Hari Besar

Hari Anak Universal, Bukan Sebatas Merayakan

Selamat Hari Anak Sedunia (Sumber Ilustrasi: Google)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - "Anak adalah pelita, dengannya cahaya kebanggaan dan arah menuju masa depan terpapar dengan gamblang dan jelas.”

Setiap anak yang lahir ke dunia ini selalu membawa harapan besar. Jiwa-jiwa baru yang kelak akan menggerakkan roda perubahan dan kemajuan. Namun saat ini tak sedikit dari mereka yang terenggut haknya. Padahal seorang anak berhak untuk memperoleh hak untuk hidup, mengenyam pendidikan, bermain, serta mendapatkan perlindungan. Tapi di sudut lain, anak-anak masih kerap dijadikan sasaran eksploitasi, kekerasan, bahkan pelecehan seksual.

Hingga kini masih terdapat negara-negara yang memiliki kualitas pendidikan rendah. yang tentunya berpengaruh terhadap perkembangan pengetahuan anak-anak di negaranya. Nigeria salah satunya. Dilansir dari liputan6.com para orang tua di Nigeria lebih menghendaki anak-anaknya untuk pergi berkebun dari pada bersekolah. Padahal, di usia mereka yang masih sangat belia, pendidikan merupakan modal utama. Begitu juga di Sudan Selatan. Negara yang baru merdeka dari Sudan ini menempati posisi terendah kualitas pendidikan dari seluruh negara. 

Hal ini disebakan karena, banyaknya bangunan sekolah yang telah hancur akibat perang. Namun kini Sudan Selatan sudah dapat sedikit bernapas lega. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bekerjasama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) untuk memberikan bantuan agar hak menempuh pendidikan dapat kembali dirasakan anak-anak di Sudan Selatan. Meski telah menerima bantuan, bukan berarti Sudan Selatan langsung lepas dari peredikat kualitas pendidikan rendah.

Selain rendahnya kualiatas pendidikan, hal lain yang menjadi perhatian bagi permasalahan anak-anak ialah maraknya eksploitasi. Berdasarkan catatan UNICEF, setiap tahunnya ada 40.000 hingga 70.000 anak menjadi korban eksploitasi seksual anak. Bahkan ILO juga mencatat ada sebanyak 24.000 anak dilacurkan. Di Indonesia sendiri sebanyak 32 kasus trafficking dan eksploitasi anak terjadi di awal tahun 2018.

Kasus-kasus eksploitasi yang terjadi pada anak di berbagai negara bermacam-macam bentuknya. Di Korea Utara, negara memaksa anak-anak bekerja di kebun milik negara untuk menyumbang perekonomian negara. Di Indonesia, bentuk eksploitasi yang sering kita temukan ialah dengan menyuruh mereka mengamen, berjualan bahkan mengemis. Sementara anak-anak lain seusianya tengah asyik belajar di bangku sekolah atau tengah menikmati permainan seru di rumahnya.

Hari ini merupakan Hari Anak Sedunia. Untuk pertama kalinya, Hari Anak Sedunia ini dicanangkan di Inggris pada 20 November 1954. Lalu akhirnya PBB mendeklarasikan hak anak pada 20 November 1959. 

Semoga dengan selalu diperingatinya Hari Anak Sedunia, anak-anak di tiap belahan dunia dapat memperolah haknya tanpa terkecuali. Jangan sampai dunia sepi gelak tawa mereka. Diisi dengan wajah penuh peluh atau ketakutan akibat tak memperoleh perlindungan. Beban hidup tak sepadan dengan tubuh mungil mereka, yang masih akan terus tumbuh dan kelak lahir menjadi penerus bangsa dan membawa perubahan dunia. (sii/adl)




Kolom Komentar

Share this article