Mendapat Bantuan Pemkot, Unmul Menyusun Master Plan Pembangunan Jangka Panjang

Mendapat Bantuan Pemkot, Unmul Menyusun Master Plan Pembangunan Jangka Panjang

Sumber Gambar: Website RRI

SKETSA - Pada Senin (3/2) lalu, Wali Kota Samarinda Andi Harun melakukan kunjungan ke Unmul untuk membahas pembangunan dan renovasi berbagai fakultas. Dilansir melalui unmul.ac.id, kunjungan ini bertujuan meningkatkan sarana dan prasarana di lingkup akademik sekaligus memberikan ruang publik bagi masyarakat Samarinda. 

Rencana pembangunan ini disebut-sebut akan menjadi rencana kerja sama panjang Unmul dengan PT Trialfa Nusatirta Indovestama yang akan berlangsung selama 25 tahun ke depan. 

Sketsa telah melakukan wawancara dengan Wakil Rektor (WR) IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas Nataniel Dengen, untuk menggali lebih dalam terkait bantuan pembangunan ini. 

Selain renovasi di berbagai fakultas yang ada di Unmul, kanalisasi sanitasi dan revitalisasi saluran air sebagai bentuk penanganan banjir di kawasan kampus Gunung Kelua Unmul menjadi satu dari sekian bantuan yang akan diberikan oleh pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. 

Tak hanya itu, adanya dorongan kerja sama dengan beberapa pihak untuk membuat fasilitas yang dapat diakses secara publik seperti lapangan mini-soccer di wilayah Unmul tengah direncanakan. Saat ini, persiapan untuk perencanaan tersebut sedang dilakukan yang sebagian sudah berjalan. 

Nataniel menyampaikan, saat ini Unmul menyusun sebuah master plan untuk pembangunan jangka panjang yang memakan biaya cukup fantastis dengan nilai lebih dari 10 triliun rupiah. 

“Mungkin ada beberapa periode rektor untuk melakukan pembangunan itu, tapi kita sudah menyusun secara komprehensif master plan pembangunan Unmul,” terangnya saat diwawancarai pada Sabtu (22/2) lalu. 

Master plan yang disebutkan mencakup beberapa aspek seperti infrastruktur, akademik, dan sumber daya manusia. Menurutnya, tantangan terbesar pelaksanaan master plan ini adalah menyusun sumber daya manusia. 

Meskipun ada biayanya, perencanaan pembangunan akan mengalami kendala waktu jika sumber daya manusia yang dibutuhkan tidak memadai. Master plan yang berkaitan dengan mahasiswa, akademik, dan kurikulum yang harus dibenahi. 

“Misalnya fakultas A, ini program studi apa saja yang disiapkan, apa laboratorium pendukungnya, dan lain-lainnya berdasarkan kurikulumnya. Ini juga tingkat kerumitan yang akan kita coba benahi secara komprehensif,”  tutupnya (rla/ela/zrt/ner)