Asa Baru Dekan Faperta Terpilih

Asa Baru Dekan Faperta Terpilih

SKETSA - Rambut yang memutih itu menandakan sosoknya kini memang tak muda lagi. Mengenakan kemeja biru kotak-kotak, dia berdiri di depan pintu ruang kerjanya menyambut kedatangan awak Sketsa. Sembari mempersilakan masuk ke dalam ruangan bercat putih itu, raut mukanya tampak hangat diselingi candaan dan gelak tawa.

“Guyonan itu perlu, gunanya agar susana tidak tegang saat bertanya,” ucap pria berusia 56 itu.

Telah berkecimpung di dunia pendidikan selama tiga dekade lamanya, kini membawanya pada puncak pucuk kekuasaan. Menggeluti sektor pertanian sendiri sudah sejak 1981 sebagai mahasiswa di Faperta Unmul, kemudian 1993 melanjutkan S2 dan S3 di IPB Bogor pada 1997. Dia telah aktif membina kelompok tani di Kalimantan Timur sejak 2004.

“Saya sayang dengan petani binaan saya, ada beberapa ribu kelompok tani binaan saya hampir di seluruh Kaltim. Saya mendampingi, melatih, dan membina mereka agar bisa meningkatkan produktivitasnya, karenanya saya sampai lupa mengurus (sertifikasi) professor,” tutur pria satu anak itu.

Dialah Rusdi, sosok yang kini didapuk menjadi orang nomor satu di Fakultas Pertanian. Masa kecilnya dihabiskan di Pulau Bunyu, yang kini telah terjamah oleh perusahaan minyak negara.

Kendati hidup di pulau kecil nun jauh di utara timur laut Kalimantan, Rusdi nyatanya tak mengikuti jejak orang tuanya untuk menjadi seorang nelayan. Menjatuhkan pilihan pada bidang pertanian merupakan pilihan besar. Sekalipun pernah gugur dalam tes pada 1981, Rusdi tak patah arang.

“Dulu tidak ada cita-cita karena hidup mengalir saja, tak memikirkan yang muluk-muluk. Tes S1 di IPBN tidak lulus jadi saya ikut non tes di Unmul diterima di FKIP Biologi dan Pertanian. Ya, saya memilih pertanian saja,” ungkapnya.

Proses panjang yang dia lalui tak luput dari hambatan dan godaan. Pria penggiat tanaman hias ini mengaku bahwa dia sempat berkali-kali ditawari kursi jabatan di sebuah lembaga namun dia tolak dengan tegas. Rusdi pernah ditawari menjadi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan 2003, lalu pada 2004 ditawari kembali untuk menduduki posisi Kepala Bappeda.

“Saya tolak semua tawaran yang datang, karena saya ingin fokus mengajar di Faperta, membangun Faperta agar lebih maju. Tahun ini alhamdulillah jalan saya dimudahkan oleh Allah hingga akhirnya sampai di titik ini,” imbuhnya.

Kepada Sketsa, Rusdi mengaku senantiasa berupaya mengimplementasikan kaidah-kaidah agama dalam kehidupannya. Sosoknya yang religius dan memiliki jiwa empati menjadikannya akrab dalam pergaulan masyarakat. Tak heran, jika Rusdi kini menjadi sosok yang akrab dengan mahasiswa-mahasiswanya.

“Saya kalau mengajar mahasiswa, selalu saya tanamkan kepada mereka untuk berdoa terlebih dahulu jika hendak melakukan sesuatu. Tak lupa pula diluruskan dengan niat yang baik, agar hasilnya baik pula. Sama seperti ketika kita menanam tanaman, apa yang kita tanam dengan baik, akan berbuah yang baik pula pada akhirnya. Mahasiswa sering ke ruangan saya jika ada jam kosong, tak hanya sekadar konsul, tetapi juga sharing tentang masalah mereka,” tuturnya.

Ketika ditanya pasal visi misi apa yang ingin Rusdi wujudkan dalam lima tahun ke depan, dia optimis memaparkan asanya buat Faperta. Faperta, kata dia, masih terbelakang dibanding fakultas lain. Oleh karenanya, dia ingin menciptakan sarjana berwawasan global berdasarkan iklim tropikal basah, membangun pusat pengembangan di Kaltim. 

Kemudian, meningkatkan kualitas dosen dan bisa menerima mahasiswa S3, serta melepas Fakultas Peternakan agar berdiri secara mandiri tanpa bayang-bayang Faperta. Untuk mewujudkan asa ini, Rusdi punya strategi sendiri.

“Saya bukan manusia super yang bisa bekerja sendiri, namun saya mencoba memimpin fakultas ini dengan baik. Tak lupa merangkul teman maupun lawan saya ketika pemilihan lalu. Tahun ini juga saya ingin mengembangkan hima-hima di Faperta melalui kegiatan PKM agar lebih aktif penelitian, dan lain-lain,” tutupnya.

24 April 1962 silam Faperta terlahir. Terbilang tua, sering keriputnya yang ternyata berimbas pada merosotnya angka peminat. 103 dosen, 82 pegawai administrasi, 2400 mahasiswa, namun akreditasi kampus "Pak Tani" masih menyandang huruf C. Fakta ini menyatakan Faperta tidak dalam keadaan baik-baik saja. Asa Faperta digantungkan pada Rusdi. (myg/aml)