Sumber Gambar: Istimewa
SKETSA - Mengungkap keresahan mahasiswa terhadap jajaran petinggi Unmul, Jaringan Advokasi (Jarvo) Mulawarman gelar audiensi terbuka secara daring pada Kamis (6/5) lalu. Agenda yang berlangsung melalui Zoom Meeting tersebut dihadiri 70 peserta dari 14 fakultas mulai pukul 14.00-16.00 Wita.
Turut pula menghadirkan Rektor beserta para wakil rektor I hingga IV serta perwakilan fakultas oleh para dekan. Dalam hal ini, Jarvo mengharapkan agar tuntutan dapat terealisasi oleh pihak Unmul dan tak semata ditampung.
Poin yang disampaikan meliputi pemberian jaminan kesehatan, keselamatan dan keamanan dalam proses perkuliahan secara luring, pemenuhan distribusi kuota mahasiswa yang masih belum merata juga transparansi layanan perkuliahan pada laman resmi unmul.ac.id. Tak luput, Jarvo juga meminta adanya sistem teknologi yang memudahkan administrasi dan menyajikan data anggaran secara terperinci.
Membuka alur diskusi, Koordinator Lapangan (Korlap) Jarvo, Andi Indra Kurniawan secara tegas meminta birokrat untuk memperhatikan sistem layanan perkuliahan terutama dengan metode daring. Menurutnya, banyak mahasiswa yang merasa resah dengan lambatnya pelayanan sampai luputnya birokrasi dalam memberikan keterangan lebih lanjut. Sehingga, ia berharap agar kampus dapat memberikan transparansi dalam penyampaian informasi.
“Data statistik kampus tidak ter-update secara berkala. Jangan sampai update hanya untuk peningkatan akreditasi, sementara layanan mahasiswa yang setiap hari itu tidak diberikan secara optimal,” ucap Andi.
Tak hanya Andi, perwakilan mahasiswa yang hadir turut membuka suara. Mei Nur Rahman, mahasiswa asal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini menyoroti sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada mahasiswa baru 2021 jalur SNMPTN. Terdapat laporan jika mereka memperoleh golongan UKT yang tidak sesuai dengan keadaan ekonomi masing-masing.
“Pelayanan lambat, UKT mahasiswa baru terlampau melebihi kemampuan ekonomi mereka. Harusnya ada pendoman yang jelas terkait UKT,” papar Rahman.
Yulfia Septi Annisa, perwakilan BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) juga menuturkan jika sistem pelayanan menggunakan aplikasi WhatsApp tidak efektif. Kendati, sistem administrasi semenjak pandemi Covid-19 beralih menjadi daring.
“Tidak ada tanggapan dari fakultas untuk pelayanan mahasiswa, informasi akademik lambat. Mahasiswa mengalami ketidakjelasan akhirnya,” sambung Yulfi.
Jarvo mendesak agar permasalahan ini dapat ditindak lanjut oleh Unmul secara tanggap. Mereka menargetkan, dalam dua bulan seluruh tuntutan dapat terealisasikan. Apabila tidak memenuhi, Jarvo akan kembali melakukan audiensi.
Menanggapi tuntutan Jarvo, Rektor Unmul, Masjaya akan memeriksa kembali sistem pelayanan mahasiswa yang bermasalah. Dirinya tidak bisa langsung menyimpulkan kesalahan terdapat pada sistem atau mahasiswa.
“Sistem pelayanan publik kita terbaik di Kaltim dan nasional. Setahu saya keterangan aktif kuliah, data alumni dan data lainnya lengkap di Unit Layanan Terpadu (ULT). Laporan dari pelayanan ULT diberikan tidak sampai dua hari, namun akan saya periksa kembali,” jelas Masjaya.
Terkait kuota, Masjaya mengaku Unmul telah mendistribusikannya dengan baik sejak awal pandemi. Mahasiswa yang mendapatkan kuota ia paparkan berdasarkan pendataan oleh fakultas.
“Namun, kebijakan berubah oleh Menteri. Untuk kuota sekarang diatur Kemendikbud, sehingga universitas tidak boleh mengganggarkan. Jadi, verifikasi oleh mereka langsung, bukan dari kami. Kami sudah komplain ke mereka,” jelas Masjaya.
Ia membenarkan, hampir 10 ribu mahasiswa belum mendapatkan kuota Kemendikbud dan Unmul sedang mengawal permasalahan ini. Tak hanya Masjaya, Wakil Rektor II Bidang Umum, Sumber Daya Manusia, dan Keuangan, Abdunnur mengaku siap menerima saran perihal UKT dari setiap fakultas.
“Terkait UKT, hasil verifikasi dan validasi sebetulnya secara pedoman teknis sudah ada. Namun jika ada melihat yang tidak sesuai, silakan laporkan. Apalagi jalur SNMPTN biasanya tidak ada kebijakan yang sesuai dengan dokumen yang dimasukkan oleh mahasiswa sehingga banyak terjadi miss, Silakan didata dan akan langsung kami kawal,” tanggap Abdunnur.
Wakil Rektor I bidang Akademik, Mustofa Agung Sardjono, mengungkapkan jika Unmul saat ini tengah mempersiapkan perkuliahan kembali secara tatap muka. Namun, persiapan yang dibutuhkan melalui banyak proses. Mereka berharap agar pembelajaran dapat berlangsung aman mengingat pandemi Covid-19 yang belum usai.
“Kami tidak bisa langsung menjanjikan, sistem masih kita uji coba. Entah nanti mahasiswa masuknya bergantian dan masih melihat pertimbangan Satgas Covid-19 Unmul karena situasi masih riskan,” tandas Agung. (syl/rst)