Kalah Telak dalam Perolehan Suara, Wahyu Akui Reza-Mofid Terbaik

Kalah Telak dalam Perolehan Suara, Wahyu Akui Reza-Mofid Terbaik

SKETSA - Pemira bakal cagub dan cawagub BEM FEB 2018 tengah memasuki masa rekapitulasi suara pada Rabu (3/10). Bertempat di ruang 14 gedung FEB, acara ini dihadiri DPM FEB, BPPR, Panwas, saksi dan tim kemenangan masing-masing paslon. Nampak ketua DPM Pandu Fazri Harmawan dan ketua BPPR Yusuf secara bergantian membuka kertas suara. Lalu memperlihatkan kepada saksi yang kemudian diiringi riuhan massa serempak mengatakan "Sah". Di tengah proses reapitulasi, jumlah suara dari paslon 1 Wahyu Kuncoro dan Agustin Dwi Damayanti tertinggal jauh dari paslon nomor urut 2, yakni Mohammad Reza Munandar bersama Mofid Baidowi. Hingga akhirnya pada pukul 22.45 Wita, ditetapkan pasangan Wahyu-Agustin meraih sebanyak 358 suara. Sedang Reza-Mofid berhasil mengungguli dengan mengantongi perolehan suara hampir dua kali lipat, yakni 649 suara. Dari hasil rekapitulasi ini juga tercatat ada 12 suara yang dianggap tidak sah.

Berikut petikan wawancara Sketsa bersama cagub nomor urut 1, Wahyu Kuncoro pada Rabu (3/10) malam seusai perhitungan suara, sebelum masa pengajuan keberatan yang berlangsung pada 4 hingga 5 Oktober.

Bagaimana tanggapan terkait hasil perhitungan tadi?

Kalau perasaan sih biasa saja, karena namanya persaingan pasti ada yang kalah. Bagaimana kita juga harus bersifat profesional, kita harus mengakui kalau memang yang terpilih itulah yang terbaik, ya walaupun kita yang tidak terpilih sudah berakhir. Kita masih bisa bantu teman-teman yang terpilih sama-sama mengembangkan FEB ke depan.

Langkah apa yang akan Anda lakukan selanjutnya?

Itu kan ada waktu untuk gugatan, kalau itu biar saya serahkan sama tim sukses saya.

Seandainya Anda kalah, apakah akan lanjut ke BEM?

Kalau niat saya tetap lanjut ke BEM lagi, pengin membantu sebisa saya. Karena kita memang di sini bukan bawa nama individu, tapi kita sama-sama ingin membangun BEM. Jadi siapa pun pemimpinnya, kita harus dukung.

Seandainya Anda menang, apakah Anda akan menarik lawan untuk jadi Badan Pengurus Harian (BPH) Anda?

Oh tentu, karena di sini kita bukan melihat dari sebelah mana, tapi kita lihat dari sisi kemampuan dan kualitasnya. Kalau memang dari lawan memiliki kemampuan dan kualitas di posisi itu, ya kenapa tidak diangkat menjadi BPH.

Tak hanya dengan cagub nomor urut satu, Sketsa menemui cagub paslon 2, Reza Munandar.

Bagaimana pendapat Anda terkait hasil perhitungan tadi?

Kalau terkait perasaan, campur aduk. Ada senangnya, ada dukanya. Senangnya usaha kemarin yang dilakukan telah terbayar tuntas, meskipun ini belum final, tapi ini mungkin usaha yang telah kami lakukan. Dukanya akan ada amanah baru, kalau insya Allah bisa, ada tanggung jawab baru harus diselesaikan.

Bagaimana langkah yang akan diambil untuk selanjutnya?

Kan ini belum final masih ada tahap-tahap selanjutnya. Tanggal 6 kita juga ada pemilihan tetapnya. Mungkin ke depannya kita susun hasil evaluasi kampanye kemarin akan dipertanggung jawabkan dan apa yang perlu disampaikan.

Apakah akan memasukkan gugatan?

Kalau masukkan gugatan, ini juga masih ada beberapa yang kami rangkum. Masih akumulasi hasil kampanye kemarin.

Seandainya Anda kalah, apakah masih akan tetap di BEM?

Yang namanya kontribusi bukan hanya berbicara mengenai peran, tapi aktor. Bagaimanapun aktornya kalau bisa memainkan peran pasti berguna juga. Jadi walaupun kalah atau tidak berhasil, kami tetap akan berkontribusi.

Seandainya Anda menang, apakah akan menarik lawan menjadi BPH?

Sebenarnya belum ada kepikiran juga, ini masih fokus terkait pemira termasuk tahap-tahap selanjutnya. Mungkin setelah penentuan pemenang calonnya baru kita proses, tapi kalau yang bisa berkompeten bisa masuk dalam BPH nanti insyaallah akan kami tarik. Tak pandang bulu juga siapa pun dia. Kalau dia berkompeten, mempunyai bidang dalam yang kami tempatkan nanti, insyaallah akan kami tarik. (snh/erp/adl)