Jarang Terdengar, Unmul Miliki Layanan Konseling untuk Mahasiswa

Jarang Terdengar, Unmul Miliki Layanan Konseling untuk Mahasiswa

Ilustrasi Konseling. (Sumber: freepik.com)

SKETSA – Merebaknya isu kesehatan mental belakangan ini menjadi pengingat bahwa kesehatan mental bukanlah hal yang bisa disepelekan dan mampu melanda siapa saja. Sebuah artikel dari idn.times menyebutkan survei yang mengatakan mahasiswa dewasa ini rentan terkena gangguan mental yakni depresi. Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari lingkungan yang baru hingga overthinking untuk hal-hal yang akan dijalani.

Tak banyak diketahui, Unmul sebenarnya memiliki layanan konseling bagi mahasiswa yang dikelola oleh Lembaga Psikologi Unmul (LPU). Berdiri sejak 2013, LPU telah memiliki Surat Keputusan (SK) Rektor di mana pelayanan ini terbuka untuk umum namun tetap mengutamakan mahasiswa. Dikatakan oleh Liesta Montesa, selaku Ketua Laboratorium Psikologi Unmul, rata-rata mahasiswa yang datang membawa keluhan kesulitan untuk beradapatasi dengan lingkungan karena masih mengalami transisi dari siswa SMA menjadi mahasiswa yang seringnya harus jauh dari orang tua. Namun, tak jarang ada mahasiswa yang datang dengan sekelumit masalah dan harus ditangani oleh tim yang profesional.

Sebagai salah satu dosen yang turut bergabung dalam LPU, Elda Trialisa Putri menjelaskan kategori pelayanan didasarkan pada urgensi sebuah masalah. Jika masalah yang dihadapi masih tergolong mudah, akan ditangani oleh mahasiswa psikologi semester 6 yang tergabung dalam LPU. Jika masalah sudah tergolong berat sampai terkadang menyakiti diri sendiri (self harm) akan ditangani oleh psikolog profesional.

“Kadang ada yang datang cuma sekali, ternyata dia hanya perlu didengarkan. Kadang juga ada yang datang berkali-kali dan harus dilakukan terapi. Biasanya brief theraphy yang bisa sampai 3-4 kali pertemuan aja,”ujar Elda.

Terapi yang diberikan pun tergantung pada jenis masalah yang dihadapi. Bisa jadi terapi yang diberikan adalah terapi perilaku (behavior), kognitif perilaku, terapi psikoanalisa, atau pun terapi humanistik.

Beredarnya tes kesehatan mental online yang sempat viral beberapa waktu lalu, Elda meminta kepada mahasiswa agar jangan melakukan self diagnosed (mendiagnosis diri sendiri) dengan mudah dan menganggap dirinya sudah depresi, schizophrenia, mengalami gangguan makan dan semacamnya.

Lebih jauh, Elda menyebutkan jika biasanya setiap program studi psikologi di Indonesia memang memiliki layanan psikologi yang berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan dosen dan melatih kemampuan konselor bagi mahasiswa psikologi.

Beralih dari Kampus Gunung Kelua, Kampus Banggeris juga memiliki layanan konseling yang dijalankan oleh Pendidikan Bimbingan Konseling. Layanan konsultasi tersebut berupa bantuan kepada mahasiswa terkait masalah akademik, penyelesaian studi, pengembangan karir dan lain sebagainya. Meski begitu, ada pula mahasiswa yang berkonsultasi terkait masalah pribadi namun tidak signifikan dibandingkan masalah yang berkaitan dengan akademik. Tak hanya itu, bebapa tes juga dijalankan oleh pihak konseling yakni layanan tes bakat, tes minat, tes intelegensi, tes kreativitas, dan tes potensi akademik. Sama seperti LPU, Layanan ini tidak hanya untuk mahasiswa, tetapi siswa dan masyarakat juga dapat turut berkonsultasi.

“Untuk saat ini biasanya yang datang itu ada siswa, beserta orang tuanya, misal kebingungan ini nanti kalau misalnya lanjut studi gimana, kemudian apa potensi mereka” ujar Masnurrima Heriansyah, selaku dosen yang bertanggung jawab.

Ia juga mengatakan bahwa prodi Bimbingan Konseling tidak hanya sekadar mengadakan program layanan konsultasi dan tes. Ada pula kegiatan layanan motivasi kepada mahasiswa dan siswa yang telah terselenggara dan rutin dilakukan berkala.

“Kami juga melakukan kegiatan motivasi kepada mahasiswa dan siswa yang sudah terselenggara yang kemudian akan lebih dijangkaukan lagi kepada masyarakat,” paparnya.

Program layanan konsultasi ini tidak hanya diampu oleh pihak dosen Bimbingan Konseling saja, melainkan ada mahasiswa yang menjadi asisten dalam menjalankan proses layanan konsultasi dan tes. Setiap asisten yang dipercayakan oleh pihak dosen memiliki bidangnya masing-masing, di antaranya adalah bidang yang fokus pada media dan instrumen, konseling dan konsultasi, publikasi, dan riset.

Mahasiswa yang dlpilih merupakan mahasiswa yang diunggulkan dalam akademik dan lingkungan sosial yang dianggap berpotensi menjadi asisten. Syarat lainnya adalah mahasiswa yang terpilih telah menempuh studi semester lima dan tujuh, karena dianggap telah mendapatkan materi dasar keterampilan konseling dan teknik dasar konseling.

Terselenggaranya Bimbingan Konseling secara konsisten pun mendapat apresiasi dari pihak rektorat dan mendukung jalannya kegiatan tersebut. Menurutnya Masnurrima, laboratorium saat ini merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh rektorat.

Di akhir kalimatnya, ia berharap agar peserta dari kegiatan layanan konseling kegiatan tidak hanya datang dari mahasiswa prodi Bimbingan Konseling tetapi juga seluruh mahasiswa Unmul dan masyarakat di Kalimantan Timur khususnya Samarinda. (ann/vny/rth/ran/els)