Berita Kampus

Wansus Hadi Budiyanto: Tantangan SDM hingga Kinerja DPM KM Unmul Periode 2023/2024

Kurangnya keaktifan anggota menjadi kendala kinerja DPM KM Unmul

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA — Unmul terpantau akan memasuki masa pemilihan raya keluarga mahasiswa (Pemira KM) 2024. Hal ini menandai puncak kepengurusan dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) KM Unmul periode 2023/2024.

Kepada Sketsa, Hadi Budiyanto selaku ketua DPM KM Unmul berbagi sejumlah kendala serta strategi dalam mencapai program kerja lembaga yang dinakhodainya tersebut. Berikut wawancara khusus (Wansus) Sketsa dengan Hadi, Senin (1/7) lalu.

Apa saja pencapaian signifikan yang telah dicapai oleh DPM KM selama periode 2023/2024? 

Pencapaian kami masih kurang optimal karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan kesibukan akademik setiap anggota. Target utama saya adalah menghidupkan kembali nama DPM, namun situasi saat ini membuat hal itu sulit. SDM menjadi kendala utama.

Apa saja program kerja utama yang telah direncanakan dan terlaksana selama masa jabatan ini?

Program terbesar yang sedang berjalan adalah Pemira (Pemilihan Raya) dan kongres.

Sudah sejauh mana proses pelaksanaan program kerja yang sedang dicanangkan? 

Beberapa program sudah berjalan, namun banyak juga yang tertunda karena fokus kami pada program utama. Untuk Pemira, proses rekrutmen sudah berjalan dan pembentukan panitia juga sudah dilakukan. Kendala utama adalah mengumpulkan anggota karena masih baru. Sosialisasi juga sudah dilakukan secara offline dengan penyebaran flyer dan secara online melalui media sosial seperti Instagram.

Program kerja apa saja yang sudah berjalan sejauh ini? 

Program yang sudah berjalan antara lain Upgrading, Raker (rapat kerja), dan Visit Legislatif, namun belum semua terlaksana. Baru meliputi fakultas MIPA dan Hukum.

Bagaimana dukungan dari pihak universitas dan pengaruhnya terhadap kinerja DPM KM? 

Dukungan dari universitas terkait dana cukup sulit didapatkan karena proses administrasinya sulit atau ribet, mungkin memang persyaratannya seperti itu. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menghambat jalannya program kerja.

Apakah salah satu faktor dari tidak berjalannya program kerja juga disebabkan oleh minimnya dana? 

Ya, karena dana sulit cair, beberapa program kerja belum bisa berjalan. Untuk Pemira, dana sudah tersedia, namun masih perlu membentuk anggota KPPR (Komisi Penyelenggara Pemilihan Umum Raya) dan Bawasra (Badan Pengawas Pemilihan Raya).

Bagaimana komunikasi dengan para anggota, apakah ada kendala? 

Untuk komunikasi sendiri saya sering menghubungi anggota-anggota, baik secara pribadi melalui chat atau telepon. Namun, karena kurangnya anggota yang aktif, hal ini membuat mereka malas untuk berpartisipasi.

Dalam menjalankan program kerja, apakah banyak SDM yang kurang terlibat? 

Semua anggota terlibat, namun tidak maksimal karena keterbatasan jumlah anggota. Meskipun demikian, mereka pasti membantu saat persiapan.

Selain SDM, adakah hambatan lain yang mungkin menjadi pengaruh besar dalam menjalankan periode kali ini? 

Selain kurangnya jumlah SDM, pengalaman dari anggota-anggota sendiri juga masih kurang. Banyak anggota yang masih baru dan belum memahami tentang legislatif. Oleh karena itu mereka jadi takut untuk bergerak.

Apakah ada pendekatan yang dilakukan oleh DPM terkait hal tersebut? 

Kami membuka forum secara internal dan melakukan pendekatan pribadi. Namun, belum ada program pelatihan khusus.

Sejauh ini, seberapa signifikan DPM menjalankan tugasnya sebagai pengawas dari BEM?

DPM sudah beberapa kali mengawasi kegiatan BEM, namun karena kurangnya SDM, pengawasan tidak bisa dilakukan secara intensif atau rutin. Bentuk pengawasan biasanya dengan menghadiri acara-acara BEM.

Bagaimana komunikasi DPM dengan BEM sejauh ini? Apakah ada jadwal pertemuan tersendiri? 

Komunikasi dengan BEM KM berjalan baik. Kami sering berkomunikasi dengan presiden BEM KM, baik secara langsung maupun melalui chat dan telepon, terutama sebelum acara-acara BEM KM dimulai, jadi tidak ada jadwal khusus untuk melakukan komunikasi.

Adakah kolaborasi dengan pihak eksternal atau organisasi di luar kampus yang telah dilakukan? 

DPM terlibat dalam kolaborasi dengan FL2MI (Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia), dengan beberapa anggota kami yang ikut aktif di sana, seperti saya sendiri sebagai ketua, sekertaris dan juga wakil.

Menilai DPM saat ini masih kurang dalam segi SDM, apakah Anda memiliki gambaran untuk DPM ke depannya? 

Saya berharap fakultas dapat lebih aktif mengirimkan delegasi untuk membantu menjalankan organisasi di tingkat KM. Kondisi SDM saat ini cukup memprihatinkan.

Adakah saran untuk kepemimpinan selanjutnya? 

Saran saya, fakultas harus lebih aktif mengirimkan delegasi lagi, menilai bahwa keanggotaan dari kami sendiri berasal dari delegasi fakultas. Jadi saran saya kepada fakultas mungkin ikut membantu mengirimkan delegasi untuk menghidupkan nama DPM kembali. 

Secara pribadi, apakah ada saran agar nama DPM lebih hidup kembali? 

Sebaiknya keanggotaan lebih diaktifkan dan sinergi antar anggota diperkuat agar DPM lebih terlihat oleh mahasiswa lainnya. (xel/cok/tha/ali)




Kolom Komentar

Share this article