin embun.
“Lumayan terasa dingin juga, sih, menurut aku. Walaupun kadang terasa panas juga. Karena seenggaknya kita bisa bawa kipas angin portabel sendiri. Soalnya enggak ada tempat yang memungkinkan juga buat meletakkan banyak kipas di sana,” tuturnya.
Meskipun begitu, Jihan tetap berharap agar di masa mendatang fasilitas GOR 27 September milik Unmul dapat diperbanyak. Utamanya mengenai pendingin ruangan seperti kipas angin embun.
“Karena masalah utama di sana, kan, panas. Ventilasinya kecil dan jauh di atas gitu, kan,” pungkasnya. (vyl/ems/mar/nkh)