Berita Kampus

[Tajuk Rencana] Gerak Lesu Mahasiswa dalam Eksekutif Mahasiswa-nya

Pasca reformasi, bagaimana kabar gerakan mahasiswa? Lepas dari belenggu otoriter terasa lega, apakah buat mereka terlena? (Ilustrasi: Fernandha Fadhila)

SKETSA - Sejarah perjalanan bangsa ini tak lepas dari peran mahasiswa. Dari zaman kolonial, hingga Orde Lama dan Baru. Tak gentar dengan ancaman tembakan peluru.  

Masih lekat diingatan, peristiwa fenomenal "Reformasi 1998". Kala sikap heroik mahasiswa menduduki Kantor MPR/DPR demi menurunkan penguasa tertinggi Indonesia yang menjabat selama tiga dekade, Soeharto.

Lalu pasca reformasi, bagaimana kabar gerakan mahasiswa? Lepas dari belenggu otoriter terasa lega, apakah buat mereka terlena?

Sejatinya, pergerakan dan mahasiswa merupakan satu kesatuan. Sebab, gerakan mahasiswa seringkali jadi tonggak perjuangan nasional. Dewasa ini, gerakan mahasiswa bagai macan tak bertaring, ada namun tak segahar dulu.

Diterpa segala zaman, sebutan "Eksekutif Mahasiswa" tak lagi dipandang istimewa. Eksekutif Mahasiswa ada dan adem ayem dalam balutan namanya. Meski sadar peran yang diemban besar, sayangnya lembaga ini kehilangan daya magis dalam mencetak aktivis kampus yang ulung.  

Eksekutif Mahasiswa kini, sepertinya cukup dengan merancang segala macam program kerja selama setahun, menghabiskan anggaran organisasi, dan buat menjadi laporan kinerja pada akhir kepengurusan nanti. Maka tak heran mahasiswa jadi apatis, karena para Eksekutif Mahasiswa tak lagi kritis.  

Berdasar data yang dihimpun dari ke-14 BEM Fakultas di Unmul, menunjukkan gerakan mahasiswanya yang masih malu-malu. Tak banyak yang nampak arah juangnya, bahkan dalam mengkaji permasalahan sesuai keilmuannya.  

Inikah indikasi gerakan yang mulai mati? Padahal, kampus layaknya pemerintahan mini, jadi ajang melatih diri untuk terjun ke masyarakat nanti.  

Menjadi bagian dari Eksekutif Mahasiswa, tentu mesti peka dengan permasalahan bangsa. Citra kritis dan idealis, bukannya fokus jadi artis. Eksekutif Mahasiswa harus dievaluasi, agar tak sekadar patah tumbuh hilang berganti. Mereka yang datang bukannya lantas pergi, tapi karena membawa misi demi Indonesia yang lebih baik lagi.


LPM Sketsa Unmul

Sabtu, 7 Oktober 2017



Kolom Komentar

Share this article