Lifestyle

Metode Vaksin Baru Covid-19 Via Nasal Spray

Nasal Spray sebagai metode vaksin baru.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: wsj.com

SKETSA - Seperti yang kita ketahui, saat ini vaksin Covid-19 diberikan melalui suntikan ke bagian otot atau dengan metode intramuscular injection. Namun, akhir-akhir ini dunia maya dihebohkan lantaran Thailand sedang mengembangkan vaksin Covid-19 dengan metode baru yaitu dengan nasal spray.

Metode non-injeksi ini merupakan metode vaksin yang sebelumnya sudah pernah ada. Seperti vaksin polio yang diberikan melalui mulut juga vaksin influenza yang kini dapat diberikan melalui hidung. Kedua metode tersebut memang diperkirakan memiliki banyak keuntungan. Akan tetapi, penggunaan vaksin dengan metode ini cukup sulit karena banyak tantangan dalam pengembangannya.

Dikutip dari beberapa sumber kesehatan, metode vaksin via nasal spray ini direncanakan akan dikembangkan dan sudah melalui tahap uji preklinik pada tikus serta memberikan hasil yang menjanjikan.

Penginjeksian vaksin dengan metode tersebut juga digadang-gadang akan lebih efektif dalam mencegah Covid-19. Lantaran menambah pertahanan imun pada area lokal organ pernapasan yang merupakan salah satu akses bagi virus untuk menular ke tubuh manusia.

Dikutip dari jurnal kedokteran Frontiers in Immunology, ada tiga hal yang harus dipersiapkan dalam pengembangan vaksin melalui saluran pernafasan ini. Pertama, antigen yang dapat memunculkan respon imunitas adaptif dan bisa bertahan beberapa hari. Kedua, immunostimulan yang dapat mengaktifkan garda pertama sistem imunitas tubuh innate immunity. Ketiga, alat yang dapat membantu untuk memasukkan vaksin ke dalam tubuh secara baik.

Dalam jurnal tersebut, dijelaskan pula tantangan tersulit dalam pemberian vaksin via nasal spray ini. Ini karena adanya rambut halus atau cilia yang menjadi barier pertahanan penting untuk mencegah zat asing masuk ke tubuh. Jika ada zat asing masuk ke hidung, pertahanan yang akan dilakukan area hidung adalah pembersihan yang dibantu lendir dan bulu halus pada hidung dan akan membantu pengeluaran zat asing tersebut.

Dapat disimpulkan, jika sistem pertahanan tersebut sedang meningkat kinerjanya maka dosis vaksin yang masuk pun akan menurun dan dikhawatirkan tidak efektif.

Berdasarkan beberapa jurnal kesehatan, bahasan terkait metode vaksin via nasal spray ini masih sangat sedikit ditemukan. Sebab metode tersebut masih sangat jarang digunakan. Di Thailand sendiri, yang menjadi tempat uji coba metode vaksin baru saja selesai uji preklinik kepada hewan dan akan mulai memasuki uji klinik fase 1 kepada manusia hingga akhir tahun 2021.

Di Universitas Oxford, Inggris, penggunaan vaksin AstraZeneca melalui hidung sendiri masih dalam tahap penelitian di tahun ini. Sementara Indonesia, metode vaksin via nasal spray ini masih dalam tahap penelitian dan belum diterapkan. (ahn/rkn/fzn)



Kolom Komentar

Share this article