Berita Kampus

Tidak Cuma Nyinyir, Ini Aksi Warga Balikpapan Atasi Bencana Tumpahan Minyak

Kepulan asap hitam akibat bocornya pipa milik Pertamina di Teluk Balikpapa. (Sumber foto: Sheravim/Antara)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Balikpapan yang dikenal sebagai “Kota Minyak” benar-benar “ditumpahi” minyak pada 31 Maret lalu. Tumpahan minyak tersebut sempat menghebohkan warga Balikpapan karena tercium bau gas yang menyengat. Setelah ditelusuri, ternyata bau minyak tersebut berasal dari perairan laut Teluk Balikpapan. Bahkan, bau minyak pun tercium oleh warga Balikpapan Baru yang tinggal sekitar 4 kilometer dari perairan. Tidak hanya mengeluarkan bau menyengat, tumpahan minyak tersebut juga mengakibatkan terjadinya kebakaran besar di laut.

Dikutip dari Tirto.id, Kepala Seksi Operasional Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kelas 1 Balikpapan, Octavianto melalui pesan singkat video WhatsApp menginformasikan tumpahan Bahan Bakar Minyak (BBM) terpantau sejak Sabtu (31/3) pagi di area perairan Teluk Balikpapan dan selanjutnya secara tidak terduga terjadi kebakaran sekitar pukul 11.00 Wita.

Dikutip dari Jawapos, kebakaran tersebut menyebabkan dua kapal nelayan dan satu kapal kargo pengangkut batu bara, Ever Judger, ikut terbakar di tengah lautan.

Dari tragedi tersebut dilaporkan sebanyak 20 orang selamat, satu orang mengalami luka bakar, dan lima orang ditemukan tewas. Lima korban tewas adalah warga Balikpapan yang pergi ke Teluk Balikpapan untuk memancing. Dari lima korban, seorang di antaranya merupakan nelayan profesional dan empat lainnya merupakan orang yang hobi memancing.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas tumpahan minyak mencapai 7.000 hektare. Hal itu mengakibatkan pantai di sisi Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU) tercemar hingga 60 kilometer.

Penyebab Tumpahan Minyak

Dikutip dari bbc.com, tumpahan minyak di Teluk Balikpapan pada 31 Maret lalu diakibatkan oleh pipa Pertamina yang putus di kedalaman 20 meter dari permukaan laut. Pipa tersebut menjalar dari Lawe-lawe Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menuju Balikpapan.

Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Ade Yaya, kepada wartawan bbc mengatakan, pipa pertamina patah dan kini tengah diperbaiki. Pipa berdiameter 20 inci dengan tebal 12 milimeter itu terputus karena adanya tekanan ekstrem di dalamnya. Akibat dari putusnya pipa tersebut, minyak mentah (Crude Oil) tumpah ke Teluk Balikpapan.

Mengutip dari data yang diperoleh kaltim.tribunnews.com, penyebab putusnya pipa bukanlah karena operasional Pertamina. Sempat beberapa kali membantah, pihak PT Pertamina Refinery Unit 5 (RU V) Balikpapan akhirnya mengakui minyak yang tumpah tersebut adalah miliknya.

"Minyak mentah milik Pertamina," ujar Togar MP, General Manager (GM) Pertamina RU V.

Sebelumnya, Togar MP berkali-kali membantah minyak yang tumpah itu berjenis Marine Fuel Oil dan tidak mereka produksi di kilang RU V.

Aksi Nyata Warga Membersihkan Minyak dari Teluk Balikpapan

Berita mengenai tumpahan minyak di Teluk Balikpapan menuai banyak reaksi. Tidak terkecuali masyarakat yang tergabung dalam berbagai komunitas dan instansi perusahaan. Mereka ikut serta dalam membantu membersihkan tumpahan minyak yang mencemari pantai sekitar.

Rabu (4/4) Laskar Pemuda Adat Dayak Kaltim-Kaltara (LPADKT-KU) berkolaborasi dengan Forum Duta Wisata Balikpapan (FDWB) menggelar acara “Balikpapan Oil Clean Up” dengan mengajak seluruh komunitas dan instansi perusahaan untuk bergabung. Sekitar 70 komunitas dan instansi perusahaan terlibat. Mereka memberikan dukungan dalam bentuk tim personil dan alat bantuan serta konsumsi. Setelah dibekali penyuluhan Health, Safety and Environment (HSE) oleh Pertamina, maka pembersihan dimulai dari membersihkan area sekitar Cafe Kilang Minyak sebagai muster point.

Teguh, Wakil Kepala Cabang IV LPADTKT-KU Balikpapan sekaligus team leader dari acara ini, saat diwawancara oleh Sketsa mengatakan bahwa ia cukup menyesalkan terjadinya insiden tersebut.

“Sebagai warga Kota Balikpapan, saya pribadi cukup menyesalkan insiden tersebut, sampai menimbulkan korban jiwa dan pencemaran lingkungan,” tuturnya. "Harus dilakukan investigasi yang jelas sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi oleh instansi-instansi yang terkait,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa kontribusi serta sensitivitas warga Balikpapan mengenai insiden ini juga sangat membantu aksi pembersihan ini. “Mereka mau turun langsung, tidak seperti beberapa orang yang nyinyir di media dan menyudutkan instansi terkait dengan meng-copy paste, namun tidak melakukan aksi nyata,” tukasnya.

Terakhir, dirinya menegaskan bahwa aksi lapangan ini bukanlah untuk mencari sensasi belaka, namun sebagai bentuk sikap yang nyata. “Urgensi kami adalah membantu dalam membersihkan pantai serta biota laut kami sesegera mungkin dari polusi ini agar cepat terpulihkan. Karena itu, musibah ini harus kita sikapi dengan bijak dan dewasa,” tutupnya.

Hingga berita ini diturunkan investigasi terhadap penyebab bocornya pipa Pertamina masih dilakukan oleh pihak kepolisian Balikpapan. Sejauh ini mereka telah memeriksa 22 orang saksi mata. Mengacu Pasal 99 Ayat 1-3, pelaku pencemaran lingkungan akan terancam hukuman pidana penjara hingga sembilan tahun. Tak hanya itu, mereka juga didenda maksimal Rp9 miliar. (rrd/len/aml)



Kolom Komentar

Share this article