Cawapres dari Calon Tunggal Mundur, Pemira FIB akan Tempuh Kongres Luar Biasa

Cawapres dari Calon Tunggal Mundur, Pemira FIB akan Tempuh Kongres Luar Biasa

Foto: An Nisa/Sketsa

SKETSA — FIB menjadi satu dari sekian fakultas di Unmul yang melangsungkan Pemilihan Raya (Pemira) dengan calon tunggal. Namun, sebelum pesta demokrasi tersebut dimulai, calon Wakil Presiden (Cawapres), Muhammad Darwis Aswin dikabarkan telah mengundurkan diri. Akibatnya kontestasi Pemira FIB hanya menyisakan satu calon Presiden (Capres), Rida Nur Fatikha, tanpa Cawapresnya. 

Untuk menggali informasi lebih lanjut, Sketsa menghubungi Davynalia Pratiwi Putri selaku ketua Badan Pekerja Pemilihan Raya (BPPR) FIB 2022. Ia mengungkap, Cawapres tersebut mengundurkan diri pada hari di mana mereka akan melakukan uji publik dengan alasan yang tidak pasti. Dirinya pun menyayangkan bahwa kejadian tersebut telah mengacaukan urutan acara yang sudah disiapkan.

Kronologi pengunduran diri Cawapres tersebut bermula pada Senin (12/12) lalu. Di mana, hari itu Pemira FIB akan melaksanakan uji publik. Namun, Davynalia mendapat kabar bahwa Cawapres dari Paslon tersebut sedang sakit, sehingga agenda diundur menjadi Kamis (15/12). 

“Ternyata pada Kamis pagi sebelum kami melaksanakan uji publik, saya mendapat kabar kalau Cawapresnya mengundurkan diri,” terangnya saat diwawancarai oleh Sketsa pada Jumat (16/12).

Kendala lain pun turut dirasakan oleh Davynalia selama Pemira FIB berlangsung, seperti minimnya antusiasme dari peserta. Ia menyebut bahwa pada saat pencabutan berkas, tidak ada mahasiswa yang bersedia mengambilnya. Akhirnya, panitia memperpanjang waktu pencabutan berkas sebagai upaya agar Pemira tetap dapat berjalan. 

“Setelah itu ada dua calon yang mengambil (berkas). Waktu pengembalian berkas, hanya satu Paslon saja yang sudah mengembalikan berkas yang kami minta,” imbuhnya.

Kendati demikian, Davynalia mengungkap bahwa panitia telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong antusias mahasiswa dalam mencegah calon tunggal di Pemira FIB tahun ini. Ia mengaku, mereka telah memiliki persiapan yang cukup matang, mulai dari mengampanyekan Pemira sejak satu setengah bulan yang lalu hingga melakukan sosialisasi.

“Walaupun cukup disayangkan bahwa peminat dari sosialisasi ini bukan target yang kami mau, karena target kami ialah mahasiswa sekitar angkatan 2021 ke bawah. Namun, yang datang pada saat sosialisasi itu angkatan 2022, yang mungkin mereka masih belum tau gimana perpolitikan di kampus.”

Menindaklanjuti pengunduran diri dari satu-satunya Cawapres di Pemira FIB kali ini, Davyna mengungkap bahwa BPPR memutuskan untuk mengembalikan kewenangan kepada Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FIB untuk melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) pada Senin (19/12).

Menurut Davyna, terdapat kemungkinan bahwa DPM akan melakukan aklamasi karena minimnya peminat pada Pemira. Nantinya, seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan lembaga di FIB akan dikumpulkan dalam agenda tersebut untuk menentukan Capres dan Cawapres BEM FIB 2022.

“Rencananya mau sekalian dibentuk kabinetnya, siapa saja menteri-menterinya, gitu. Jadi sekarang untuk hasil dari Pemira itu akan kami kembalikan ke kongres” ungkap Davyna.

Mengenai keberlanjutan agenda tersebut, Sketsa kemudian menghubungi Zain Aqil Hidayat selaku ketua DPM FIB pada Kamis (29/12). Ia menyebut bahwa pelaksanaan KLB akan diadakan saat mendekati jadwal masuk perkuliahan.

“Supaya teman-teman dari luar kota yang kembali ke Samarinda bisa berpartisipasi di kongres tersebut,” tuturnya.

Menurut Zain, terlepas dari penetapan tanggal penyelenggaraan KLB, masih belum terdapat kendala signifikan di dalamnya.

Menyoal mekanisme KLB, Zain menuturkan hal tersebut masih dibicarakan dalam internal DPM FIB. Imbuhnya, mereka masih mendiskusikan mekanisme lanjutan agar organisasi kemahasiswaan (Ormawa) lain dapat turut berpartisipasi dalam pemilihan Capres dan Cawapres, sehingga wewenang tersebut tidak hanya berada di tangan DPM.

“Belum ada fiksasi perihal mekanismenya,” tutupnya. (ems/anf/dre)