Berita Kampus

Strategi dan Inovasi Pemira BEM KM Tahun Ini

Sosialisasi pemira BEM KM (Foto: KPPR Unmul)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Pemira BEM KM Unmul siap menambah kemeriahan pesta demokrasi. Setelah melakukan pembentukan Komisi Pelaksana Pemilihan Raya (KPPR), tahapan pertama rangkaian Pemira ialah dengan melakukan sosialisasi Pemira BEM KM Unmul pada Selasa (13/11) lalu. Agenda yang difasilitasi oleh DPM KM Unmul ini dilaksanakan di Ruang Rapat lantai I Gedung Rektorat. Tujuan dari sosialisasi ini untuk menerangkan proses tahapan Pemira yang akan berlangsung hingga pertengahan Desember nanti.

Penjelasan ini disampaikan langsung oleh Fatmawati Makmur selaku ketua KPPR. Usai pembeberan alur Pemira, ketua DPM KM Unmul Dwi Luthfi juga turut menjawab pertanyaan yang dilontarkan hadirin sosialisasi dan menjelaskan persyaratan serta beberapa revisi di Pemira kali ini. Berdasarkan timeline yang dibagikan akun Instagram ofisial Pemilihan Raya Presiden dan Wakil Presiden Unmul, usai melakukan sosialisasi, dilanjutkan dengan pendaftaran bakal calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM Unmul pada 15-18 November lalu. 

Sejauh ini, terpantau sejak Jumat (16/11) lalu dari publikasi KPPR, sudah ada delapan paslon yang mendaftar dan menerima berkas pencalonan dari KPPR. Dari delapan paslon tersebut, baru satu pasangan yang mengembalikan berkas kemarin, (19/11).

Dalam kesempatan terpisah, Fatma menjelaskan susunan KPPR Unmul terbentuk dan disahkan pada (6/11) melalui sidang pleno DPM KM Unmul. 

Ia membebarkan upaya-upaya yang tengah dan akan dilakukan KPPR untuk menghindari potensi kericuhan agar tidak mengulang kejadian seperti setahun lalu. Di antaranya dengan melakukan beberapa revisi aturan, khususnya terkait surat cuti pendaftar serta mengurangi keterlibatan pihak birokrat.

KPPR juga berupaya membangun komunikasi dengan tiap DPM fakultas untuk menaikkan angka partisipan Pemira. Fatma berharap, Pemira tahun ini mempunyai atmosfer yang sama dengan penyelenggaraan yang ada di universitas di pulau Jawa. “Saya selaku ketua juga berkomitmen, seluruh anggota KPPR netral dalam pesta demokrasi dan tidak terlibat kampanye paslon,” imbuhnya.

Pemira yang bakal dilaksanakan di akhir tahun ini memiliki beberapa perbedaan dari sebelumnya. Jika tahun lalu paslon harus melewati dua tahap verifikasi berkas yang sifatnya tertutup, Pemira kali ini hanya melewati satu kali verifikasi dengan mekanisme sidang pleno terbuka untuk seluruh mahasiswa Unmul. 

Selain itu, syarat dukungan KTM sebanyak 500 harus bisa didapat dari empat belas fakultas yang ada di Unmul. Dengan demikian, paslon yang mendaftar harus mendapat KTM yang sesuai dengan rasio jumlah minimum mahasiswa yang bisa didapat di fakultas agar mecapai angka persyaratan. “Untuk presiden, berarti harus merupakan representatif dari seluruh fakultas itu,” jelas Fatma.

Tak jauh berbeda dengan sistem sebelumnya, pemungutan suara tahun ini tetap menggunakan sistem e-vote. Fatma merasa format tersebut lebih efisien. Namun yang berbeda dalam sistem pemungutan suara Pemira kali ini ialah pemilih harus melewati tahap verifikasi ganda setelah login ke sistem ketika hendak memvoting. Tim khusus akan dibuat untuk menangani sistem e-vote menjamin kerahasiaan dan keamanan sistem. 

Dwi Luthfi selaku Ketua DPM KM mengatakan dalam waktu dekat akan melakukan uji internal bersama Tim IT. "Tim IT terdiri dari Perwakilan UPT. TIK, Biro Akademik dan Kemahasiswaan, Developer, DPM KM, KPPR, serta Mahasiswa FKTI yang dipekerjakan. Dalam beberapa hari ke depan Panwas menyusul (masuk ke dalam tim)," tulisnya melalui pesan Whatsapp

Sementara itu, Zawilhikam Mohammad selaku Ketua IT e-voting Pemira sedikit menjelaskan verifikasi ganda yang dimaksud. 

"Jadi di TPS nanti login TPS terlebih dahulu, baru bisa login mahasiswa," ujarnya. 

Alasannya untuk pengamanan dan asal mahasiswa yang memilih lebih terkoordinir. Ini juga akan memudahkan dalam mengelola data perekapan hasil voting. (pil/adl)





Kolom Komentar

Share this article