SKETSA - Menghitung hari jelang perayaan hari jadi yang ke-56 FISIP Unmul, kampus perjuangan justru diterpa kabar tak menyenangkan. Dekan FISIP Muhammad Noor, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Hairunnisa, dan salah seorang dosen program studi Administrasi Negara Hariati, ditengarai melakukan tindakan plagiarisme karya tulis milik mahasiswa.
Kabar ini diketahui oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) FISIP usai melakukan dialog bersama ketua panitia agenda Proceeding of the 2nd International Conference on Education and Islamic Culture Revitalizing the Role of Islamic Higher Education Towards Cultural Transformation and Radicalism Prevention pada 2 Oktober lalu.
Berdasarkan kronologi tertulis yang dikirimkan Wakil Presiden BEM FISIP Unmul Yohanes Richardo kepada Sketsa, agenda tersebut dihelat pada 15 Februari 2018 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda. Tiga nama di atas berposisi sebagai peserta dan diberi kesempatan mempresentasikan tulisannya.
Adapun, judul tulisan yang dimaksud, pertama, EFFORST TO INCREASE MUZAKKI TRUST FUND MANAGEMENT FOR UMMAT (DPU) IN SOCIAL MARKETING ANALYSIS PERSPECTIVE oleh Hairunnisa dan Muhammad Noor, diduga plagiat dari skripsi berjudul ANALISIS SOCIAL MARKETING DANA PEDULI UMMAT (DPU) KALTIM DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN MUZAKKI WILAYAH KOTA SAMARINDA milik mahasiswi berinisial AR Ilmu Komunikasi angkatan 2013.
(Sumber : https:///iceisc.iainsamarinda.ac.id/dl/proceeding.pdf)
Kemudian, ADVERTISING REPRESENTATION “INDONESIA ADALAH KITA” IN MULTICULTURAL FRAME RELIGION IN INDONESIA oleh Muhammad Noor dan Hairunnisa diduga plagiat dari skripsi berjudul REPRESETASE AGAMA DALAM IKLAN INDONESIA ADALAH KITA DI NET.TV milik AP, mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2013.
Dan yang ketiga, MEMAHAMI ETIKA ISLAM PADA PROGRAM BERITA ISLAMI MASA KINI TRANS TV oleh Hariati dan Darmawati diduga plagiat dari skripsi berjudul STIMULUS KOGNITIF MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULAWARMAN DALAM MEMAHAMI ETIKA ISLAM PADA PROGRAM BERITA ISLAMI MASA KINI TRANS TV milik D, mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2012.
(Sumber : ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id)
Penyelidikan tim riset MPM FISIP yang mengkomparasikan karya asli dan dugaan plagiat, rupanya berbuah kecurigaan. Sejumlah kesamaan isi tulisan ditemukan. Bedanya, karya yang diduga plagiat sudah diubah ke dalam bahasa Inggris.
"Menurut penjelasan ketua panitia penyelanggara konfrensi, setelah orang tua AR yang kebetulan dosen IAIN, merasa keberatan dengan plagiasi yang dilakukan, akhirnya orang tua AR meminta agar dalam karya tersebut juga dicantumkan nama AR. Namun atas permintaan Ibu Hairunnisa dan ibu Hariati akhirnya tulisan hasil proceeding oleh ketiga dosen tersebut dihapus dalam daftar. Alhasil 3 judul tulisan tersebut tak lagi dapat diakses," demikian bunyi kronologi.
Kepada Sketsa, Richard menegaskan, perbuatan yang dilakukan tiga nama tersebut telah mencoreng nama baik lembaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
"Tidak sepatutnya oknum yang harusnya menjadi guru kita melakukan tindakan yang tidak etis dan tidak beretika. Plagiat itu sangat melanggar. Ini jelas sangat memalukan. Karenanya kasus ini harus ditindaklanjuti sesuai aturan sesuai peraturan pendidikan nasional nomor 17 tahun 2010," tandasnya.
Pagi tadi, Jumat (12/10), MPM FISIP menggelar mimbar bebas bertajuk refleksi 56 tahun FISIP Unmul di halaman parkir kampus. Dugaan plagiarisme ini jadi salah satu pokok pembahasan dalam orasi. Mereka juga membentangkan sejumlah spanduk di beberapa titik bertuliskan gugatan plagiat hingga ancaman pemecatan bagi tiga nama tergugat.
Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait hal ini, Noor mengaku tengah berada di luar kota.
"Bapak lagi acara seleksi JPT Pratama di Balikpapan," jawabnya singkat. (aml/els)
Berita ini telah diperbaharui oleh Redaksi Sketsa 16 Oktober pukul 12.57 Wita.