Sumber Gambar: Ariani
SKETSA - Setelah sekian lama hanya terpajang di papan nama program studi (Prodi) Fakultas Teknik (FT), Prodi S1 Arsitektur serta D3 Survei dan Pemetaan akhirnya resmi menjadi prodi baru fakultas ini. Proses perizinan pendirian kedua prodi ini sebenarnya sudah lama didapatkan, namun peresmiannya baru tahun ini dapat teralisasi.
Kurangnya kesiapan tenaga pengajar menjadi sebab pendirian dua prodi ini urung dilakukan. “Akhirnya sepakat, Dikti juga sampaikan itu belum ditutup izinnya, kita disuruh buka dan kami mencoba membuka dua prodi dulu. Karena dua prodi ini keliatannya dosennya sudah siap untuk membukanya. Baik jumlah dosen dengan kurikulum sudah siap untuk di-launching,” ungkap Wakil Dekan (WD) I FT, Tamrin Rahman, Rabu (10/6).
Meski awalnya ragu karena perizinan telah lama diberikan sedangkan pendirian prodi belum juga dilakukan. Tamrin mengatakan bahwa Wakil Rektor (WR) I sempat menyurati Dikti untuk mempertanyakan perihal masa berlaku izin pendirian dua prodi ini. Ternyata perizinan pendiriannya belum ditutup, sehingga dua prodi ini masih dapat dibuka.
Dua prodi ini menurut Tamrin sangat dibutuhkan untuk pengembangan Kalimantan Timur (Kaltim) di masa mendatang. Terlebih, resmi berpindahnya ibu kota ke Kaltim semakin memperkuat pendirian S1 Arsitekur dan D3 Survei dan Pemetaan di FT.
“Jangan kita menjadi tamu di negeri sendiri. Kita harus menjadi tuan rumah dan ikut terlibat dalam pembangunan apapun yang ada di Kaltim ke depannya,” tutur Tamrin.
Pandu Kusumoputro Utomo didapuk menjadi Ketua Prodi (Kaprodi) S1 Arsitektur, sementara Henny Magdalena resmi menjadi Kaprodi D3 Survei dan Pemetaan. Tamrin menuturkan bahwa dalam satu prodi diharuskan memiliki lima dosen. S1 Arsitektur telah memiliki empat dosen yang background-nya arsitek, dan ditambah dengan dosen-dosen lama turut andil. Bahkan Tamrin mengatakan, salah satu dosen Prodi D3 Survei dan Pemetaan adalah alumni S3 dari Amerika, bahkan pernah bekerja di NASA.
“Mungkin satu tahun ini, kita akan setelkan dulu kurikulum, setelah itu kita akan reakreditasi. Mudah-mudahan segera dapat B,” imbuh Tamrin saat ditanya awak Sketsa perihal akreditasi dua prodi ini.
Akan tetapi, kedua prodi ini belum membuka jalur pendaftaran selain melalui Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SMMPTN). Hal ini karena dua prodi tersebut belum dimasukkan ke dalam penerimaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun sebelumnya.
“Belum dirancang. Jadi setelah UTBK Unmul, baru kita rancang. Bahwa tahun ini kita menerima mahasiswa D3 dengan Arsitektur sehingga jalurnya tentu ya, hanya lewat mandiri saja,” ucapnya.
Kemudian, terkait masih ada beberapa prodi yang hanya terpajang namanya saja. Disebutkan Tamrin perihal papan nama prodi di bawah naungan FT adalah prodi yang telah diberikan izin oleh kementerian, sehingga semua prodi tertulis di papan nama tersebut meski belum berdiri. Tamrin berharap ke depannya prodi-prodi lain dapat segera dibuka.
“Jadi mudah-mudahan Petroleum Kimia dan Teknik Mesin kami akan realisasikan tahun depan. Kalau tidak ya tahun depannya lagi. Kami keterbatasan kelas, itu persoalannya,” tutup Tamrin. (hlm/arr/wil)