Event

Haul ke-13 Munir dan Komitmen Aksi Kamisan Kaltim

Aksi Kamisan Kaltim mengenakan pakaian berwarna hitam dengan topeng bergambar wajah aktivis HAM yang tewas diracun 13 tahun silam, Munir Said Thalib.(Foto: Wahid Tawaqal)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – “Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti.”

Lagu di Udara dari Efek Rumah Kaca menjadi penanda pembuka Aksi Kamisan Kaltim, hari ini (7/9/17). Massa aksi sudah sedia pukul 17.00 Wita, mereka mengenakan pakaian berwarna hitam dengan topeng bergambar wajah aktivis HAM yang tewas diracun 13 tahun silam, Munir Said Thalib.

Ini hari merupakan haul ke-13 Munir, semenjak kesadaran terakhirnya di perut pesawat Garuda Indonesia GA 974 dalam keberangkatan Jakarta menuju Amsterdam. Ia mangkat setelah diracun arsenik lewat makanan yang ia santap, dua jam sebelum mendaratnya pesawat di Amsterdam.

Aksi merawat ingatan dan menolak lupa terhadap Munir itu dilakukan di Tepian yang berhadapan langsung dengan Kantor Gubernur Kaltim. Penggiat teater dari Belajar Teater mengisi pementasan dengan memainkan cerita karya Acep Zamzam Noor dengan judul Berusaha Melawan Lupa yang disutradarai oleh Ardi Ajahya.

Pertunjukan tersebut cukup menarik perhatian pengguna jalan. Banyak di antara mereka mampir menepi untuk ikut menyaksikan pertunjukan teater yang isinya penuh dengan candaan tentang bopeng negara hari ini. Mulai dari kasus kematian Munir, Marsinah, hilangnya Wiji Thukul yang belum tuntas sampai koruptor-koruptor cerdas yang tertangkap basah.

Abdul Kohar sebagai koordinator Aksi Kamisan Kaltim, mengatakan aksi ini adalah bentuk dari perwujudan hormat atas perjuangan yang telah dilakukan Munir semasa hidupnya. Bagaimana dulu Munir mampu dan selalu ada mendampingi serta mengadvokasi para korban HAM pada zaman Orde Baru. Aksi ini, kata Kohar, sekaligus ingin memberitahu bahwa perjuangan Munir tidak mati, melainkan masih dan akan terus ada.

"Munir akan tetap ada dan menggejala dan akan melebar luas di seluruh tanah air di Indonesia,” ucapnya.

Aksi Kamisan Kaltim telah berjalan selama lima pekan. Aksi ini hadir sebagai bentuk semangat solidaritas terhadap Aksi Kamisan yang ada di Jakarta dan di beberapa kota besar semisal Bandung. Kohar menyatakan selama Aksi Kamisan Kaltim orang datang dari dari berbagai macam kalangan organisasi, aktivis, anak punk, hingga masyarakat umum. Mereka berkumpul dengan kegelisahan sama yaitu menuntut keadilan untuk setiap kejahatan HAM yang pernah terjadi di masa lampau.

"Setiap hari Kamis menggunakan konsep berbeda,” katanya. “Pernah konsep diam, hari ini teater, minggu depan food not bombs. Kita masak di sini dan makan ramai-ramai di sini.” (wal/jdj)



Kolom Komentar

Share this article