Berita Kampus

Sosialisasi Usai Digelar, Unmul Buka Rekrutmen Satgas PPKS

Rekrutmen satgas PPKS

Sumber Gambar: Edukasi Kompas

SKETSA — Usai melalui persiapan yang panjang, Unmul akhirnya membuka pendaftaran satuan tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS). Menilik kembali terkait implementasi Permen PPKS dan rekrutmen panitia seleksi (Pansel) Satgas PPKS yang terbilang lamban, hal ini tentunya menjadi kabar yang menggembirakan bagi civitas academica Unmul. Sebab, kasus kekerasan seksual terus bergulir di Unmul sebelum adanya Permen PPKS ini.

Pendaftaran Satgas PPKS ini dibuka pada 12 hingga 19 Agustus 2022. Secara beriringan, Pansel PPKS mengadakan sosialisasi pada Senin (15/8) lalu dengan membahas bagaimana sistem yang akan dilakukan oleh Satgas PPKS dan kesediaan untuk memahami seluruh isi yang terkandung di dalam Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021, jika dinyatakan lolos seleksi nantinya. 

Seusai pelaksanaan sosialisasi tersebut, awak Sketsa mewawancarai Agustina Wati selaku Pansel Satgas PPKS Unmul. Dimintai keterangan melalui Whatsapp pada Senin (15/8), Agustina mengungkap antusiasme civitas academica cukup tinggi. Itu dilihatnya dari hadirnya sejumlah dosen, tenaga pendidik, serta mahasiswa dalam sosialisasi yang dilaksanakan secara daring itu.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa informasi terkait pendaftaran Satgas PPKS akan disebarkan melalui media sosial yang akan dikoordinasikan dengan Humas Unmul.

“Besok akan ada podcast dan ada beberapa informasi yang akan di-upload di web universitas termasuk persiapan baliho sebagai upaya untuk menyebarluaskan informasi terkait dengan pendaftaran calon Satgas Unmul,” paparnya.

Agustina juga menegaskan bahwa persyaratan yang tertera dalam brosur hanyalah persyaratan yang bersifat opsional. Dengan kata lain, calon pendaftar masih memiliki peluang untuk diterima meskipun tidak berpengalaman dalam mendampingi korban pelecehan seksual.

Pansel Satgas PPKS terus berupaya dalam mengampanyekan informasi terkait rekrutmen Satgas PPKS agar dapat sampai ke seluruh warga kampus. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan kasus pelecehan dan kekerasan seksual di Unmul.

“Kami harapkan juga bisa dikawal atau diawasi agar informasi ini benar-benar bisa didapatkan oleh seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa,” tutupnya. 

Sketsa juga berkesempatan mewawancarai calon pendaftar Satgas PPKS pada Selasa (16/8). Diwawancarai secara daring melalui Whatsapp, Wahyuni yang saat ini menjabat sebagai Menteri Gender di BEM FISIP, mengaku tertarik mendaftar karena dirinya ingin membantu mengadvokasi korban yang mengalami kekerasan seksual.

Meskipun ia belum secara resmi mendaftarkan diri, Wahyuni menuturkan bahwa ia memiliki keinginan besar untuk terlibat dalam pencegahan kekerasan seksual di lingkungan kampus.

Ketika ditanya menyoal kriteria persyaratan bagi pendaftar, Wahyuni berpendapat bahwa persyaratan tersebut sudah sesuai. Ia juga menilai bahwa tim Pansel telah melakukan riset mendalam sehingga kriteria yang telah ditetapkan sudah cukup baik.

“Apalagi ada persyaratan bahwa tidak pernah melakukan tindakan kriminal yang berbau dari Satgas ini. Menurutku (persyaratan) itu sudah sesuai walaupun ada persyaratan untuk meminta ke rekomendasi fakultas. Cuma itu bukan hal besar menurutku buat orang yang mau berproses. Jadi itu aja effort-nya. Selebihnya, ya, emang kita harus mengeluarkan effort buat menjadi Satgas nanti ke depannya.” 

Wahyuni juga mengatakan bahwa ia mengetahui informasi terkait rekrutmen Satgas PPKS melalui kabar yang beredar dari relasinya di BEM FISIP. Hingga saat ini, ia mengaku belum melihat informasi tersebut melalui media sosial. Meskipun demikian, ia tetap dapat mengikuti perkembangan terkait rekrutmen Satgas PPKS. Menteri Gender BEM FISIP itu bahkan mengaku bahwa ia turut mengikuti sosialisasi yang diadakan pada Senin (15/8) lalu.

Wahyuni berharap, pembentukan Satgas ini dapat memberi ruang aman bagi seluruh warga kampus. Selain itu, ia turut berharap bahwa Satgas PPKS dapat memberikan edukasi khususnya bagi mahasiswa serta menjadi peringatan bagi siapapun yang memiliki niat jahat.

“Karena kita tahu, beberapa kasus di Universitas Mulawarman dari oknum dosen, oknum mahasiswa, bahkan oknum petugas pun bisa saja menjadi oknum. Petugas keamanan pun mungkin bisa saja menjadi pelaku ataupun korban. Jadi harapanku, dengan adanya Satgas bisa memberikan edukasi buat mahasiswa-mahasiswa Unmul,” tutupnya mantap. (sya/dre/mar/nkh)



Kolom Komentar

Share this article