Lifestyle

Waspada dan Kenali Tanda-tanda Cyberbullying

Teknologi saat ini memperluas lingkup bullying menjadi lebih besar

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : Unicef

SKETSA – Perundungan tak hanya terjadi di dunia nyata. Faktanya, teknologi saat ini memperluas lingkup bullying menjadi lebih besar. Baik media sosial (medsos) maupun platform digital lainnya berperan dalam kehadiran perundungan dunia maya yang lebih dikenal dengan nama cyberbullying. Dikutip dari UNICEF, cyberbullying sendiri adalah perilaku agresif yang dilakukan suatu kelompok atau individu secara berulang dari waktu ke waktu terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut.

Perbedaan kekuatan atau kuasa antara pelaku dan korban menjadi salah satu faktor dalam tindakan tersebut. Dalam hal ini merujuk kepada persepsi atau anggapan terhadap kapasitas fisik dan mental. Implementasinya lantas terwujud dalam rasa takut, marah, hingga malu yang dirasakan oleh seseorang atau kelompok yang diserang.

Jika menilik lebih dekat, perbuatan ini dapat terjadi bahkan dari hal yang paling sepele. Contohnya seperti melontarkan lelucon, atau candaan antara satu sama lain. Terutama di internet, terkadang sulit untuk membedakan apakah seseorang hanya sedang bercanda atau benar-benar berniat untuk menyakiti secara tidak langsung.

Untuk mengetahui apakah sedang terjadi cyberbullying pada seseorang, kamu perlu memperhatikan dan mengenali gejala yang mengarah kepada perundungan tersebut. Berikut Sketsa paparkan tanda-tanda yang dapat kamu amati dan telusuri.

1. Kewalahan

Dalam skema bullying, biasanya terdapat sikap intimidasi yang ditujukan kepada korban. Ketika hal tersebut terjadi, seseorang akan merasa tersudutkan juga tertekan karena adanya perbedaan kekuatan antara korban dan pelaku. Merujuk pada cara kerja internet, mereka yang terintimidasi sering kali merasa terkucil dan akhirnya memutuskan untuk membuat pesan-pesan pertolongan tersirat bahkan deactive dari medsos.

2. Tak Berdaya dan Terekspos Berlebihan

Kalian pastinya tahu, jika sesuatu yang kontradiktif di masyarakat dapat menimbulkan ekspos yang tinggi atas sebuah isu? Ini juga berlaku di dunia maya. Ketika seseorang mendapatkan perundungan atas hal yang dianggap tidak sesuai dengan standar di internet, akan banyak perhatian yang tertuju pada korban. Sayang tak semua berwujud positif, bahkan sering kali diperparah dengan statement miring yang tidak benar. Terutama jika diserang melalui akun-akun anonim. Perlakuan tersebut dapat melemahkan korban dengan rasa tak berdaya dan intimidasi yang intens.

3. Marah

Siapa sih, yang senang di-bully? Selain menyebalkan, serangan intimidasi membuat seseorang merasa sendirian dan kehilangan teman di dunia maya. Perasaan marah lantas muncul sebagai respons dari perundungan tersebut. Tak jarang, korban menjadi reaktif dan turut membalas dengan metode yang sama pula dengan pelaku. Nyatanya, hal tersebut hanya akan membuat korban semakin lemah dan mudah untuk diserang.

4. Depresi

Depresi terjadi ketika perundungan yang diberikan sudah tak dapat dikendalikan. Atas perasaan ditertawakan atau dilecehkan orang lain, membuat korban semakin menutup diri. Tak lagi sebatas kewalahan, mereka yang mengalami depresi atas cyberbullying dapat melakukan tindakan ekstrem jika tidak diawasi.

Memang, tak semua tanda di atas dapat diamati begitu saja. Jika seseorang yang mengalaminya merupakan mutual dekat di internet atau teman bahkan kerabat di real life, tentu akan lebih mudah bagimu untuk membantu mereka menangani perundungan tersebut.

Tawarkan dukungan atau bantuan, tetapi jangan lupa untuk mendengarkan korban terlebih dahulu. Pahami perasaan mereka, sampaikan untuk tetap tenang dan memberikan ruang untuk berpikir lebih dingin. Kamu juga bisa membantu mereka untuk melakukan privasi akun atau memblokir akun pelaku cyberbullying agar lebih merasa aman. Melapor pada pihak berwajib atau meminta bantuan profesional lainnya juga sangat disarankan jika korban membutuhkannya.

Apabila kamu menyaksikan seseorang tak dikenal menjadi sasaran cyberbullying, kamu dapat memberikan bantuan dengan respons atau reply yang dapat menguatkannya. Jika memang perlu, ajak teman-teman lain untuk menghentikan perundungan tersebut dengan melaporkan dan blokir akun sang bully. Yuk, jadikan internet sebagai tempat yang ramah dan aman bagi semua orang. (len/fzn)



Kolom Komentar

Share this article