Hari Besar

Tantangan dan Pesan Pendidik di Hari Guru

Menjadi guru bukan sebatas mengajar, tapi niat mendidik dari awal (Sumber Foto: Adnin)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Guru sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Profesinya merupakan salah satu bentuk pengabdian, terutama dalam hal mendidik anak bangsa. Berkutat dengan pendidikan, tak melulu membuat seorang guru hanya sekadar masuk kelas, menyampaikan materi, dan selesai. Tugas guru lebih dari itu. Seorang guru mengajarkan lebih dari materi di buku. 

Ada peran orang tua yang harus dimiliki guru dalam menghadapi siswanya.  Sekolah menjadi tempatnya menemukan kasih sayang dengan bentuk didikan yang lain dari para guru. Di sinilah kemampuan guru menghadapi berbagai karakter murid diuji. Namun bagi Ami, salah satu guru di SMP Negeri 3 Samarinda, ini merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan bijak.

“Dengan tingkah laku anak yang beragam, membuat saya sebagai seorang guru harus lebih pandai bersikap. Lebih membuka wawasan ke depan untuk bisa mendidik anak menjadi pribadi yang lebih baik. Dan juga menjadi pelajaran ke kita, khususnya sebagai seorang pendidik," ujar guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini. 

Menurutnya, seorang guru harus memiliki niat yang kuat dalam mendidik generasi bangsa. “Bagaimana caranya kita bisa menghadapi mereka (siswa) tanpa mengeluh. Di situ guru ditantang. Kalau memang gurunya menyerah, ya sudah enggak usah jadi guru.”

Tantangan lain bagi Ami ialah dalam menghadapi anak yang berasal dari keluarga broken home, baginya sedikit sulit untuk dapat memberi tahu secara langsung. Pola pendekatan dalam menasihati harus hati-hati, karena mereka bisa saja berontak. Maka dari itu pendekatan harus dilakukan dengan membuatnya merasa diayomi, dan diperhatikan.  

Bagi Ami menjadi guru tidak hanya sebatas mengajar saja, tetapi niat untuk mendidik yang harus dimunculkan sejak awal. “Niatnya harus betul-betul dari hati karena pekerjaan seorang guru harus tulus, ikhlas, karena kita mau mendidik anak-anak, putra putri bangsa," tuturnya.

Menjadi seorang guru juga harus memiliki karakter. Beberapa di antaranya ialah niat yang kuat, ikhlas serta bertanggung jawab. “Tanggung jawab ini berhubungan dengan kedisiplinan juga. Tidak hanya sebatas dengan diri sendiri, tapi juga siswa dan Tuhan," terang perempuan kelahiran Balikpapan 17 Desember 1973 ini. 

Menanggapi fenomena pelajar sekarang, Ami merasa pendidikan agama serta moral adalah hal yang terpenting agar siswa tersebut lebih kuat pribadinya. Dukungan orang tua, teman sebaya serta masyarakat di lingkungan sekitar juga dibutuhkan untuk membangun karakter anak. 

Hal yang penting diperhatikan khususnya bagi calon guru ialah  terkait teknik memberikan pelajaran kepada siswa. “Mereka mau dengar kalau kita bisa memberi contoh yang baik. Jadi kita tidak hanya berbicara saja, tapi juga dengan memberikan tindakan. Harus tegas dengan contoh yang baik,” pungkasnya. (adn/adl)



Kolom Komentar

Share this article