Rizki Eka
SKETSA- Minggu (17/3) menjadi ajang pertarungan debat kandidat calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) ronde 3, ronde kali ini Ma’ruf Amin bertarung melawan Sandiaga Uno dengan tema Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sosial dan Budaya.
Fakultas Hukum (FH) melalui Klinik Pemilu membuat debat kali lebih menarik lagi, dengan mengadakan nonton bareng (Nobar) dan diskusi, acara ini berlangsung di Aula Lantai III dengan dibawakan oleh Aji Ahmad Affandi sebagai moderator, dan Nur Arifudin sebagai pemantik sekaligus Wakil Dekan I Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Fakultas Hukum.
“Supaya publik dapat mengetahui visi dan misi Cawapres kita untuk memimpin bangsa dikemudian hari,” ujar Muhammad Mahib Alad selaku Ketua Panitia Nobar Debat Kandidat Cawapres sekaligus membuka acara ini.
Selanjutnya acara diambil alih oleh moderator, moderator menegaskan tujuan acara ini tidak menggiring opini masyarakat untuk condong ke salah satu kubu. Sebelum debat berlangsung, acara ini dibuka dengan diskusi membahas program kerja kedua kubu perihal ketenagakerjaan, kubu pasangan calon (Paslon) 1 akan menambah kartu sakti lagi yaitu Kartu Pra Kerja sedangkan kubu Paslon 2 akan membawa Oke Oce ke kancah nasional.
Debat berlangsung tepat sesi diskusi ini selesai, panitia memberi arahan kepada tamu undangan untuk mencicipi hidangan yang disediakan sembari menyaksikan berlangsungnya debat. Sebanyak 26 tamu undangan hadir pada malam itu, termasuk mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 pun hadir memenuhi undangan tersebut.
Usai sesi pertama debat kandidat, sembari menunggu pariwara, moderator membuka sesi diskusi untuk menanggapi debat pada sesi pertama. Kali ini Nur Arifudin ditemani oleh Mush’ab Al-Ma’ruf selaku Menteri Kebijakan Kampus BEM KM Unmul 2019.
Ma’ruf sapaan akrabnya, menurutnya jika Paslon 1 menang tentu akan ada evaluasi dari lima tahun sebelumnya, kemudian Paslon 2 lebih memfokuskan pada pelayanan dan penanganan pada pasien. Kemudian giliran Nur Arifudin memberikan tanggapan, menurutnya defisitnya BPJS disebabkan oleh banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi, sedangkan sistem BPJS ialah iuaran yang berbentuk asuransi.
Biaya asuransi karyawan biasanya ditanggung oleh pihak perusahaan, jika karyawan tersebut di-PHK maka secara otomatis asuransi karyawan pun akan putus. Hutang BPJS berdampak pada hutang negara kepada rumah sakit yang belum dibayar.
“Dokternya juga belum dibayar, otomatis kalau ada yang sakit disuruh antre dulu,” ujar Nur Arifudin.
Setelah pariwara selesai, sesi diskusi diberhentikan, dilanjutkan dengan menyaksikan debat kandidat. Setelah debat kandidat Cawapres pada sesi menjawab pertanyaan dari panelis, moderator acara membuka sesi tanya jawab kepada pemantik perihal tema debat kandidat Cawapres, kemudian acara ditutup dengan sesi foto bersama.
Usai acara, Sketsa menemui Dandi Wijaya selaku Ketua Klinik Pemiliu, Dandi sapaan akrabnya mengatakan Klinik Pemilu adalah lembaga terbaru di FH. Lembaga ini berdiri sejak 2008, namun pada 2008 hanya sebatas lembaga sementara yang berkaktivitas saat Pemilu, setelah itu bubar.
Namun sejak 2018 silam, Klinik Pemilu akan tetap memberikan edukasi kepada masyarakat walaupun Pemilu telah usai. Saat ini anggota Klinik Pemilu sebanyak 96 orang. (cup/erp/fqh/els)