Lolos Pendanaan PPK Ormawa, FIB Unmul Bersiap Kembangkan Potensi Budaya di Desa Lekaq Kidau
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
SKETSA — Kamis (15/6) lalu, FIB Unmul berhasil lolos dalam seleksi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) sebagai satu-satunya perwakilan Unmul yang mendapat bantuan pendanaan. Angkat topik pengembangan kebudayaan di Desa Lekaq Kidau Kecamatan Sebulu, kini mereka menjadi satu dari ratusan tim di seluruh penjuru tanah air yang berkesempatan mewujudkan ide cemerlangnya.
Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan Guna Mewujudkan Capaian Kompetensi Pembelajaran Abad 21 untuk Kesejahteraan Masyarakat, adalah tema yang diusung oleh PPK Ormawa tahun ini. Program ini berfokus pada inovasi untuk kemajuan dan kesejahteraan di wilayah desa atau kelurahan di seluruh Indonesia.
Beranggotakan 15 orang mahasiswa, tim FIB Unmul merupakan kolaborasi antara Himpunan Mahasiswa (Hima) Sastra Indonesia, Hima Sastra Inggris, dan Hima Etnomusikologi. Proposal berjudul ‘Pengembangan Potensi Desa Lekaq Kidau Sebagai Upaya Pelestarian Seni dan Budaya Melalui Pondok Budaya’ berhasil mengantarkan FIB Unmul dalam sebuah upaya pengembangan dan pelestarian budaya di desa tersebut.
“Jadi, proposal kami berhubungan dengan kebudayaan dan kami memilih desa yang mempunyai nilai kebudayaan yang masih cukup tinggi, tapi, hampir tak terlihat karena perkembangan zaman.” jelas Debby Nainggolan, mahasiswa Sastra Indonesia 2021 pada Sketsa Senin (19/6) lalu.
“Terlebih karena Kalimantan mau jadi IKN, ya. Kan otomatis banyak budaya luar yang masuk. Jadi kita memikirkan cara bagaimana desa ini tetap bertahan walaupun nanti sudah jadi IKN.”
Selain karena budaya tradisional yang masih melekat, Desa Lekaq Kidau ternyata telah lebih dulu pernah menjalin kerja sama dengan FIB. Hal ini tentunya menjadi kesempatan emas bagi mereka untuk melanjutkan kerja sama yang telah terjalin ke dalam sebuah proposal. Ungkap Debby, program yang akan mereka bawa nantinya akan berfokus pada pembangunan kelompok baca dan pengembangan kelas budaya.
Menyoal linimasa kegiatan, penyusunan dan pelaksanaan program kerja di Desa Lekaq Kidau akan berlangsung selama lima bulan, terhitung mulai Juni hingga Oktober 2023 mendatang.
Meski begitu, perjalanan tim yang satu ini tak bisa dibilang mudah. Rasa ragu berkompetisi dengan berbagai universitas ternama di Indonesia misalnya, tak membuat mereka dapat berharap banyak.
“Sebenarnya gak ada ekspektasi, sih. Kami bikin proposalnya sudah mengejar banget (tenggat). Jadi kayak, ya, sudahlah, ikut-ikut aja dulu, lolos enggaknya belakangan. Apalagi pas kita lolos wawancara itu juga merasa mungkin sampai sini aja (lolosnya). Eh, ternyata pas pengumuman kemarin kami lolos, proposalnya dicairkan.”
Kini, FIB Unmul sedang menunggu pencairan dana oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) sebelum mereka melanjutkan linimasa dari proposal yang mereka ajukan. (mlt/jpg/ems/zrt/dre)