Cerpen

Pesawat Retro Livery

Akupun membuka handphone dan cek Instagram beberapa saat, setelah itu buka Flightradar24.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : Andi Muhammad Rifky


Disaat aku bangun di pagi hari yang biasa saja. Aku melihat handphone ku sudah menuju jam 9 pagi. Habis salat subuh lanjut tidur beberapa menit setelahnya, bablas dah rutinitas pagiku.

“Yaaahh... dah jam 9 toh, aduh lewat dah rutinitas pagiku...” rasa sesalku yang di tanggapi dengan santai.

“Aku buka handphone dulu lah..... siapa tahu ada hal yang menarik” langsung cabut handphone-nya yang sudah terisi penuh.

Akupun membuka handphone dan cek Instagram beberapa saat, setelah itu buka Flightradar24. Lalu cek-cek pesawat yang dari Jakarta menuju Balikpapan. Apakah ada pesawat yang menarik untuk di foto nantinya? Semenit kemudian aku menemukan yang menarik. Aku menemukan satu pesawat Garuda yang edisi retro livery 1969-1985 dari Jakarta ke Balikpapan jam 11 nanti.

HAH!!! Retro liveryyyy.....” kagetku dengan sedikit lebay dan gembira.

Baru saja aku melihat pesawat tersebut di Flightradar, grup Whatsapp BPN Spotter udah rame soal pesawat retro tersebut. Banyak notifikasi yang menanyakan info kabar pesawat tersebut, dan benar saja pesawat spesial dengan registrasi PK-GHD itu akan tiba di Balikpapan sekitar jam 11 siang nanti.

“Tanpa berpikir panjang, aku harus prepare dari sekarang...” lantangku dengan penuh semangat.

Aku langsung mandi dan sarapan setelahnya. Saat sudah meunjukkan pukul 09:50, aku langsung bergegas menuju tempat biasa spotting pesawat. Tepatnya di pohon ketapang ujung runway. Sesampainya di pohon ketapang, aku sudah bertemu dengan mereka yang siap berburu si retro ini.

Aku bertemu dengan Ardo, Taufik, Haikal, Ahmad, Bima dan Bhisma yang nyusul saat pesawat sudah mau mendekat. Mereka pun menunggu kedatangan pesawat spesial tersebut.

“Wah, ada si Andi datang,” sambut Ardo.

“Mantap nih, Andi datang juga akhirnya. Aku kira kamu enggak bakal datang,” sahut Bima.

“Ya tidak dong... aku juga mau foto si retro lah...” balasku dengan nada canda.

“Eh si Ahmad, aku baru lihat kamu di Static Show Februari lalu loh...” sambutku ke Ahmad.

“Iya mas, kita pernah ketemu pas di Static Show,” balas Ahmad dengan santai.

Lalu, aku dan mereka sempat ngobrol sebentar sembari memantau pesawat tersebut sampai mendekat ke Balikpapan. Hingga tepat pada jam 11, pesawat tersebut sudah beradai di udara Balikpapan dan siap landing. Kami pun langsung bergegas turun ke pantai yang sudah surut banget sejak pagi tadi.

Guys, pesawatnya udah mendekat... yuk turun ke pantai,” seru Ardo.

“Yuk...yuk...” seruan dari Bima.

Saat menuju pantai yang surut, kita pun langsung bergegas lari supaya mendapakan hasil yang maksimal. Saat sudah berada di pantai semua, kita pun sudah melihat pesawat tersebut yang siap mendarat. Sesampainya di pantai yang sudah surut, semua ambil posisi dan bersiap menekan shutter kamera sebanyak mungkin untuk mendapatkan foto dari pesawat tersebut. Dan alhasil dapat foto yang cukup banyak. Namun, ada Bhisma yang baru menyusul disaat pesawat retro sudah mendarat.

“Yess... aku dapat yang bagus-bagus...” ungkapku dengan senang.

“Yaah, aku malah kabur beberapa fotonya....” kecewa Haikal.

“Bah.... malah kepotong... tapi dapat beberapa yang bagus,” ungkap Bhisma dengan tawa kecewa.

Yang lain pada banyak dapat yang bagus ketimbang jeleknya. Tapi aku cukup senang, untuk pertama kalinya aku melihat pesawat wide body Airbus A330 Garuda ini pertama kali mendatangi Balikpapan. Pesawat yang dihiasi garis merah dan jingga dari hidung yang terus menjalar ke sepanjang jendela sampai ke atas ekor nya. Di ekornya itu, garisnya terputus dengan tulisan “Garuda”. Namun, di tengah pesawat tepat di atas garis merah dan jingga tersebut terdapat tulisan “Indonesian Airways”.

“Jarang-jarang lek Garuda retro datang kesini lek,” kata Bima.

“Itu sudah, walaupun enggak dapat yang versi narrow body-nya, tapi versi wide body-nya dapat dong,” balasku.

“Yuk, kembali ke pohon ketapang,” tambahku.

“Yuukkk....” sahut Taufik.

“Gimana foto kalian... pada bagus tidak?” tanya Ardo.

“Bagus dong,” jawab Taufik.

“Aku dapat bagus nih, walau ada yang blur,” jawab Ahmad.

“Gimana punyamu pik,” tanya Bima ke Taufik.

“Baguslah lah fotonya,” jawab Taufik dengan penuh tawa. Sembari menuju ke pohon ketapang, sekalian menujukkan hasil fotonya ke yang lain.

Pesawat yang mendarat pada jam setengah 12 dipekirakan akan terbang lagi di jam 1 siang. Kita pun sambil ngomong-ngomong hal apapun, termasuk pesawat yang kita foto tadi. Saat jam 12:45, pesawat retro pun bersiap untuk terbang lagi dengan ditandai lampu beacon-nya yang nyala dan pintu kargonya yang sudah ditutup.

“Wah, Garuda retronya udah mau siap-siap tuh,” sahut Ardo.

“Harus standby ini, enggak boleh dilewatkan....” seru Bima sambil menyiapkan kamera.

“Gas slurr... siapkan kamera kalian,” sahut Taufik dengan semangat.

Ketika pesawat sudah di dorong mundur dari apron. Pesawat wide body tersebut siap untuk taxi menuju runway 25. Kami pun sudah siap mengarahkan kamera untuk membidik gambar ke pesawat tersebut. Adapun yang sudah ambil foto pesawat tersebut sebanyak mungkin, bahkan ada juga yang memvideokannya.

Akupun enggak mau melewatkannya begitu saja, aku langsung memfotonya beberapa kali dari dia di dorong mundur hingga menuju runway. Ketika pesawat retro sudah di runaway. Akupun tidak memfotonya lagi, namun memvideokannya menjelang pesawatnya take-off.

“Siap-siap take-off pesawatnya...” ungkap Bhisma.

Waduhh.... syahdu suara mesinnya,” seru Taufik.

Dadah GHD...” ucap Ardo sembari merekam video.

Ketika pesawatnya sudah take-off, betapa merdunya suara mesinnya disaat pesawat tersebut yang siap meninggalkan Balikpapan. Pesawat retro sudah take-off dan terbang kembali menuju Jakarta. Sampai ketemu lagi Garuda retro, semoga bisa terbang kembali ke Balikpapan.

Gak sia-sia lah datang untuk foto pesawat edisi spesial tersebut. ketimbang mageran di rumah.

Ditulis oleh Andi Muhammad Rifky, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP 2017



Kolom Komentar

Share this article