KRISPI, Ajang Menuju Mahasiswa Organisasi Berprestasi
SKETSA – “Orang-orang yang aktif di organisasi harus berprestasi supaya menginspirasi,” tandas Haerdy Pratama Wijaya, kala menjelaskan mengenai pentingnya manajemen waktu, menempatkan skala prioritas dan mimpi besar untuk menjadi mahasiswa organisasi yang
- 11 Feb 2016
- Komentar
- 2773 Kali
SKETSA – “Orang-orang yang aktif di organisasi harus berprestasi supaya menginspirasi,” tandas Haerdy Pratama Wijaya, kala menjelaskan mengenai pentingnya manajemen waktu, menempatkan skala prioritas, dan mimpi besar untuk menjadi mahasiswa organisasi yang ingin berprestasi.
Hal tersebut dilontarkannya saat mengisi acara KRISPI (Kuliah Inspirasi) di Gedung Bundar Faperta Unmul hari ini, Kamis, 11 Februari 2016, yang diselenggarakan oleh Aliansi Teknologi Hasil Pertanian (THP) 2014 Faperta Unmul.
Menghadirkan sosok Ramadhan Sakti Nasution dan Haerdy Pratama Wijaya, dua pembicara kondang yang nama dan pengalamannya sudah tak asing lagi di telinga mahasiswa Unmul. Acara itu mendapat respon dari puluhan peserta yang datang dari sejumlah fakultas. Bersemangat, para peserta pun tak sungkan melontarkan pertanyaan. “Acara ini memang kami peruntukkan untuk umum,” ujar Adi Kuswadi, ketua panitia.
Dikatakan Adi, acara ini bertujuan untuk membangkitkan semangat mahasiswa yang sudah maupun belum bergabung di organisasi. Ia melihat, banyaknya mahasiswa hari ini apatis. “Mahasiswa organisasi bisa dihitung jari. Bahkan jika telah tergabung di organisasi pun mereka cenderung malas karena melihat nilainya yang turun. Akibatnya, mereka muntaber, yaitu mundur tanpa berita. Padahal itu terjadi karena kurangnya kemampuan mereka mengatur waktu,” lanjut mahasiswa THP 2014 itu.
Acara berlangsung sejak pukul 14.00 hingga 16.30 WITA, nyatanya hanya digawangi oleh 7 panitia. Adi pun mengatakan, acara semacam itu akan kembali digelar tahun depan. Namun, dengan konten berbeda. Apalagi dirinya telah mendapat dukungan dari dekan Faperta.
Ditemui usai acara, Ramadhan Sakti Nasution mengungkapkan, bahwa antara organisasi dengan prestasi dapat dicapai sekaligus. Cukup berbeda dengan Haerdy, dirinya menganggap dua hal tersebut memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Definisi prestasi pun dikatakannya harus dilihat secara luas. “Prestasi itu bukan berarti kita harus menjuarai lomba, tapi ketika kita mampu memberikan dan menciptakan sesuatu yang baik untuk organisasi atau kampus dengan penuh totalitas dan berkelanjutan, maka itulah prestasi yang manis bagi saya,” tutur presiden BEM Faperta periode 2014 tersebut.
Ditambahkan, setiap orang harus punya mimpi, utamanya mahasiswa. Setelah memiliki mimpi, maka mimpi harus diwujudkan, dan dalam prosesnya diperlukan daya tahan. Ramadhan berpesan, organisasi harus mengikuti era yang kian berkembang dengan tidak menuhankan tradisi yang terus dijalankan setiap periode kepengurusan. Organisasi juga harus memiliki program, tujuan, dan pembagian kerja yang jelas agar kader tidak jenuh dan akhirnya memutuskan untuk angkat kaki alias keluar.
Ia tidak mengharamkan kuliah lama, yang salah itu kuliah malas-malasan dan tidak menghasilkan apa-apa. Kuliah tepat waktu itu perlu. Lulus cepat atau lambat, itu pilihan. Yang terpenting adalah ketika lulus, kita sudah harus tahu mau apa. "Jangan asal lulus cepat, terus mikir mau ngapain. Mari manfaatkan masa mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat, karena kalau sudah bukan mahasiswa, sudah enggak bisa lagi. Nikmati dan jalani aja semua yang diinginkan Puas-puasin lah, mumpung masih mahasiswa,“ pungkasnya. (aml/e3)