Berita Kampus

Wawan, Angkat Permasalahan Lingkungan hingga Berangkat ke Norwegia

Wawan, mahasiswa FKIP yang akan terbang ke Norwegia mengharumkan nama bangsa.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: Dokumen Pribadi

SKETSA – Meski kepergiannya masih menyisakan kehilangan, namun petuah BJ Habibie terus selalu terkenang dan menjadi penyemangat, terutama untuk generasi muda. Salah satunya yang pernah ia katakan, “Tidak ada gunanya Anda IQ tinggi tapi pemalas, tidak memiliki disiplin dan tidak konsisten”. Pesan ini seolah menjadi tamparan keras bagi kita untuk terus berkarya dan berprestasi. Seperti Muhammad Wawan Adisaputra, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang akan terbang ke Norwegia untuk mengharumkan nama bangsa.

Pria yang akrab disapa Wawan ini aktif di bidang lingkungan. Ia terpilih sebagai salah satu perwakilan Indonesia dalam kegiatan Our Ocean Youth Leadership Summit 2019 yang akan berlangsung dari 20 hingga 28 Oktober 2019, di Oslo ibu kota Norwegia. Kegiatan tersebut mempertemukan generasi muda di seluruh dunia untuk mendiskusikan permasalahan lingkungan, khususnya kemaritiman. Ditemui Rabu (11/9) lalu di gazebo Perpustakaan Unmul, mahasiswa Pendidikan Biologi ini berkenan membagikan ceritanya.

Sebelumnya Wawan telah mengikuti seleksi nasional terlebih dahulu, yakni Indonesian Youth Marine Debris Summit 2019. Dalam seleksi nasional tersebut, Wawan membawa isu seputar Bontang, yang menjadi kota kelahirannya. Ia memilih Pulau Beras Basah sebagai pilot project–nya. Salah satu program garapannya yang membuat juri nasional saat itu tertarik ialah  Kapal Ocean  Warior.

“Modelnya kayak green peace, kalau green peace kan rainbow warrior, kalau saya ocean warriorJadi tugas kapal ini untuk mengangkut sampah dari Beras Basah ke darat, khusus kapal pengangkut sampah,” ujar pria berkacamata ini.

Motivasi Wawan untuk berani mengikuti kegiatan ini karena rasa penasarannya terhadap peserta terpilih dari Kalimantan Timur sebelumnya yang mempresentasikan permasalahan di Sungai Karang Mumus. “Saya pengin tahu siapa sih delegasi di tahun 2017? Kan ini acaranya 2 tahun sekali. Saya aktif di Karang Mumus cuma masih saya cari, siapa yang bawa ini (permasalahan Karang Mumus) ke sana. Akhirnya Allah kasih jalan saya lolos, saya ketemu orangnya.”

Mahasiswa angkatan 2016 ini mengaku bahwa ini pertama kalinya ia mengikuti agenda nasional dan langsung membawanya ke kancah internasional. Ia turut menyampaikan tujuan serta harapannya dengan mengikuti agenda internasional ini.

“Saya sih pengin jelasin konservasi penyu, soalnya kan ada aksi nasionalnya juga. Harapanya juga banyak wisatawan yang ke Bontang” tutupnya. (fir/ren/adl)



Kolom Komentar

Share this article