Branding

Dukung Pembudidaya Ikan Wujudkan Tambak Ramah Lingkungan, Yayasan Planet Urgensi Indonesia Inisiasi Penanaman Mangrove di Muara Badak

Kiprah YPUI dalam mendukung budidaya ikan berkelanjutan di Muara Budak

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA — Planet Urgensi Indonesia yang bekerja sama dengan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Salo Sumbala Sejahtera menggelar kegiatan penanaman mangrove di dalam tambak. Bertempat di kawasan lanskap Delta Mahakam, kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2020 dengan tujuan untuk mewujudkan tambak yang ramah lingkungan. 

Ramlan selaku Ketua Pokdakan Salo Sumbala Sejahtera mengatakan bahwa mangrove di dalam tambak tersebut sudah ada sejak taun 2000-an. Ia mengakui, hasil tambak itu justru menjadi lebih baik setelah ditanami mangrove. 

“Namun, dulu masih sedikit (hasilnya). Alhamdulillah, sekarang sudah banyak berkat kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya yakni Planet Urgence,” tutur Ramlan kepada Sketsa, Rabu (29/11) lalu.

Penanaman mangrove di kawasan tambak juga biasa dikenal dengan praktik silvofishery. Praktik tersebut memadukan mangrove dengan perikanan guna menjadi tambak yang ramah lingkungan. 

“Penanaman bakau di dalam tambak, yang mana tiap air pasang panen. Panennya itu tidak langsung sekaligus. Hanya memakai perangkap, jadi yang besarnya saja yang diambil,” lanjut pria yang berusia 40 tahun itu.

Apabila tidak ditanami mangrove, ekosistem yang ada di tambak akan berpotensi lebih mudah mati saat cuaca sedang panas. Sedangkan ketika cuaca yang awalnya panas lalu diguyur hujan, tentu akan memengaruhi pH air yang menurun drastis. Dalam keadaan tersebut, mangrove berguna untuk meredam, mengeluarkan, dan menahan panas agar ekosistem tambak dapat hidup lebih lama.

Di kawasan tambak Salo Sumbala, terdapat udang, kepiting, ikan kakap, ikan bandeng, hingga rumput laut yang dibudidayakan. Ramlan mengaku bahwa hewan budidaya tersebut memiliki ukuran yang besar dan segar berkat mangrove yang ditanami di dalam tambaknya. 

Penghasilan yang didapatkan pun cukup untuk menyejahterakan warga Desa Muara Badak, dengan sistem dua minggu sekali. Menggunakan cara panen secara parsial dengan mengambil biota yang berkualitas, hasil panen Ramlan dan petambak lainnya bisa mencapai satu kuintal sekali panen. Biota tersebut kemudian dikirim ke pengepul yang ada di Balikpapan dan Anggana.

Terdapat sejumlah biota laut dan polikultur mulai dari kepiting bakau, ikan bandeng, rumput laut, udang windu dan mangrove yang berada di dalam klaster silvofishery. Sebagian besar dari biota laut itu bahkan telah diekspor hingga ke Jepang dan Amerika lewat jasa tengkulak.

Konsep silvofishery telah Ramlan terapkan di tambaknya yang berukuran 4 hektar itu sejak tahun 2018. Komoditas ikan bandeng dan udang windu yang ia budidayakan jarang terserang penyakit. Terang Ramlan, hasil tambak miliknya sudah lebih dari cukup untuk menghidupinya.

“Alhamdulillah, padahal sistem kami betul-betul tradisional. Kemarin, satu tebar jala saja, seekor udang bisa mencapai 100 gram saking besarnya.” ucapnya.

Adanya pandemi Covid-19 yang sempat melanda beberapa waktu lalu justru tak menjadi penghalang bagi usaha tambak Ramlan. Ia mengaku bahwa dirinya tidak begitu terdampak dengan adanya pandemi. Sebaliknya, hasil usahanya itu mengalami peningkatan. Ia bahkan sempat mengadakan beberapa pelatihan pengolahan probiotik untuk tanaman dan cara menanam mangrove yang ditujukan kepada warga Desa Muara Badak.

Mangrove di tambak Ramlan memiliki kelebihan tersendiri, yakni akar mangrove yang menjadi sumber makanan alami untuk ekosistem di tambak. Ramlan dan petambak lainnya turut merasakan sejumlah keuntungan dari kehadiran mangrove di tambak mereka. Salah satunya adalah mangrove yang bisa menahan tanggul.

Terakhir, Ramlan berharap agar pemerintah Kalimantan Timur dapat lebih masif dalam membantu para petani dan petambak di Muara Badak. 

“Setiap tahunnya kami butuh rehabilitas panggul, dan alatnya pun sangat mahal sekali. Semoga itu yang bisa dibantu (oleh pemerintah),” harapnya. (una/dre)



Kolom Komentar

Share this article