Berita Kampus

Talkshow Pemira KM: Partisipasi Mahasiswa dalam Demokrasi Kampus

Menggerakkan partisipasi mahasiswa dalam pesta demokrasi melalui Pemira KM.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Ilustrasi: Pexels

SKETSA  Setelah usai dengan rangkaian sosialisasi, pendaftaran Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Presiden dan Wakil Presiden BEM KM dibuka sejak 31 Oktober hingga 9 November. Tercatat 2 pasangan calon telah mendaftar dan resmi diverifikasi di Rapat Pleno III pada Selasa (9/11) lalu.

Bakal calon Presiden pertama datang dari Prodi Informatika FT, yaitu Joji Kuswanto dengan wakilnya, yaitu Andi Indra Kurniawan dari Prodi Manajemen FEB. Kemudian yang kedua, Ikzan Nopardi Prodi Psikologi FISIP, dengan wakilnya Kholid Syaifullah dari Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP.

Pada tanggal yang sama juga Pemira KM melaksanakan talkshow. Mengusung tema “Meramu Pemimpin dari Cipta Partisipasi Mahasiswa dalam Pesta Demokrasi Kampus”. Acara ini dibuka oleh Ketua DPM, Muhammad Guntur Saputra. Guntur menyampaikan tujuan diadakannya talkshow ini adalah untuk menggerakkan partisipasi mahasiswa agar dapat berpatisipasi dalam pesta demokrasi.

Materi pertama disampaikan oleh Pansunan Siregar, Koordinator Pusat Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MIperiode 2021/2022. Dalam penyampaiannya ia mengatakan dalam menjalankan demokrasi secara maksimal diperlukan kesadaran penuh dari mahasiswa. Selain itu, semua elemen kampus semestinya harus bergerak dan menghidupkan kesadaran individu. 

“Yang terpenting bukan siapa yang memimpin, tapi bagaimana pemimpin itu komit untuk menjalankan demokrasi,” terang Pansunan.

Materi kedua disampaikan oleh Presiden BEM KM Unmul 2020, Kardiono Cipta Kanda. Dalam materinya, ia menjelaskan mengenai kepemimpinan yang ideal. Menurutnya, pemimpin yang ideal setidaknya memiliki 3 komponen utama.

Pertama, militansi. Seorang pemimpin ketika berada dalam suatu kepengurusan dituntut untuk dapat menjalankan amanah dengan baik dari mahasiswa. 

Kedua, kompetensi yang bagus. Seorang pemimpin harus bisa memimpin dirinya sendiri. Hal ini perlu ditunjang dengan adanya kompentensi yang baik dalam segala bidang. 

Ketiga, pemimpin harus bisa menyelaraskan lembaga yang dijalani. Hal ini dapat diterapkan dengan lebih cermat memosisikan dirinya di berbagai keadaan. Sebab jika tidak melakukan hal itu, pemimpin tersebut nantinya akan mengalami kesulitan.

Terakhir, ia juga turut menyampaikan apresiasi kepada pasangan-pasangan yang telah mencalonkan diri. Saya apresiasi (kepada) teman-teman yang mencalonkan diri. Pasti teman-teman punya ide atau gagasan, tetapi lagi-lagi proses itu penting."

“Bagaimana kita menyikapinya secara dewasa dengan mengedepankan rasionalisme bukan premanisme. Karena itu menentukan kadar kepemimpinan kita dalam demokrasi,” tutup Kardiono. (vyn/rvn/nkh)



Kolom Komentar

Share this article