Branding

Wadahqu dan Inovasi Tote Bag Masa Kini

Tim Wadahqu kenalkan produk tote bag ramah lingkungan. (Sumber foto: Mahameru)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Berdasarkan Peraturan Walikota (Perwali) Samarinda Nomor 1 tahun 2019 tentang Pengurangan Penggunaan Plastik, sekumpulan mahasiswa Teknik Lingkungan Unmul angkatan 2016 berinisiatif membuka usaha tote bag berbahan parasut guna mendukung peraturan ini. 

Ditemui awak Sketsa di gazebo Perpustakaan Unmul pada Selasa (26/2), sekumpulan Mahasiswa Teknik Lingkungan ini menamai tim mereka dengan sebutan Wadahqu. Tim Wadahqu kompak menjelaskan bahwa maraknya penggunaan kantong kresek atau plastik dalam lingkungan masyarakat kini semakin memperihatinkan. Bukan tanpa sebab, penggunakan kantong plastik di Indonesia sudah memasuki tahap darurat, yakni penggunaan yang berlebih dan berdampak mencemari lingkungan.

Tim Wadahqu pun mencanangkan program mengurangi penggunaan kantong plastik dan menggantinya dengan tote bag berbahan baku parasut. Program ini di ketuai oleh Alfian Prasetyo, sekretaris oleh Antung Haidah, dan bendahara Umi Hidayati. Selain itu, ada beberapa divisi seperti divisi pemasaran oleh Fadiah Azizah Amalia dan Melinda Gusti Raudah, divisi kreatif oleh Balda Talil Ahwa dan Shelly Talia, terakhir divisi fotografi dan dokumentasi oleh Annisa Yasmin dan Restiwati. 

Tote bag ini dirancang dengan model yang sederhana dan ramah lingkungan. Dipercantik dengan hiasan menggunakan bahan daur ulang. Ditambah pengait kecil agar mudah dibawa. Semua bahan baku pembuatan tote bag ini dari bahan daur ulang, hal ini sebagai gerakan kampaye pengurangan penggunaan kantong plastik di Samarinda.

Tim Wadahqu pun menjelaskan, bedanya produk tote bag mereka dengan produk lainnya di pasaran adalah dapat digunakan berluang kali, selepas digunakan tote bag ini dapat dicuci, mudah dibawa karena dapat dilipat. Dan yang terpenting termasuk Eco-Friendly.

”Wadahqu telah memasarkan tote bag melalui instagram @wadahqu. Selain itu (kami) akan memasarkan lebih luas, baik melalui sosialisasi secara langsung pada masyarakat maupun kepada salah satu instansi pemerintah,” beber Alfian.

Kampaye peduli lingkungan juga tercantum pada logo yang terdapat di tote bag. Gambar ikan paus sebagai salah satu hewan di laut, yang beberapa waktu lalu sempat viral karena merasakan dampak buruk dari penggunaan plastik berlebih, akar pohon yang menggambarkan kekeringan, juga gambar tote bag sebagai solusi mengurangi plastik yang ada di sekitaran masyarakat.

“Banyak terdampak ke hewan-hewan laut seperti ikan paus, penyu, yang mengira (plastik) tanpa sengaja masuk ke pencernaan mereka dan dapat membunuh mereka,” jelasnya. (bip/asy/els)



Kolom Komentar

Share this article