Event

Mengilhami Kelahiran Pancasila dan Perayaan Ramadan

Memasuki bulan suci ramadan, BEM KM Unmul gelar Grand Opening Festival Ramadan pagi tadi(1/6). (Sumber foto:dok. pribadi BEM KM)

SKETSA– Kehadiran bulan Ramadan selalu disambut dengan penuh suka cita oleh umat muslim di seluruh dunia. Puasa tak bisa menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Sebaliknya, banyak melakukan hal positif, maka semakin menambah amal kebaikan di bulan yang dipercaya oleh umat muslim penuh dengan keberkahan ini.

“Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Pertanyaannya, siapa yang diberkahi?” Tanya Ustad Sani Bin Husain kepada para peserta yang hadir dalam Grand Opening Festival Ramadan gelaran BEM KM Unmul hari ini (1/6) di Gedung Mata Kuliah Pendidikan Karakter (MPK).

Berkah berasal dari kata barokah yang memiliki tiga definisi, yakni memiliki nilai tambah, mendekatkan diri kepada Allah, dan menambah amal kebaikan. Jadi orang yang diberkahi di bulan Ramadan adalah orang yang bertambah iman dan taqwa serta amal kebaikan kepada Tuhan.

Bertepatan dengan momen Hari Lahir Pancasila, Ustad Sani turut mendakwahkan kaitan Pancasila dengan Islam. Sekaligus menghapus stigma yang mengatakan bahwa Islam bertentangan dengan Pancasila. Ia menyebut, kelima pasal dalam Pancasila terinspirasi dari Alquran.

Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa ada dalam surah Al-Ikhlas ayat 1, yang menjelaskan persepsi manusia tentang Tuhan. Sila kedua terdapat dalam Surah An-Nisa ayat 135. Dalam ayat tersebut, manusia diperintahkan untuk menjadi orang yang beradab sesuai dengan isi sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Kemudian, sila ketiga terdapat dalam surah  Al-Hujarat ayat 12 dan 13. Ayat ini berbicara tentang ke-Bhinnekaan. Bahwa manusia sengaja diciptakan dengan perbedaan suku bangsa dan bahasa agar saling mengenal. Sila keempat dalam surah As-Syu’ara ayat 38. Ayat ini menjelaskan tentang perintah musyawarah sebelum mengambil keputusan. Yang terakhir sila kelima, terdapat dalam surah An-Nahl ayat 90. Ayat ini menjelaskan perintah Allah tentang berbuat adil, kebaikan, memberi bantuan kepada kerabat serta larangan melakukan perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.

Diakhir ceramahnya, Sani Bin Husain menjelaskan kaitan Ramadan dengan pengamalan Pancasila. Ramadan adalah momen menyatukan umat dalam persatuan Indonesia, mengakhiri perdebatan dan menghindari perpecahan untuk kembali pada esensi diri menjadi manusia yang beradab.

Ramadan memproduksi pemimpin-pemimpin yang memiliki disiplin kepada Tuhan karena telah berlatih menjalankan amanah puasa, yakni menahan hawa nafsu. Sedangkan sila kelima, Ramadan membantu dalam pengamalan keadilan sosial melalui zakat fitrah.

Mengutip ungkapan Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Alamsjah Ratoe Perwiranegara “Pancasila adalah pengorbanan dan hadiah terbesar umat Islam untuk kesatuan kemerdekaan Republik Indonesia,” tutup Sani bin Husain.

Festival Ramadan vs RDKB

Grand Opening Festival Ramadan dibuka langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Encik Akhmad Syaifudin. Dalam sambutannya, ia mewanti agar Festival Ramadan yang digagas oleh BEM KM ini, tidak tumpang tindih dengan agenda Ramadan Di Kampus Bersama (RDKB) yang diadakan Pusdima.

“Saya harap acara (Festival Ramadan) tidak tumpang tindih dengan UKM Pusdima yang punya 6 agenda. Ini 5 agenda,” sebutnya.

Menyikapi hal tersebut, Kwartanti Fajriatin selaku Menteri Sosial Masyarakat (Sosmas) BEM KM Unmul menolak sama. Ia menyebut Festival Ramadan berbeda dengan RDKB Pusdima. Menurutnya RDKB mengarah pada keislamian, sedangkan Festival Ramadan menyasar mahasiswa umum.

“Turut berpartisipasi saja, kemudian tidak ingin adanya masalah tumpang tindih antara Pusdima dengan BEM KM ini yang membuat hubungan renggang, tujuan kita sebenarnya sama yaitu saling berbagi,“ akunya.

Ia kemudian menyebut rangkaian agenda Festival Ramadan yang diisi dengan kegiatan sosial dan berbagai perlombaan. Diantaranya lomba cerpen dan poster yang digelar se-nasional, bazar Ramadan, ngabuburit, dan buka bersama. “Lomba cerpen ini sendiri tidak mesti bagi muslim, teman-teman yang non muslim juga dapat merasakan toleransi,” imbuhnya.

Sedangkan kegiatan sosial yang dimaksud adalah Gerakan Berbagi Kasih Gelora Perbaikan (Gebrek Geprek) yang diisi dengan berbagi takjil, sahur on the road (SOTR) dan memberikan donasi. Kwartanti menjelaskan kegiatan berbagi takjil merupakan turunan dari forum nasional Sosmas untuk bagi-bagi takjil secara serentak.

Pendaftaran lomba dan donasi dibuka mulai hari ini sampai dengan 11 Juni mendatang. Sedangkan bazar akan berlangsung pada 12-14 Juni yang berkolaborasi dengan Workshop Pedagang Kaki Lima (PKL). Donasi akan diserahkan pada 12 dan 13 Juni kepada Sekolah Dasar (SD) SD 026 Panja Jaya Kukar SD Filia Loa Kumbar. (mrf/krv/wal)



Kolom Komentar

Share this article