Event

Hiruk Pikuk Pandu Mulawarman 2017

Salah satu cabang lomba Pandu Mulawarman, Debat. Meski telah menjadi agenda tahunan, diakui antusiasme mahasiswa masih kurang. (Sumber foto: Nawwar Hayyu Hastuti)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Pekan Pendidikan Universtas Mulawarman 2017 atau dikenal sebagai Pandu Mulawarman 2017 merupakan ajang tahunan BEM FKIP yang mulai diadakan sejak 4 tahun lalu. Pandu diadakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang diperingati tiap tahun di 2 Mei.

Pada 2 Mei acara digelar dan berakhir di hari ini, Minggu, 7 Mei.  Ada beragam lomba yang dihelat dalam Pandu Mulawarman 2017, salah duanya ialah lomba orasi yang dilaksanakan Sabtu (6/5) kemarin di halaman MPK dan debat ilmiah di Gedung IKA.

Ketua Panitia Pandu Mulawarman 2017, Randi Meika Permadi mengungkapkan lomba orasi merupakan cabang lomba yang baru pada Pandu tahun ini. Untungnya, antusiasme peserta cukup baik.

“Lomba orasi ini merupakan konten baru pada Pandu tahun ini, kita ingin menghadirkan sesuatu yang baru dan ini merupakan pembeda Pandu tahun ini dari tahun sebelumnya,” kata Randi.

Lomba orasi yang dilaksanakan sempat molor satu jam dari jadwal dikarenakan ada masalah teknis di sound system. Pukul 09.00 Wita lomba dimulai dan selanjutnya acara dapat berjalan dengan baik. Peserta lomba orasi tak cuma berasal dari Unmul, tetapi datang pula dari universitas lain.

Salah satunya, Zulkifli yang berasal dari Universitas Nahdlatul Ulama, Samarinda. Ia mengapresiasi Pandu Mulawarman 2017 yang tidak hanya menampung aspirasi mengenai kontribusi mahasiswa dalam pendidikan, namun juga sebagai ajang untuk menyambung tali silaturahmi antara universitas di wilayah Kalimantan timur.

Adzmar, peserta lain dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga mengakui hal yang sama. “Acara ini sangat bagus selain sebagai ajang untuk melatih kemampuan berbicara di depan orang banyak, aspirasi kita juga bisa tersampaikan khususnya mengenai pendidikan Indonesia sebagai mahasiswa,” ungkapnya.

Selain itu, Pandu Mulawarman 2017 bukan tanpa masalah, pendanaan kurang hingga tempat pelaksanaan yang berubah diakui Randi. Acara mahasiswa seperti ini justru kadang terhalang dengan disewanya Gedung Auditorium untuk acara pernikahan. Hingga ada beberapa kloter Pandu yang terpaksa diubah karena harus menyesuaikan tempat. Randi berharap agar kedepannya Unmul bisa memiliki tempat yang lebih pas untuk menyalurkan kegiatan kemahasiswaan.

“Harapan kedepannya dengan diadakannya Pandu dengan tema yang diangkat ‘Kolaborasikan Semangat Perbaikan untuk Pendidikan Indonesia’ adalah pendidikan di Indonesia dapat lebih baik dan Pandu bisa menjadi wadah penyalur bakat dan aspirasi mahasiswa,” ujarnya.

Antusiasme Mahasiswa Kurang

Ditemui pada waktu sama, Gubernur BEM FKIP Rizaldo menjelaskan bahwa Pandu ini bukan menjadi program Badan Pengurus Harian, melainkan program kerja dari Dinas Bakat dan Mahasiswa. Rizaldo menaruh harapan besar pada Pandu tahun ini.

“Kita memiliki ekspetasi mengenai Pandu 2017 ini, bahwa harus menjadi panggung aspirasi, motivasi bahkan solusi mahasiswa khususnya di lingkungan FKIP,” ucapnya.

Namun, diakuinya fokus BEM FKIP agak sedikit terbagi karena memikirkan hal seperti  advokasi, kajian pendidikan, hingga event Pandu sendiri.

“Kita ingin sebenarnya BEM FKIP tahun ini tidak hanya fokus pada event, tapi juga fokus pada gerakan. Kita buka volunteer kemarin dan ada sekitar 30-an itu di luar kader BEM FKIP,” tukasnya.

Rizaldo tidak menjamin Pandu akan kembali terlaksana di tahun depan, karena itu akan memiliki evaluasi tersendiri. Dimana tahun lalu di tubuh BEM FKIP pernah muncul wacana untuk meniadakan Pandu 2017.

“Mungkin tahun depan tidak ada Pandu karena kita sudah mulai mengeluarkan wacana, bahkan saya pun juga begitu. Karena dilihat ketika pelaksanaan antusiasme mahasiswa kurang,” pungkasnya. (aun/nhh/wil/wal)



Kolom Komentar

Share this article