DPRD Telah Mendengar, Giliran Bola Panas Menghampiri Kepolisian

DPRD Telah Mendengar, Giliran Bola Panas Menghampiri Kepolisian

SKETSA - Matahari terlihat riang ketika pukul 10.00 Wita, puluhan aparat Kepolisian telah sedia menjaga di Gedung DPRD Kaltim. Pada waktu yang sama di Unmul dan Polnes, massa mulai bergerak ke titik aksi. Mereka memarkir kendaraannya di kantor PLN Samarinda. Sebelum kemudian berjalan kaki ke rumah perwakilan rakyat dan memulai aksi pukul 11.00 Wita.

Aksi Bela Rakyat Jilid II itu berlangsung cukup kondusif. Satu per satu mahasiswa bergantian memulai orasi politiknya. Atas nama rakyat mereka menuntut agar tarif-tarif yang naik kembali dinormalkan. Tak lupa juga mengecam aparat Kepolisian yang telah menyeret, memukuli, hingga menendang mahasiswa. Perilaku ini banyak tersebar lewat rekaman video di media sosial.

Jamaludin, Ketua BEM FTIK 2016, termasuk di antara 16 mahasiswa yang saat Aksi Bela Rakyat 121 lalu diculik oleh aparat. Dalam orasinya, Jamal mengutuk keras tindakan represif tersebut. Dia mengatakan, lawan mahasiswa bukanlah Kepolisian. Tetapi, anehnya justru mereka yang menghadang mahasiswa.

"Mahasiswa tidak mengancam kedaulatan rakyat Indonesia. Gerakan kami bukan gerakan radikal. Gerakan kami tidak ditumpangi politik. Gerakan kami murni dari masyarakat Indonesia!" pekik Jamal.

Orasi terus berjalan sembari diselingi lagu Buruh Tani dan Darah Juang yang dinyanyikan dengan khidmat oleh mahasiswa. Pada waktu yang sama perwakilan pimpinan lembaga mahasiswa memulai audiensi dengan delapan anggota Komisi I DPRD Kaltim. Audiensi itu berlangsung sekitar dua jam.

Tatkala siang matahari makin naik di atas kepala, bulir keringat pun mulai membahasi almamater mahasiswa. Massa aksi jeda sejenak untuk istirahat salat Lohor. Lalu kembali melanjutkan aksinya dengan membakar ban di depan Gedung DPRD. Massa aksi juga berlutut bersama dan memanjat doa untuk rakyat.

Ketika waktu mulai memasuki pukul 13.30 Wita, pimpinan lembaga yang melakukan audiensi pun keluar dari Gedung DPRD dan menemui massa.

"Diterima dan ditanggapi dengan baik. Satu statement dari mereka adalah 'Segala macam yang telah kita sepakati bersama menjadi jantung DPR. Mahasiswa merupakan parlementer jalanan," kata Rizaldo, Gubernur BEM FKIP.

Mahasiswa pun membuat "Nota Kesepahaman" bersama anggota Komisi I DPRD. Nota itu berisi tuntutan yang diiyakan dan akan disampaikan kepada DPR RI pada hari ini juga. Jika ditemukan ketimpangan janji dalam 30 hari setelah ini, maka mahasiswa akan kembali turun ke jalan. Demikian kata Norman Iswahyudi, Presiden BEM KM Unmul.

Selain itu, mahasiswa yang masih tidak terima dengan kekerasan aparat juga merancang hearing antara DPRD dengan Kepolisian. Norman mengatakan, pemukulan kemarin bukanlah main-main.

"Kami sakit hati. Kawan-kawan kita disakiti dan diculik (oleh Kepolisian)," tutur Norman.

Hasil Aksi Bela Rakyat Jilid II ini dirasa cukup. Selanjutnya mahasiswa akan memantau kebijakan tarif harga yang sebelumnya telah dinyatakan naik. Sembari mencari keadilan atas unjuk kebolehan aparat yang menampilkan kekerasan. (wal/jdj)