Berita Kampus

Segera Rampung, Unmul Siap Soft Launching Gedung Proyek IsDB

Ilustrasi gerbang utama Unmul yang berlokasi di jalan M. Yamin.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber gambar: piu-idb.unmul.ac.id

SKETSA - Memasuki akhir tahun, sejumlah gedung dan fasilitas yang berasal dari dana hibah Islamic Development Bank (IsDB) mulai menunjukkan megahnya. Bahkan direncanakan dalam waktu dekat ini akan digelar soft launching beberapa gedung. Hal ini menjadi salah satu pembahasan dalam audiensi yang dilakukan pada Selasa, (17/9) lalu oleh Jaringan Advokasi (Jarvo) Mulawarman bersama pihak rektorat serta perwakilan Nusa Konstruksi Engineering (NKE).

Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa meminta adanya keterbukaan informasi termasuk transparansi dana terkait pembangunan IsDB. Menanggapi itu, Bohari Yusuf, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama dan Humas meminta mahasiswa untuk bersurat mengenai hal-hal apa saja yang ingin diketahui. “Nanti akan kami konsultasikan terlebih dahulu dengan T4D (Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah) kejaksaan didampingi BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), karena ada informasi publik yang tidak bisa kami bagikan,” ujarnya.

Meski proyek pembangunan ini ditujukan demi kemajuan Unmul, namun dalam prosesnya mengundang sejumlah keresahan, seperti yang disampaikan beberapa mahasiswa dalam audiensi tesebut. Fakultas Farmasi menjadi salah satu yang cukup merasakan efek getaran dari pengerjaan bangunan. Bahkan getaran tersebut terasa hingga menyebabkan sejumlah peralatan di lab jatuh. Kendaraan pengangkut barang dengan ukuran besar pun tak jarang lalu lalang di jam aktif perkuliahan.

Selain itu, pemasangan rambu lalu lintas sebagai bentuk peringatan masih minim ditemukan. Mahasiswa juga mengeluhkan posisi kaca cembung yang dinilai berada di posisi kurang tepat sehingga kurang berjalan efektif. Mengantisipasi titik-titik rawan terutama pada malam hari, mahasiswa menyarankan untuk dilakukan pemasangan stiker hologram yang dapat membantu pengendara ketika malam hari.

Vinna selaku dosen teknik yang juga tergabung dalam tim pembangunan proyek IsDB menegaskan bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan saat ini merupakan konseksuensi. “Itu adalah harga yang harus dibayar, demi rumah kita lebih baik dan nyaman. Bicara tentang proyek, itu tidak sesederhana yang kalian lihat, ‘kami terganggu’. Sementara yang di lapangan itu berjibaku antara waktu, biaya, dan menjaga kenyamanan,” jelasnya.

Sementara itu Mustaid Yusuf, Direktur Eksekutif Project Implementation Unit (PIU) menjelaskan bentuk pelaporan dana. Setiap bulan, Unmul harus menyampaikan laporan kepada pihak pemberi dana, dalam hal ini IsDB. Setelah itu, tiap tiga bulan diadakan rapat starring committee technical review team (SCTRT) ke Kemenristekdikti. Semua perkembangan tahapan pembangunan dipaparkan di sana, termasuk laporan keuangan. Ada juga monitoring dan evaluasi dari pihak Kemenristekdikti yang datang langsung ke Unmul untuk mengaudit , melihat seberapa jauh serapan keuangan. Selain itu, bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ada laporan triwulan, di mana seluruh projek dilaporkan.

Mengenai dana, Bohari menegaskan bahwa tidak ada sepeser pun dana dipegang pihak Unmul, melainkan oleh pihak IsDB di Jeddah. Sistem pembayaran yang dilakukan menggunakan sistem direct payment. Unmul berkontrak dnegan pihak NKE selama 22 bulan, hingga Juli 2020 mendatang. Meski begitu, Bohari berharap proyek pembangunan ini rampung di awal tahun depan. Dana kontrak Unmul bersama NKE sebesar Rp324 miliar. Dikatakan Bohari, sejauh ini dana yang sudah dikucurkan sekitar Rp150 miliar. 

Rencananya, 26 September mendatang akan digelar soft launching beberapa gedung, di antaranya Science Learning Center (SLC), ICT Center dan juga gerbang depan Unmul  di jalan M. Yamin. “Sekalipun belum selesai 100%, tapi yang jelas jalannya sudah bisa dipakai. ICT juga belum 100 persen,” jelas Bohari. 

Ya’qub Syahriar, selaku Quality Control NKE mengatakan jika awalnya schedule project pembangunan di Unmul sempat mengalami ketertinggalan sekitar 20% dari tiga universitas penerima dana hibah lainnya, yakni Universitas Negeri Jember, Universitas Negeri Malang dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Namun ketertinggalan itu disebut Ya’qub di luar rencana. Kini, pembangunan Unmul bahkan sudah hampir setara dengan ketiganya.

“Bicara tentang traffic  management, mohon maaf kalau di Farmasi sampai merasakan getaran, karena itu cara yang paling efektif yang bisa kami lakukan. Jangan khawatir kami tidak berpikir soal kenyamanan operasional gedung di sekitar,” kata Ya’qub.

Soal dana, Ya’qub menyebut pihaknya tidak menutup informasi seputar transparansi dana, jika memang ada informasi yang ingin diketahui mahasiswa bisa langsung datang ke kantor atau berkirim surat, seperti yang disarankan Bohari. Sebab berdasarkan regulasi, ada informasi yang memang tidak boleh dibuka ke publik. Menanggapi saran rambu lalu lintas sebagai peringatan, Ya’qub menegaskan pihak K3 NKE akan melakukan investigasi di lingkungan Unmul agar diupayakan dalam satu minggu sudah lengkap, dengan sebelumnya berdiskusi terlebih dahulu.

Sebelum audiensi ditutup, Vinna menyampaikan sebagai bentuk kontribusi dalam pembangunan Unmul, mahasiswa dapat ikut menyumbang pohon yang nantinya akan ditanam di gerbang M. Yamin. “Nanti kalau sudah selesai fisiknya kami akan menanami pohon. Sebagai bentuk sumbangsih, mahasiswa bisa ikut menyumbang.” (adl/ann)




Kolom Komentar

Share this article