Sumber Gambar: Raihan/Sketsa
SKETSA – Terlihat sepi dan dipenuhi rumput, bangunan U-Mart yang tidak kunjung beroperasi di kawasan kampus Gunung Kelua ini menjadi perhatian khalayak. Swalayan ini adalah salah satu inovasi milik Badan Pengelola Usaha (BPU) Unmul yang telah direncanakan sejak akhir 2020. (Baca: U-Mart, Inovasi BPU Dongkrak Perekonomian Unmul 2021)
Bertujuan meningkatkan perekonomian universitas dan memenuhi kebutuhan masyarakat kampus dengan harga terjangkau, nyatanya hingga kini belum dapat direalisasikan akibat pandemi Covid-19. Untuk mengonfirmasi hal tersebut, Sketsa menemui Kepala BPU Unmul, Nataniel Dengen. Dirinya membenarkan bahwa saat ini U-Mart sedang tidak beroperasi, sebab sedang merampungkan persiapan operasional.
“Belum aktif sama sekali. Dulu sempat mau kita coba, tiba-tiba pandemi, akhirnya belum sempat. Ini kan akhir 2020, awal 2021 ya kita coba merencanakan. Rencana awalnya, misal seperti Faperta itu bisa kalau mau mengembangkan hasil pertaniannya untuk suplai masuk ke U-Mart. Tapi, terkendala di kondisi pandemi kemarin. Mudah-mudahan pandemi mulai turun,” terang Nataniel, Selasa (15/2).
Tak tanggung-tanggung, di kesempatan kali ini BPU Unmul menggandeng Koperasi Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unmul untuk memaksimalkan pengelolaan U-Mart. Terkait kerja sama tersebut, Nataniel mengestimasikan tahun ini U-Mart dapat mulai beroperasi dengan tetap mempertimbangkan keadaan. Ia mengaku akan berdiskusi kembali dengan IKA Unmul termasuk dengan tanda tangan kontrak kerja sama.
“Jadi kalau besok bisa selesai, ya minggu depan bisa bergerak kira-kira. Paling lama awal bulan (Maret) lah,” ucapnya dengan yakin.
Lebih lanjut, Nataniel menjelaskan ada beberapa poin tambah bagi U-Mart untuk bisa bersaing secara luas. Apalagi keberadaan U-Mart diharapkannya mampu berkembang di seluruh wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) yang saat ini sedang bersiap menjadi Ibu Kota Negara (IKN) yang baru.
Ia juga membeberkan jika U-Mart ini merupakan merek pertama yang lahir dari dalam kampus Unmul dan untuk selanjutnya akan berlaku pula bagi masyarakat secara umum. Tak hanya itu, U-Mart merupakan waralaba yang tidak membebankan biaya operasional kepada penerima waralaba.
U-Mart diyakininya dapat menjadi wadah yang membantu civitas academica untuk mulai berwirausaha. Hal tersebut nantinya akan disuplai dan didorong oleh Koperasi IKA Unmul, sebab mereka akan berupaya membangun bisnis dengan biaya yang rendah.
Menyasar civitas academica sebagai pasar dari U-mart, awak Sketsa kemudian meminta tanggapan dari salah satu mahasiswa Unmul. Muhammad Ridi Syahputra, mahasiswa Fahutan 2019 ini mengungkapkan dirinya tidak mengetahui pasti tentang U-Mart.
“Pernah liat aja sih, cuma enggak tahu itu punyanya siapa,” ucapnya singkat melalui pesan WhatsApp, Rabu (16/2). (han/kya/nkh)