Hari Besar

Suasana Harkitnas dalam Fenomena #IndonesiaTerserah

Harkitnas di tengah pandemi

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA - Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-112 di tengah pandemi seharusnya bisa kita jadikan momentum untuk meningkatkan solidaritas. Perayaan Harkitnas diharapkan bukan seremonial semata. Saat ini Indonesia sedang genting. Covid-19 masih mangkir di setiap sudut bumi ibu pertiwi.

Tenaga medis sebagai garda terdepan Covid-19 menjadi pahlawan masa kini. Mereka hadir dan berkerja di luar untuk kita. Keluarga, orang-orang yang dicintai, dan kehidupan normal di luar sana rela ditinggalkan. Bahkan, tak sedikit dari mereka gugur dalam menjalankan tugas. Dikutip dari The Conversation, persentase kematian tenaga medis akibat Covid-19 di Indonesia ada sekitar 6,5 persen. Hal ini sungguh sangat miris jika dibandingkan dengan negara lain seperti Inggris yang hanya sekitar 0,5 persen dan Amerika Serikat 0,16 persen.

Cukuplah bagi kita untuk berkerja, belajar dan beribadah dari rumah sebagai bentuk penghargaan. Tapi lihat, apa yang bisa kita lakukan untuk mereka. Kejadian di McD Sarinah, PSBB tak lagi diindahkan. Bandara dibuka, satu persatu keluar rumah dengan urusan yang tidak penting. Ini sontak membuat mereka yang berjuang demi keselamatan bersama ramai-ramai mengunggah tagar #IndonesiaTerserah.

Melalui #IndonesiaTerserah, tenaga medis menyampaikan bentuk protes mereka terhadap masyarakat yang tidak mau berbenah dan menyesuaikan diri terhadap protokol kesehatan Covid-19 yang selama ini disuarakan. Tagar ini juga merupakan ekspresi kekecewaan dan sikap tidak percaya mereka terhadap pemerintah dan masyarakat.

Rupanya, fenomena ini tak hanya terjadi di kalangan tenaga medis. Terdapat sebuah kabar bahwa dalam rapat kabinet hanya salat Idulfitri yang diputuskan dilarang tegas dalam pelaksanaannya, tanpa ada pengecualian. Lalu bagaimana dengan mal, terminal, bandara dan tempat kerumunan lain yang kini mulai dilonggarkan peraturannya?

Tentu tenaga medis dan yang lainnya tak memiliki daya untuk mundur dari tugas mereka. Seharusnya kita paham bagaimana kondisi mereka baik itu fisik maupun mental. Jangan sampai usaha kita selama ini menjadi sia-sia. Ini bukan soal kita dan kejenuhan kita selama di rumah saja. Tetapi, ini soal kita dan dunia.

#IndonesiaTerserah dan satu tagar lainnya yakni #sukasukakalian bukan sekadar seruan biasa. Seharusnya, kita dapat memahami bahwa ada yang salah dengan masyarakat dan negara kita ini. Tanpa kita sadari, keduanya akan menimbulkan perpecahan sosial. Jika kamu tak mampu menjadi warga negara yang membanggakan negaranya di negeri orang, setidaknya jadilah warga negara yang membanggakan untuk negaranya sendiri.

Teruslah ikuti instruksi social/psychal distancing, Work From Home (WFH), rajin mencuci tangan dan wajib memakai masker sebagai bentuk protokol kesehatan.

Mari kita jadikan Harkitnas ini sebagai bentuk solidaritas dan saling mendukung di antara sesama tanpa mengurangi rasa empati. Tumbuhlah menjadi manusia yang kuat dan sadar untuk tidak egois. Karena sampai waktu yang belum ditentukan, kita semua harus bisa hidup berdampingan dengan Covid-19. (ami/len)



Kolom Komentar

Share this article