SKETSA - Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang diakui seluruh dunia. Sehingga kecakapan berbahasa Inggris, menjadi modal utama dihampir semua jenjang karir. Banyak cara dalam mengasah kemampuan berbahasa Inggris. Salah satunya dengan mengikuti perlombaan.
Seperti yang dilakukan oleh tiga mahasiswa Unmul, Virhans Dipa Alanson, Amedea Cathriona Maharia dan Farezha Achmady Shadin. Ketiganya adalah anggota aktif Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mulawarman Debating Society (MDS) yang akan mewakili Unmul untuk ajang National University Debating Championship (NUDC) September mendatang.
"MDS bukan ditunjuk, tapi kebetulan anggotanya yang maju karena hasil seleksi fakultas," kata Farezha Achmady Shadin yang akrab disapa Rheza.
NUDC merupakan kompetisi debat ilmiah Bahasa Inggris tingkat nasional yang dikelola Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Sekaligus ajang pencarian pemenang untuk debat tingkat dunia, World University Debating Championship (WUDC).
Virhans, Amedea dan Rheza terpilih menjadi salah satu tim peserta NUDC, setelah menyabet juara kedua tingkat regional Kalimantan pada 17-18 Juli lalu, di Banjarmasin. Mereka, satu dari lima tim perwakilan Kopertis XI yang mewakili regional Kalimantan.
"Pasti beda. Untuk persiapan, masih dibahas bakal mengadakan dengan pelatih atau enggak," jawab Rezha saat ditanya persiapan menuju NUDC yang akan digelar di Semarang, Jawa Tengah.
Reza akui tantangan terberat melawan jawara yang berasal dari Jawa. "Yang jelas akan menghadapi debater dari Jawa, konon mereka hebat banget," ujar pria berkacamata itu.
Ditambah lagi, saingan dari seluruh Indonesia. "Pasti, khawatir dibantai orang luar," lanjutnya.
Meski begitu, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester tiga ini, tetap memotivasi diri untuk meraih kemanangan dalam NUDC. Baginya, menjadi debater adalah pembuktian kepada dunia tentang pemikiran yang dimiliki. (asr/krv)