Dilema Magang Merdeka: SKS Tak Bisa Terkonversi

Dilema Magang Merdeka: SKS Tak Bisa Terkonversi

Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA – Meski digadang menjadi program yang memudahkan mahasiswa dalam memperluas jaringan, program Magang Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) menimbulkan dilema terkait kebijakan beberapa fakultas di Unmul yang dirasa masih rancu. Diketahui, ada fakultas-fakultas yang tak dapat mengkonversikan beberapa mata kuliah. Padahal, salah satu benefit dari mengikuti program ini adalah konversi atau pengganti beban SKS setidaknya maksimal 20 SKS.

Sempat dihubungi Sketsa pada Jumat (13/8), Masayu Widiastuti selaku Person In Charge (PIC) dari Magang MBKM Unmul memberikan tanggapannya kepada kami.

Jika kegiatan magang yang dilaksanakan berkorelasi dengan mata kuliah mahasiswa, maka tentu dapat diakui dengan konversi. Namun, apabila magang tak memiliki keterkaitan maka kegiatan tersebut akan tetap dihargai dalam Surat Keterangan Pendampingan Ijazah (SKPI) sebagai sertifikat industri atau sertifikat kompetensi.

"Konversi SKS tentunya memperhatikan keselarasan dari capaian pembelajaran suatu mata kuliah atau bidang yang diambil. Karena memang tak semua kegiatan magang itu harus dikonversikan ke mata kuliah. Tapi bisa menjadi pengayaan pengalaman yang dihargai dengan sertifikat industri atau sertifikat kompetensi utk masuk sebagai SKPI. Sehingga kegiatan magang tidak ada yang sia-sia," terangnya.

Untuk memperjelas mekanisme pelaksanaan Magang Merdeka ini, dirinya memaparkan poin-poin penting kepada Sketsa. Pertama, mahasiswa yang ingin mengikuti magang harus mempelajari dengan baik tawaran bidang yang diberikan mitra yang bekerja sama dengan Dikti. Mahasiswa juga perlu melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing akademik dan ketua prodi. Jika telah mendapatkan saran, maka selanjutnya dapat mendaftarkan diri sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan PIC akan memantau mahasiswa.

Lantas, ketika mahasiswa diterima untuk magang, PIC akan berkoordinasi bersama fakultas terkait data mahasiswa yang terkoneksi dengan mitra, jadwal konsolidasi mitra dengan ketua prodi juga registrasi ketua prodi sebagai dosen pengampu MBKM. Dilanjutkan dengan pembuatan MoU antara mitra dan Unmul sehingga pelaksanaan perkuliahan dapat dimulai. Di akhir kegiatan, hasil penilaian mahasiswa selama magang akan diserahkan kepada program studi dan diteruskan kepada Dikti.

Dirinya juga mengatakan, sebelumnya program magang telah dilaksanakan oleh fakultas, Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M) hingga bidang kemahasiswaan dengan istilah-istilah yang berbeda. Hal inilah yang memungkinkan adanya berbagai regulasi yang tak sama. Meskipun begitu, saat ini Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) telah menyusun panduan maupun Standar Operasional Prosedur (SOP) bersama tim dari PIC program MBKM.

Widi pun berpesan agar fakultas dan mahasiswa dapat bersiap dengan aturan-aturan yang akan datang. "Kita semua harus siap dengan dinamika aturan yang diluncurkan sebagai program dari Kementerian. Sehingga semua program studi berupaya menyesuaikan kurikulumnya," ucapnya.

Sampai sekarang, baru tercatat sebanyak 36 orang yang telah diterima pada program magang. Namun, data ini akan terus berubah seiring proses seleksi berkas oleh Mitrat terkait. Bersamaan dengan hal tersebut, pihaknya masih menunggu proses penyerapan mahasiswa oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan program Kedaulatan Indonesia Dalam Reka Cipta (Kedaireka) LP2M.

Mahasiswa dalam Magang MBKM

Miranda Devi Muslimah, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2018 merupakan salah satu dari sekian mahasiswa yang tengah mengikuti program ini.

Ketika ditanya seputar jalur informasi terkait magang, ia sendiri pertama kali mengetahui tentang kegiatan ini melalui sepupunya dan info dari Instagram, sebelum memutuskan untuk mendaftarkan diri di program tersebut.

"Waktu awal itu aku daftar di Unilever karna liat iklannya di IG kalo dia lagi open recruitment, lalu aku ambil posisi HR (Human Resource). Ternyata boleh daftar lebih dari satu, jadi aku juga ada daftar di lain kaya di Paragon, BSI, Danone, dan lain-lain. Aku lupa daftar apa aja, soalnya aku coba apply ke semua," sebut Miranda, Rabu (11/8).

Ia mengaku jika telah mengetahui program magang dengan benefit 20 SKS yang dapat dikonversikan melalui keterangan yang tertera dalam pendaftaran. Mengenai beberapa fakultas yang tidak dapat menjadikan magang sebagai SKS, ia berpendapat jika kemungkinan mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah wajib.

"Dan kalaupun gak bisa dikonversi, bisa di ganti jadi surat pendamping ijazah saja. Karena teman saya ada juga yang ikut magang, dia gak dikonversi jadi SKS tapi nanti buat ditaruh di ijazah sebagai CV," tutupnya. (fzn/nop/lyn/kus/len)