Hari Besar

Paskah 2020: Kerja Kreatif di Balik Live Streaming Ibadah

Perayaan Paskah berbeda tahun ini tak mengurangi esensinya

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Ferren

SKETSA – Untuk pertama kalinya, tahun ini umat kristiani harus merayakan Paskah tanpa menghadirkan diri di rumah ibadah. Tentu saja, semua ini dilakukan untuk menghindari kerumunan dan aktivitas fisik selama virus corona (Covid-19) masih mewabah. Meskipun begitu, rupanya keterbatasan ini tidak menghalangi rumah ibadah maupun umat untuk tetap beribadah di rumah.

Sebagai salah satu perayaan yang ditunggu, Paskah kali ini hadir dalam bentuk yang berbeda. Dengan menggunakan fitur live streaming di YouTube, umat dapat turut serta merayakan Paskah bersama keluarga di rumah dengan tidak mengurangi esensi serta semangat yang ada. Di balik ibadah online yang digelar, terdapat tim yang harus bekerja dengan kreatif.

Seperti yang dilakukan oleh Ferren Novelin Laij, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) angkatan 2018 berikut ini. Ia yang tergabung dalam tim Veronica Photography bersama umat lainnya di Gereja Santo Lukas Temindung, Samarinda telah menyiarkan ibadah secara online sejak Misa Prapaskah IV pada Sabtu (21/3) lalu. Melalui kanal YouTube Dokumentasi Santo Lukas Temindung, terhitung mereka telah melakukan siaran hingga pagi ini (12/4) untuk perayaan Hari Raya Paskah.

Menurut Ferren, ada beberapa hal yang perlu diusahakan selama mengurus live streaming. Pertama, membentuk kanal YouTube. Mulai dari membuat akun di Google hingga melakukan koneksi ke YouTube agar dapat menyiarkan ibadah secara online.

Kedua, butuhnya aplikasi serta alat audio pendukung selama siaran berlangsung. Pada Santo Lukas sendiri, ia menuturkan bahwa mereka menggunakan aplikasi Open Broadcaster Software (OBS) Studio untuk menyokong keberlangsungan siaran. Selain aplikasi, perangkat seperti kamera video, mikrofon dan lainnya juga diperlukan selama siaran berlangsung.

Ketika melangsungkan live streaming, ia menuturkan bahwa semua pihak yang terlibat telah melakukan protokol kesehatan yang telah dianjurkan.

“Jadi di gereja itu memang hanya ada pastor dan orang-orang yang harus membantu dalam misa tersebut. Misalnya lektor bahkan misdinar tidak diperkenankan untuk mengikuti misa, kecuali untuk hari ini. Gereja juga menyediakan tempat cuci tangan umum di depan gereja, dan ketika masuk gereja juga ada bilik disinfektan. Di gereja juga harus menggunakan masker kecuali untuk pastor yang membawakan misa,” tuturnya.

Mengenai antusiasme umat dalam mengikuti live streaming ini, Ferren menyebut bahwa umat tetap semangat dan antusias mengikuti ibadah berdasarkan jumlah penonton yang menyaksikan siaran.

“Puji Tuhan antusias umat sangat tinggi, ya. Dilihat dari jumlah penontonnya, contohnya misa Kamis Putih mencapai 10 ribu penonton. Jadi bisa dilihat kalau antusias penonton itu sangat tinggi. Walaupun tidak bisa ke gereja, tapi punya niat yang besar untuk mau beribadah,” paparnya.

Kesulitan rupanya tak luput selama siaran ibadah berlangsung. Dikatakan Ferren, beberapa kendala terjadi saat siaran namun dapat diatasi dengan baik. Seperti mikrofon yang tak menyala, jaringan Wi-Fi yang kurang stabil, dan beberapa ketentuan YouTube yang harus ditaati terkait siaran yang dilakukan.

“Misalnya Jumat Agung. Video kita di-remove sama YouTube karena kita salah menggunakan thumbnail. Jadi kita pakai thumbnail tablo tahun lalu pada adegan Yesus disalib, dan memang dengan keadaan berdarah-darah, meskipun itu palsu dan hanya untuk drama saja. Tapi dilarang oleh YouTube karena kategori video kita adalah made for kids, jadi kurang cocok dengan thumbnail yang kita buat,” ungkapnya.

“Jadi pada saat streaming, sudah setengah jam berjalan tiba-tiba putus dan hilang, di-remove sama YouTube. Akhirnya kita streaming ulang lagi, walaupun sudah setengah jalan,” ujarnya menambahkan.

Setelah perayaan Paskah usai, tidak berarti pekerjaan mereka dalam menyiarkan ibadah online lantas selesai.

“Ini kan akan berlangsung sampai sekitar Mei, mengikuti imbauan Uskup. Jadi akan terus streaming online selama wabah corona ini belum berakhir. Semoga saja lancar sampai wabah ini berakhir,” jelasnya.

Ferren berharap, wabah ini akan cepat berakhir sehingga umat dapat kembali beribadah bersama seperti biasa.

“Kangen juga banyak umat di gereja, kangen juga kumpul beribadah bersama,” tutupnya. (len/ann)



Kolom Komentar

Share this article