KKN Ke-50 Unmul Dimulai: Pelepasan Secara Luring dan Kendala Server saat Pembekalan Warnai Kegiatan
Sumber Gambar: Zwageri/Sketsa
SKETSA – Prakegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Ke-50 Unmul tahun 2024 baru saja selesai dilaksanakan. Kegiatan KKN tahun ini sendiri mengusung tema “Pengembangan Smart Village Melalui Inklusi Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan untuk Mencapai Tujuan SDG’s di Kaltim”.
Sebelum berangkat ke masing-masing wilayah pengabdian, setidaknya sekitar 3 ribu lebih mahasiswa diberi pembekalan. Kemudian, sebagai rangkaian prakegiatan selanjutnya, Unmul mengadakan acara pelepasan sebagai awal mula para mahasiswa melakukan pengabdiannya di masyarakat.
Pembekalan KKN tahun ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada 2 dan 3 Juli 2024. Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan para mahasiswa sebelum mereka terjun langsung ke lapangan untuk melaksanakan program KKN. Pembekalan ini melibatkan berbagai sesi, termasuk penyampaian materi oleh pemateri dari berbagai instansi, diskusi, serta sesi tanya jawab.
Ailsa, mahasiswi dari program studi Hubungan Internasional FISIP angkatan 2021, berbagi pengalamannya selama pembekalan KKN. Menurutnya, acara pembekalan ini memiliki kesan positif dan negatif. Salah satu hal yang ditekankannya adalah masalah teknis yang terjadi selama pembekalan, terutama berkaitan dengan penggunaan server.
“Pesanku, Unmul sejauh ini tolong kalau misalnya berkaitan dengan internet jangan yang aneh-aneh dulu. Kenapa? Karena server kalian itu mudah banget untuk anjlok, terlebih yang menggunakan server kalian itu ada sekitar 3 ribu lebih orang,” ujar Ailsa saat diwawancarai awak Sketsa Kamis (4/7) lalu.
Ailsa juga menyoroti pemilihan platform Microsoft Teams yang dirasa rumit oleh banyak peserta yang lebih familiar dengan aplikasi Zoom.
“Untuk penyampaian materinya sudah sangat bagus dan dapat dipahami, tapi masalahnya di bagian server sama kenapa tidak pakai Zoom saja, lebih enak dan tidak rumit,” tambahnya.
Pengalaman buruk lainnya yang dialami Ailsa adalah mengenai penggunaan virtual background dan kewajiban untuk selalu menyalakan kamera selama sesi pembekalan, yang mana tidak semua perangkat mendukung fitur tersebut dengan baik.
“Kalau peraturannya harus pakai virtual background, tidak semua device support. Bahkan laptop dengan prosesor Celeron pun bisa overheat,” jelas Ailsa lewat pesan WhatsApp.
Namun, di balik berbagai kendala tersebut, Ailsa mengapresiasi materi yang disampaikan pada hari kedua. Ia menilai materi terkait komunikasi multikultural sangat relevan dan penting untuk diterapkan di kalangan mahasiswa.
Menurutnya, pemahaman terhadap keragaman budaya dan latar belakang sangat penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif di lingkungan kampus dan masyarakat.
Muhammad Rehan, mahasiswa Teknik Elektro FT 2021, juga berbagi pengalamannya selama mengikuti pembekalan KKN. Rehan menyatakan bahwa masalah utama yang dihadapi adalah server yang sering terganggu.
“Untuk server yang down, itu kaget ya. Karena pada hari pertama itu, server down karena kita mau post-test. Kan di post-test itu ada nilai poin minimal 70 untuk bisa diberangkatkan ke KKN,” ungkap Rehan ketika diwawancarai oleh awak Sketsa pada Kamis (4/7) lalu.
Masalah lainnya yang disoroti Rehan ialah mengenai keterlambatan dalam pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan.
“Pada awalnya kita dikasih tahu mulai dari jam setengah 8, tapi banyak teman-teman yang harus bangun pagi-pagi dan akhirnya acara diundur sampai jam setengah 9,” kata Rehan.
Baik Ailsa maupun Rehan berharap agar pada tahun-tahun berikutnya, Unmul dapat memperbaiki berbagai kekurangan yang ada. Ailsa berharap agar server dan masalah teknis lainnya lebih diperhatikan.
“Semoga di tahun depan server dan segala macam hal kecil seperti itu sudah membaik. Hal-hal kecil seperti itu harus diperhatikan baik dari segala macamnya,” harap Ailsa.
Selain itu, ia juga berharap agar penggunaan wadah pembelajaran lebih disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan para peserta.
Di sisi lain, Rehan juga berharap agar masalah teknis dan alur kegiatan diperbaiki, sehingga tidak ada lagi kendala terkait website yang kerap terkendala server secara tiba-tiba.
Ia juga menekankan pentingnya ketepatan waktu dalam pelaksanaan acara pembekalan.
“Ke depannya harus betul-betul on time apalagi sekelas universitas, masa sampai acara seperti ini diundur sampai sejam,” Ujar Rehan saat dihubungi lewat percakapan WhatsApp.
Pembekalan KKN tahun ini tidak hanya diwarnai oleh pembelajaran dan sesi teknis, tetapi juga ditutup secara resmi dengan adanya acara pelepasan. Pelepasan KKN Emas 2024 tersebut dilaksanakan pada Sabtu (6/7) lalu, bertempat di GOR 27 September Unmul.
Abdunnur selaku Rektor Unmul secara simbolis melepas mahasiswa Unmul yang akan berangkat dengan menerbangkan burung merpati.
Dalam sambutannya, Abdunnur menyampaikan harapannya agar para mahasiswa dapat menjaga nama baik almamater dan memberikan program kerja terbaik untuk bersaing dengan KKN dari perguruan tinggi lain di Kalimantan Timur.
Acara pelepasan tahun ini diikuti oleh 3.170 mahasiswa, meningkat dari 2.610 mahasiswa pada tahun 2023. Terlebih, Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknik baru bergabung dalam kegiatan KKN tahun ini. Kenaikan jumlah peserta ini juga diiringi dengan penambahan dosen pendamping lapangan yang mencapai 78 orang.
Yang lebih istimewa, pelepasan KKN tahun ini adalah yang pertama kali sejak 2017 dilaksanakan secara luring dan dihadiri langsung oleh seluruh peserta KKN. Hal tersebut diungkap langsung oleh Muhammad Arifin, selaku ketua panitia pelaksana KKN dalam sambutannya saat acara pelepasan berlangsung.
Pelepasan KKN Emas 2024 yang diadakan secara meriah dan simbolis tempo lalu menjadi tonggak bagi Unmul dalam mempersiapkan mahasiswanya untuk berkontribusi di masyarakat.
Dengan semangat dan harapan yang tinggi, para mahasiswa KKN siap menjalankan tugasnya dan membawa perubahan positif bagi sejumlah wilayah di Kalimantan Timur. (ali/lap/zwg)